*rumah Boboiboy ( 20.00 )
"Huhuhu....first kiss aku....dah lah si landak tu pulak yang ambil?!" Omel Boboiboy seorang diri di kamar mandi nya, sudah 30 menit dia di dalam kamar mandi terus-menerus mengomel tentang kejadian di sekolah tadi. Menatap wajah nya ke cermin wastafel Boboiboy teringat apa yang fang cakap tadi
"Salah kau lah punya wajah comel Sangat"
"Ush! Apa fang ni, mana ada aku comel, lagipun lelaki tu takde yang comel, perkataan itu untuk perempuan je!" Boboiboy mulai mendongkat wajah nya di wastafel, dia masih lagi merenung wajah nya di cermin
"Dah lah main kiss kiss aku pula, memang nya dia siapa?! Boyfriend aku pun bukan! Hmp!" Omel Boboiboy lagi sambil buat wajah kesal, yang mungkin jika di lihat oleh orang pasti akan sangat menggemaskan. Tapi kenapa dia malah Fikir pasal 'boyfriend'? Ehh?!
___
*Rumah fang
"Hmm...macam mana nak buat Boboiboy berbaikan dengan aku eh?" Fikir fang sambil bermain phone nya. dia sedang berada di ruang tamu, duduk di sofa dengan tv menyala. Masih asik dengan phone nya, tiba-tiba ada seseorang yang menganggu
"Fang kalau kau tak menonton, matikan lah TV tu, buang-buang listrik tau?!" Marah kaizo yang baru keluar dari kamar nya.
"Hmm aku bagi dia coklat Kot?" -fang
Seperti nya fang sama sekali tidak memperhati kaizo.
"Woi?! Matikan tv tu!!" Teriak kaizo akhirnya membuat Fang sadar
"Nanti aku matikan" -fang
"Kau main phone kan?! Matikan jelah bising tau!" -kaizo
"Ish apelah Abang ni, dah lama single lah tu, nak je ganggu orang sedang pdkt" gumam fang tapi masih bisa di dengar oleh kaizo, tiba-tiba kaizo muncul di belakang sofa dengan wajah horor menatap fang
"Ha?? Lagipun perempuan Kat sekolah kau tu lagi sukakan aku kan" -kaizo
"Ceh..aku tak butuh lah perempuan tu, aku dah ada satu budak yang boleh kalahkan semua kecantikan perempuan yang hanya guna Mekup Mekup tu" balas fang dengan bangga membuat kaizo heran
"Emm satu hal, make up bukan Mekup" ucap kaizo yang mengoreksi perkataan fang
"Sama jelah......" fang memutar bola mata nya, entah karna tidak peduli atau karna mengontrol rasa malu nya.
"Jadi agak nya siapa budak tu?" -kaizo
"Rahasia lah, mana boleh bagi tau" jawab fang sambil melirik arah lain
__
"Apekah?!"
Suasana kelas saat ini sedang sangat menegangkan bagi budak bertopi orange itu, sedangkan di depan nya seseorang landak tampak tenang-tanang saja. Susana kelas pun sangat sunyi hanya terdengar detak jam yang menunjukkan pukul 09.10
"Asal harus ada ujian pemeriksaan mendadak ni!" Batin Boboiboy dengan tubuh gemetar sambil melihat kertas ujian nya di atas meja, beberapa soal sudah dia isi tapi apa yang dia takutkan?
Melirik ke arah Gopal untuk meminta bantuan, tapi Boboiboy sama sekali tidak berani membuka suara sebab suana ini terlalu sunyi. Boboiboy kembali menghadap ke depan dimana ada fang di situ.
"Emmm....takkan lah aku harus minta bantuan landak ni" Boboiboy menundukkan kepala nya karna sudah menyerah dengan keadaan. Tak lama kemudian ada seseorang yang menyodorkan tangan nya ke belakang. Boboiboy mengangkat kepala nya dan melihat orang itu iyalah fang. Saat melihat benda yang fang sodorkan padanya, Boboiboy langsung mengeluarkan air mata terharu.
"Fa-fang" dengan bahagia Boboiboy menerima benda itu iyalah 'penghapus', lalu tersenyum menis ke arah fang
"terima kasih kau dah selamatkam hidup aku!" Mungkin seperti itulah batin Boboiboy yang fang fikirkan saat ini.
Fang membalas senyuman nya dan kembali ke hadapan, dia sedikit menaikan kacamata nya ke atas seperti sok keren. "Heh mission complete"
.
.
.
.
*Kantin
"Macam mana ujian kau tadi Boboiboy" tanya fang sambil menyenggol lengan Boboiboy
"Biasa je...." Jawab nya malas
Fang yang mendengar jawaban Boboiboy mulai bosan dan mencucuk pipi Boboiboy. Semakin lama Boboiboy juga semakin terganggu dan menatap fang dengan datar membuat Fang menghentikan aksi nya. Setelah itu Boboiboy kembali menengok ke depan membuat fang heran
"Aik? Dia tak mengamuk?? Pelik betul...." Fang menyipitkan mata nya karna heran, dia membuka bungkus eskirm lalu menyodok nya ke dalam mulut Boboiboy. Tapi Boboiboy malah mengigitnya nya dan mengunyah nya
"What the fek?" -fang
Karna tak mendapat perhatian dari Boboiboy membuat Fang menemukan ide nakal, dia mulai smirk dan mendekati wajah Boboiboy
Cup~
PLAK!!
Boboiboy langsung menampar fang lalu menyentuh pipi nya yang tadi di cium fang
"Kau ni tak tau malu eh?!!?"
"Uhhg....kau lah diam je macam patung" jawab fang sedikit meringis karna rasa sakit akibat tamparan tadi.
"Suka hati aku lah kau jangan kacau!! Main jelah dengan kawan kau yang lainnya, apesal asyik aku je....and satu hal, jangan suka kiss kiss aku! Kau tu bukan siapa-siapa aku pun!" Marah Boboiboy dengan nafas terengah-engah fang pula terdiam sebelum menjawab
"Kalau camtu aku jadi boyfriend kau jelah, kan mudah bila aku nak kiss kau" balas fang dengan santai dan...
PLAK!!
lagi, Boboiboy menampar fang kali ini lebih keras dari yang sebelumnya
"Kau ni senang Sangat cakap! Kau ada otak kan! Kita ni lelaki!" -boboiboy
.
.
.
*Ruang guru
Kaizo sedang memeriksa hasil ujian yang tadi di laksanakan, semua murid rata-rata mendapatkan nilai cukup bagus, tapi ada satu kertas ujian yang tak habis-habis dia pandang saat ini.
"Ish! Apehal ni, teruk betul!" Kesal kaizo saat melihat nilai nya, kaizo melihat name di kertas ujian tu untuk melihat siapa pemilik nya, apabila di lihat nama murid itu iyalah 'boboiboy' ?
__
Perjalanan pulang sekolah, Boboiboy tak habis-habis melihat kertas yang tadi di berikan oleh Kaizo.
"Les privat BI dengan cikgu kaizo, makna nya aku harus ke rumah fang kan" gumam Boboiboy langsung tak semangat. Setengah hari di sekolah dengan fang saja sudah membuat nya muak dan sekarang dia harus melihat fang tiap hari?! Bahkan hari Minggu di mana tidak ada seorang landak yang memanganggu nya kali ini dia harus tetap melihat nya?!
To be continued......
5 November
KAMU SEDANG MEMBACA
just friend or rival? (Fangboy Fanfic) ✓
AcakBXB! ⚠️ GAY || Ini bukan oneshot, cerita ni iyalah cerita berkelanjutan || Sinopsis ↓↓ Boboiboy dan fang sudah menjadi rival sejak duduk di kelas VII lagi. Entah apa yang membuat mereka saling membenci, tapi sepertinya fang hanya menganggap itu hal...