Nenek Meninggal Dunia
Hanan duduk untuk merenggangkan semua ototnya sehabis memainkan piano dan berpidato. Sama halnya dengan Renja dan Vena masuk ke kelas dengan raut lelah setelah duduk lama di aula.
"Ren, kamu tau nggak kalau Karina anak kelas sebelah suka sama Hanan," kata Vena disela jalan mereka. Renja membelalakkan matanya. Bisa di cepuin nih. kemudian mereka duduk menghadap Hanan yang sedang minum.
"Kenapa?" Hanan menatap Vena dan Renja bergantian.
"Eum, kamu tau nggak Karina kelas sebelas ipa 2?" tanya Vena memastikan apakah Hanan sudah tahu.
Hanan mengangguk.
"Wah, kebetulan banget dong," ucap Renja antusias.
"Emang kenapa?"
"Karina suka sama lo," teriak Vena bersemangat.
Apa? Hanan tidak salah dengar. Dia takut bakal menyakiti hatinya. Apalagi dihati Hanan sudah tertulis nama orang lain. Tidak perlu tahu siapa perempuan itu. Yang jelas Hanan sangat mencintainya.
Sementara Hanin dekat dengan Fatur. Sejak di Aula tadi Fatur lengket dengannya. Sebenarnya Hanin sedikit malu karena baru bertemu dengan Fatur. Tetapi takut dibilang sombong jadi ia menerima tawaran Fatur untuk berkeliling sekolah sebentar.
"Lo pindahan darimana?"
Hanin yang sedang sibuk melihat seseorang main basket tidak mendengarkan Fatur. Tampan! Satu kata mendeskripsikan laki-laki yang sedang dilapangan basket sekarang. Tidak seperti yang ia bayangkan kalau ini cinta pada pandangan pertama.
Fatur menyenggol lengan Hanin dengan sikunya. Ia melihat arah pandang Hanin seperti terhipnotis dengan ketampanan Niko. Sebagai anggota basket yang akan bertanding dua minggu lagi membuat Niko dan teman-temannya berlatih dengan ekstra.
"Hey," tegur Fatur karena senggolan lengan tadi tidak mempan.
Hanin mengerjapkan mata karena kaget,"Hei, Astaghfirullah."
Fatur menggeleng,"Lo suka sama Niko?" tanyanya membuat jantung Hanin berdetak kencang.
"Oh, jadi nama dia Niko."
"Ketua osis kelas dua belas ipa1," lanjutnya.
Hanin mendengar itu langsung tersenyum," Kayaknya untuk kelilingnya sampai disini aja ya. Hanin ke kelas dulu."
"Boleh minta nomor WA lo nggak?"
"Boleh, tapi jangan disebar ke anak-anak lain ya," ujar Hanin sedikit pelan membuat Fatur sedikit menundukkan badannya. Kalau dibilang tinggi Hanin hanya sebatas pundak Fatur.
"Oke." Fatur mengambilkan ponselnya di saku celana memberikan kepada Hanin untuk mencatat nomornya. Karena takut nanti ada yang dengar karena disebutkan satu persatu.
Hanin mengambil ponsel itu dan menyimpan nomornya dengan nama Hanin S.N. Setelah itu ia mengembalikan kepada Fatur.
"Hanin S.N?"
"Hanin Syahira Nisa," balas Hanin.
"Nama yang cantik."
Hanin berpamitan dengan Fatur untuk kembali ke kelas. Fatur hanya tersenyum melihat kepergiaan gadis itu. Dengan rambut hitam sepunggung. Dihiasi jedai berwarna putih. Membuat siapa saja terpana dengan kecantikannya.
***
Didalam kelas sebelas ipa 1 Melati sebagai wali kelas sedang melakukan pemilihan perangkat kelas. Sudah ada dua kandidat yang mencalonkan diri. Sebagai sekretaris dan bendahara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanan & Hanin {End}
Teen FictionIkan cupang berbagai macam jenis selalu menjadi prioritas utama Hanin. Siswi SMA Himalaya yang selalu diremehkan guru karena mendapat peringkat terbawah. Jarak tempuh ke sekolah pun sangat jauh. Kalau bukan karena Papanya ia tidak mau masuk ke SMA t...