Hai, Hai!
Gimana kabarnya kawan?
Kayaknya aku bakal slow update deh.
Tapi tenang aja, aku bakal up sampai ending kok.
Soalnya banyak kerjaan, sinyal kadang ngilang😫
Happy Reading 🤗
°°°
Benar-benar Jatuh Cinta♥️✓✓✓
"Kamu ngapain dek?"
Dimas menatap heran adiknya sedang melamun memandangi Elang seraya memegang pakan ayamnya. Sedari tadi Hanin tak kunjung memberikan makan.
"Hanin cuma bingung Bang," kata Hanin dengan wajah muram.
"Bingung?" Dimas menautkan alisnya.
"Elang 'kan Ayam Bang," ujar Hanin.
"Terus?"
" Hanin jadi bingung, Elang itu Elang atau Elang itu Ayam."
"Kamu sih, udah tahu Ayam sama Elang itu beda. Di kasih nama Elang lagi. Coba ganti aja," saran Dimas.
"Mau diganti apa? Rajawali?"
"Ya nggak gitu juga. Jangan nama sesama hewan dek. Yang lain! Tetangga kita bingung, kamu sering bilang pelihara Elang." Dimas menahan tawanya melihat adiknya sedang cemberut.
"Ya udah, Hanin ganti jadi Dimas aja gimana?" putus Hanin bersemangat.
"Jangan nama Abang juga dong dek. Masa di samain dengan Ayam sih!" kesal Dimas.
"Lah terus? Nama papa aja gimana? Galih!" kata Hanin dengan berani.
"Dimarahin Papa nanti, nggak dikasih uang jajan emang mau?"
Adik-kakak itu meledakkan tawa, Dimas tak habis pikir dengan Hanin. Kalau saja Galih tahu kelakuan putrinya sudah dipastikan Hanin akan mendapatkan tatapan tajam.
"Ngapain ketawa malem-malem?" suara berat Galih spontan membuat mereka menoleh bersamaan.
"Eh, ada Papa. Ngapain Pa?" Hanin tersenyum kikuk.
"Lah, bukannya papa yang tanya sama kalian. Ngapain malem-malem di luar sambil ngeliatin Ayam," kata Galih melirik Ayam jago dalam kandangnya di samping teras rumah.
"Dimas, ajak adik kamu! Ini sudah malam. Besok sekolah nanti kesiangan lagi!" titah Galih.
Hanin menaruh pakan ayam dekat dengan kandangnya kemudian dia melangkah masuk rumah disusul oleh Dimas seraya menutup pintu.
Gadis itu tersenyum ia teringat sesuatu yang membuat dia selalu melengkungkan sudut bibirnya. Ia berlari menuju kamar yang berada di lantas atas. Setelah sampai ia langsung mengambil ponsel yang tergeletak di nakas meja.
Hanin berpikir sejenak seraya menatap benda pipih itu. Ia tengkurap dengan guling di tengah badannya sebagai penyangga sambil menopang dagu. Dia mengetik sesuatu dengan lihai di layar ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanan & Hanin {End}
Novela JuvenilIkan cupang berbagai macam jenis selalu menjadi prioritas utama Hanin. Siswi SMA Himalaya yang selalu diremehkan guru karena mendapat peringkat terbawah. Jarak tempuh ke sekolah pun sangat jauh. Kalau bukan karena Papanya ia tidak mau masuk ke SMA t...