*petang nya
Entah mengapa fang merasa risau dengan keadaan Boboiboy. Apalagi pagi tadi fang mendapat mimpi dimana kepala Boboiboy terkena sebuah kapak dari atas. Dia seharusnya sadar kalau mungkin ada sesuatu yang terjadi pada Boboiboy. tidak ingin terus-menerus dihantui rasa risau fang memutuskan untuk menemui boboiboy.
Sampai di depan pintu, fang mengetuk pelan sampai akhirnya seorang pria tua membukanya.
"Err tok, Boboiboy ada??" Tanya fang sambil tersenyum tipis. Wajah tok aba tampak risau tapi dia Cuba sembunyikan dengan tersenyum.
"Boboiboy takda, pagi tadi dia pergi, kata nak balik tengah hari tapi sampai sekarang belum muncul dah budak tu" jawab tok aba dengan nada yang seperti menghawatirkan. Fang yang mendengar lantas terkejut.
"Boboiboy ada cakap tempat tujuan nya tak?? Dia pergi sorangan je?? Pukul berapa dia bertolak?! " tanya fang dengan pertanyaan bertimpa-timpa. Tok aba sampai sulit nak jawab.
"Eerr....tenang dulu fang, tanya satu-satu" ucap tok aba sambil sedikit menjauhkan tubuh fang. Fang baru tersadar dengan tindakan nya langsung menjauhkan sendiri tubuh nya sambil tersenyum kekok.
"Maaf tok....errmm jadi??"
Tok aba menghela nafas panjang
"Boboiboy kata dia nak pergi suatu tempat dengan kawan dia, emm rasa nya Boboiboy bertolak pukul 08.20, dia kata nak balik tengah hari tapi sampai sekarang takda kabar lagi, Atuk pun dah Cuba call tapi asyik tak angkat" jelas tok aba panjang lebar. Fang yang mendengar nya berfikir sejenak.
"Kawan? Siapa?" Tanya fang dan tok aba hanya mengedikan bahu.
"Perempuan, tapi Atuk tak kenal"
Fang langsung terkejut landak, perempuan?! Siapa! Mungkinkah boboiboy dan perempuan tu sedang date?! Tapi tidak, bukan waktu yang tepat untuk memikirkan itu, sekarang keberadaan boboiboy lebih penting!
"Yaya ke?"
"Bukan, dia tak guna tudung" balas tok aba, fang kembali berfikir sampai akhirnya otak fang tersangkut pada satu perempuan yang dia yakin. Fang memandang tok aba yang nampak masih khawatir, fang mengukir senyum tipis.
"Emm rasa nya fang tau, sekejap ye tok" fang langsung melangkah sedikit menjauhi tok aba. Tok aba masih diam di depan pintu sambil memandang fang yang tengah mengeluarkan ponsel nya.
Di sisi fang. Fang nampak sedang mencari satu kontak hingga akhirnya menemukan nya dan menekan tombol call. Fang menunggu jawaban.
"Hello! Fang!!" Teriak orang dari ponsel itu.
"Sani kau--"
"Takda masa untuk bincang fang!!" Potong sani. Fang dapat dengar suara yang cukup ribut dari ponsel nya.
"Sani kau Kat mana?! Mana boboiboy! Aku tau kau ada bersama Boboiboy kan?!! Mana dia?"" Balas fang Sedaya upaya agar suara nya tidak terlalu kencang dan di dengar oleh tok aba.
"Boboiboy? Aku-- aku terpisah dengan dia" balas Sani, suara dari sebrang sana tampak sangat bising, fang tau kalau ada yang terjadi di tempat mereka.
"Oke oke! Sekarang kau Kat mana? Apa dah jadi?!" -fang
"Aku tak boleh bincang lama-- kau dengar elok elo-- aku ada Kat banguna- terbiar dekat pantai, cepat!-- kiteorang kene culi-- AAAA!"
Sambungab langsung diputuskan oleh Sani. Fang terkaku tak percaya dengan apa yang barusan dia dengar 'culik'. Tangan fang mulai bergetar ini mengingatkan nya kembali dengan sesuatu...
*Di sisi Sani*
Sani langsung melempar ponsel nya di atas meja, dia bersandar pada tembok dengan santai, seperti tidak ada masalah, lain sangat dengan cara dia berbicara saat di telefon tadi.
"Tepat macam yang di jangka" ucap nya
*Kembali pada fang*
Fang dengan ragu menatap tok aba yang masih di depan pintu memandang nya penuh harapan. Fang merasa tidak tega jika harus memberi tau tok aba tentang ini, bagaimana reaksi nya nanti.
Apakah fang harus jujur atau bohong?? Saat fang berniat ingin berbohong otak nya berputar mengingat kejadian dulu, kejadian yg dia sesali."Boboiboy macam mana kalau kau ja--"
Fang segera menggeleng kepala nya agar ingatan itu hilang. Tidak ingin merasakan penyesalan seperti dulu, fang akhirnya memutuskan untuk jujur. Berjalan mendekati tok aba, fang menarik nafas panjang sambil menyimpulkan tekad nya.
"Maaf tok.... Boboiboy...kena culik"
Fang segera menutup mata nya karna merasa tidak kuat melihat reaksi tok aba. Tidak ada respon. Fang kembali membuka mata nya dan menatap tok aba yang seperti mematung.
"Tok, Atuk okay tak ni?" Tanya fang khawatir sambil memegang bahu tok aba. Tok aba mula menatap fang sedih
"Fang...jangan nak menipu orang tua" balas tok aba, air mata nya mulai mengalir, dia merasa amat tidak percaya kalau cucu kesayangan diculik. Fang yang melihat nya hanya bisa menahan sakit di dada nya, dia merasa gagal.
"Maaf tok...tapi..--"
Ucapan fang terpotong karna tiba-tiba tok aba terjatuh tapi untuk fang sempat menangkap nya.
"Tok! Ja-jangan risau, fang janji akan selamatkan Boboiboy!!" -fang
___
Di sebuah kamar usang gelap tanpa lampu, tembok semen yang tidak di cat atau di beri wallpaper dan sedikit berlubang-lubang dan runtuh. Hanya sinar bulan saja yang menerangi kamar itu.
Seorang lelaki muda yang tengah tidur di ranjang itu mulai membuka mata nya perlahan. Tubuh nya terasa amat kaku dan sakit. Setelah mengoptimalkan mata nya, lelaki itu mulai bangun, walaupun tubuh nya kesulitan untuk bangun tapi dia memaksa. Setelah berhasil mengubah ke posisi duduk, lelaki itu menatap sekeliling nya, banyak barang-barang yang terbuat dari kayu dan sudah berdebu.
Kali ini lelaki itu berniat untuk berdiri dan mencari jalan keluar. Tapi saat dia berdiri dan menegakan tubuhnya, kepala nya sedikit pusing sampai dia harus bertumpu pada tiang (entahlah apa nama nya, tau tak katil kanopi/dipan kanopi ??)
Lelaki itu kini mulai berjalan ke arah pintu, tapi apabila dia mulai dekat, dia rasakan ada sesuatu yang menahan kaki nya. Lelaki itu menatap ke bawah dan melihat sebuah rantai pada kaki kiri nya. Mengeluh, lelaki itu akhirnya kembali duduk di atas ranjang.
Sampai akhirnya pintu kamar itu terbuka dan menampakkan seorang perempuan bersurai panjang yang sangat lelaki itu kenal.
"Kau dah sedar eh? Boboiboy??" Ucap perempuan itu yang bukan lain iyalah Sani sambil berjalan mendekati Boboiboy yang hanya terduduk diam menatap ke bawah. Sani mula mengusap kepala Boboiboy yang tak lagi tertutup topi
"Jangan risau fang akan segera datang dan selamatkan kau" ucap Sani lembut. Boboiboy mengangkat kepala nya dan menatap tajam Sani.
"Apa kene mengena dengan fang?! Apa maksud akak semua ni?!" Ucap Boboiboy dengan nada tinggi, Sani segera menutup mulut Boboiboy.
"Ssttt ....tanya je pada dia nanti, fang tau semua nya" balas Sani dan dia kini mulai berjalan ke arah pintu. Boboiboy merasa tidak puas hanya di beri jawaban setengah-setengah.
"Tunggu! Akak!!--"
"Jangan buat bising! Aku sumbat mulut kau dengan kain nanti!"
(Brak!!)
Sani terus menutup pintu itu dengan kasar meninggalkan Boboiboy sendirian di kamar itu. Hening seketika.
"Cih, ingatkan nak bagi makan sekali tadi! Tak guna siot!! Huhuhu laparnya.. ಥ_ಥ" -boboiboy inside
To be continued....
Thanks 5k mata 👁️👄👁️💕💕
3 Januari

KAMU SEDANG MEMBACA
just friend or rival? (Fangboy Fanfic) ✓
De TodoBXB! ⚠️ GAY || Ini bukan oneshot, cerita ni iyalah cerita berkelanjutan || Sinopsis ↓↓ Boboiboy dan fang sudah menjadi rival sejak duduk di kelas VII lagi. Entah apa yang membuat mereka saling membenci, tapi sepertinya fang hanya menganggap itu hal...