[HaHa2]

114 43 16
                                    

Kalau suka bilang aja!

"Le, abis pulang sekolah kita nongkrong di kafe ya," ajak Hanin setelah jam pelajaran Bu Sera selesai.

"Besok 'kan mau ulangan lisan biologi Nin." Lea sebagai murid yang mendapat nilai tertinggi merasa Hanin hanya membuang waktunya.

"Kan nanti malem kamu bisa belajar lagi. Ayo dong Lea nggak mungkin 'kan aku kesana sendiri."

"Nin, kamu ajak Alvin aja gih. Dia pasti mau," ujar Lea.

Alvin yang mendengar namanya disebut langsung menoleh dengan menaikkan alis sebelah kanannya. Lea yang mengerti maksud Alvin langsung menjelaskan apa yang sedang mereka bicarakan.

"Itu loh, si Hanin pengen nongkrong di kafe. Tapi 'kan aku lagi sibuk. Kamu mau nggak temenin dia sebentar?"

"Kenapa aku?" tanya Alvin menunjukkan dirinya.

"Udah deh, kalau nggak ada yang mau aku pergi sendiri aja. Jangan banyak alasan. Dah lah aku mau pulang." Perasaan Hanin hari ini memang lagi berantakan tidak tahu kenapa. Semenjak Lea sedikit berubah kepada Hanin. Bukannya ia egois tapi kenapa Lea sedikit menjauhi Hanin.

Lea melihat Hanin melenggang pergi hanya mengerdikkan bahu acuh. Alvin melihat itu bingung dengan sikap mereka berdua.

"Kalian berantem?" tanya Alvin, yang ditanya hanya diam tanpa mendengarkan.

"Hey, aku tanya kalian berantem?"

"Udahlah Vin, aku lagi kesal. Kenapa kamu terus saja bertanya? Apa gunanya? Toh juga Hanin udah pergi."

"Kenapa kamu marah? Aku hanya bertanya."

"Jangan ikut campur urusan kita berdua. Aku lagi sibuk."

Alvin mencengkal lengan Lea yang buru-buru pergi. Lea mendengkus kesal, dengan cepat ia melepaskan cekalan Alvin.

"Kenapa?"

"Aku tanya kenapa kalian berantem?"

"Vin, aku lagi nggak mau bahas Hanin hari ini." Lea berbalik menghadap Alvin, orang yang dari dulu ia cintai.

"Kamu suka sama Hanin 'kan?"

Deg!

Alvin merasa jantungnya berpacu dengan cepat. Kenapa pertanyaan ini tiba-tiba. Darimana Lea tahu perasaannya. Ia menggeleng cepat.

"Nggak usah bohong! Aku tahu semuanya. Kenapa sih Vin. Kamu harus suka sama Hanin. Aku kurang apa sih."

Alvin lagi dan lagi hanya menggeleng.

"Maaf," ujarnya membuat air mata Lea luruh seketika.

"Kenapa Vin? Aku benci sama kamu, aku benci sama Hanin. Aku benci semuanya. Semua persahabatan kita dan tentang perasaan ini."

Untung saja hanya ada mereka berdua di dalam kelas. Kalau saja ramai pasti Lea sedikit malu mengakui perasaannya.

"Aku tahu, tapi maaf aku nggak bisa memaksakan perasaan ini. Aku hanya mencintai Hanin, sekali lagi maaf."

"Baiklah, kamu lupain saja kalau aku menyukaimu. Soalnya aku cuma bercanda," kata Lea membuat Alvin mengelus dadanya.

"Hem, aku kira beneran." Sekali lagi ia mengelus dadanya. Ia benar-benar takut menyakiti perasaan Lea.

"Aku nggak mungkin suka sama kamu. Apalagi sampai mengorbankan persahabatan kita."

"Kalau suka sama aku nggak papa kok, Le." Lea mendengar itu langsung tersenyum malu.

Hanan & Hanin {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang