{HaHa21}

55 15 3
                                    

Assalamualaikum

Astaghfirullah

Ayo kita istighfar bersama :)

Maaf ya, kalau aku lama update-nya :(

Doain ya semoga otak Umi nggak mentok buat mikirin ide ceritanya.

Kabar kalian baik 'kan??

Semangat buat yang kerja, apalagi yang sedang kuliah💪

Umi doain juga semoga yang baca cerita Hanan & Hanin sukses dunia dan akhirat.

Rezeki yang berkah dan melimpah

Ga pelit juga, apalagi buat beri vote🤭

Semoga sehat selalu ya...

Maaf kalau banyak typo

Tolong tandain kalau ada typo ya

Kadang nggak sadar kalau salah nulis

Tolong maklumi pren

Selamat membaca🤗

****

Terluka

✓✓✓✓

Semua tampak lelah setelah melakukan senam pagi. Setiap hari Jum'at sebelum ekstrakurikuler wajib yaitu Pramuka dan Rohis. Perempuan dan laki-laki berbaris terpisah. Dikomando oleh beberapa orang siswa yang sudah hapal gerakannya.

"Capek juga ya," ujar Hanin dengan napas tersengal-sengal.

"Tapi seru 'kan," timpal Vena yang ikut duduk selonjoran dilapangan.

"Sebelumnya aku belum pernah senam bareng kayak gini!" Hanin menarik napas dalam, mengaturnya agar normal kembali.

"Jadi di sekolah kamu nggak pernah senam??"

Vena sedikit terkejut dengan penuturan Hanin. Bagaimana bisa dia belum pernah senam di sekolahnya. Apakah guru disana pada males? Vena yakin bukan gurunya yang males malahan Hanin sendiri yang suka molor di kelas.

"Soalnya di sekolah Hanin dulu setiap pelajaran olahraga baru senam. Ga pernah bareng kayak gini sampai seluruh murid ikut serta."

Vena menghela napas, ternyata pemikirannya salah tentang Hanin dan sekolah lamanya. Setidaknya ada rasa syukur di hati Vena.

Sekumpulan orang sedang menghampiri mereka. Hanin terperanjat kala ada banyak laki-laki memenuhi lapangan basket, dimana tempat mereka duduk sekarang.

"Hei, kalian bisa minggir?" Lelaki berwajah tegas itu seraya memegang bola basket meminta Hanin dan Vena untuk segera beranjak.

"Aduh, lagi enak duduk selonjoran malah disuruh pergi." gerutu Vena kesal.

"Lagian ngapain duduk disini! Ga ngerasain terik matahari sepanas ini?"

"Lah terus? Kak Niko mau ngapain?" tanya Vena menatap tajam Niko.

"Mau main basketlah ga liat apa? Mana mata lo?"

Vena mendelik tajam kearah Niko yang sekarang sudah menatap Hanin.

"Wah, Kak Niko suka ya sama Hanin?" selidik Vena diakhiri dengan senyum jail Vena.

Hanan & Hanin {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang