Niko Nazril Ilham
Mungkin tak banyak menceritakan bagaimana latar belakang seorang Niko. Ketua Osis sekaligus penerima beasiswa terbaik dari SMA Himalaya karena kecerdasannya. Dia anak pertama dan memiliki seorang adik laki-laki yang masih duduk di bangku SD kelas enam.
Ibunya seorang asisten rumah tangga dan Ayahnya sudah meninggal tiga tahun yang lalu. Meskipun begitu Niko tetap bersyukur karena telah diberikan kepercayaan untuk menerima beasiswa di sekolah terkenal itu.
Motor saja ia dapatkan dari menang undian sabun mandi. Sepertinya harus berguru dengan Niko bagaimana caranya agar selalu hoki dimana pun dan kapan pun kita berada.
Zaki Iskandar, anak kecil berumur sepuluh tahun enam bulan yang selalu mengganggu Niko.
"Bang!" panggil Zaki.
"Apaan dah?" kesal Niko karena Zaki tidak mau turun dari kasurnya.
"Minta duit dong," ucap Zaki seraya mengulurkan tangannya tepat di depan wajah Niko.
"Nggak ada!" Niko menarik kembali selimutnya hingga menyelimuti seluruh tubuh.
"Bang, minta duit dulu," rengek Zaki menggoyangkan tubuh Niko.
"Berapa? Buat apa?" tanya Niko dari balik selimut macannya.
"Lima ribu buat beli buku gambar sama pensil," kata Zaki jujur.
Niko beranjak dari kasurnya kemudian mengambil sesuatu dari lemarinya. Zaki mengamati Niko dengan saksama dari ujung rambut sampai ujung kaki. Ternyata kakaknya tinggi juga. Pasti nanti kalau Zaki sudah SMA setinggi kakaknya bahkan bisa lebih lagi.
"Nih!" Niko memberikan uang, oh tentu tidak.
Buku gambar yang sudah ia beli kemarin mungkin Zaki lebih membutuhkannya. Karena Niko suka menggambar.
"Pensilnya Bang," pinta Zaki setelah mendapatkan buku gambar milik Niko.
"Ambil aja disana," suruh Niko menunjukkan meja belajar yang terdapat banyak sekali pena dan pensil begitupun dengan pensil warna.
Kaki kecil Zaki melangkah menuju meja belajar Niko dan mengambil satu pensil dan," Bang sekalian sama penghapus ya," katanya.
"Hem."
Zaki tahu deheman Niko pertanda bahwa diperbolehkan.
"Jangan lupa tutup pintu kamar," ujar Niko mengingatkan.
Niko menutup rapat mata karena ia sangat mengantuk sekali. Tak lama ia tertidur dengan pulas. Hari minggu dimana waktunya merehatkan tubuh dari aktivitas sekolah yang tak ada habis-habisnya. Menjadi ketua osis bukan hal yang mudah seperti orang-orang bilang.
"Enak ya jadi ketua osis pasti dikenal guru sama seluruh murid."
Memang benar bisa dikenal guru dan seluruh murid. Namun, kita harus menjaga etika dan nama sekolah. Menahan emosi ketika ada yang ngajak berantem. Selalu menjadi tempat teman-teman mengeluh karena fasilitas sekolah rusak. Apa-apa ia paling depan kalau ada masalah di sekolah. Pokoknya ketua osis itu paling sibuk hingga kadang mata pelajaran saja ia tertinggal banyak. Untung saja ia berotak cerdas jadi mudah mengerti walaupun hanya dijelaskan satu kali oleh temannya.
Dan satu lagi, Niko itu paling tidak suka dekat dengan perempuan. Meskipun dekat ia pasti akan jaga jarak. Menurutnya kalau ia menaruh perasaan kepada seseorang pasti akan terluka. Apalagi ia sekarang tidak memiliki perasaan kepada siapapun. Dulu memang ada perempuan yang dia cinta, tetapi sudah pergi dan tidak bisa kembali lagi. Dia sudah meninggal karena penyakit ginjal stadium akhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanan & Hanin {End}
Novela JuvenilIkan cupang berbagai macam jenis selalu menjadi prioritas utama Hanin. Siswi SMA Himalaya yang selalu diremehkan guru karena mendapat peringkat terbawah. Jarak tempuh ke sekolah pun sangat jauh. Kalau bukan karena Papanya ia tidak mau masuk ke SMA t...