Hanan & Hanin update lagi....
Jangan lupa apresiasinya :)Sekolah Baru
Selamat datang sekolah baru, teman baru, kelas baru. Hanin melangkah mengitari sekolah. Ia berdecak kagum melihat lapangan basket yang begitu besar. Ada kolam berenang juga. Taman, kantin yang super besar. Banyak menu pilihan di dalamnya. Ia benar-benar takjub dengan sekolah SMA Prakarya. Ekstrakurikuler wajib meliputi Pramuka dan Rohis pada hari Jumat. Dan banyak lagi untuk ekskul pilihannya. Ada Tari, akting, perancang busana bahkan tata boga. Mata pelajaran wajib hanya batas hari kamis. Dan hari sabtu ekskul pilihan.
SMA Prakarya termasuk lima besar sekolah terfavorit setelah SMA Himalaya. Tetapi menurut Hanin SMA baru lebih bagus dari sebelumnya. Setelah ia menemui guru yang akan menjadi wali kelasnya nanti ia langsung mengikutinya untuk masuk ke kelas bertemu teman-temannya.
XI IPA 1. Sepertinya ia tidak akan terlepas dari angka satu. Semoga saja ia akan betah bersekolah disini. Bagaimanapun keadaannya nanti ia harus tetap bertahan jangan sampai pindah sekolah lagi.
Melati adalah wali kelasnya sekarang. Terlihat dari cara bicaranya dan sikap yang ia tunjukkan Hanin yakin kalau dia orang yang baik dan adil. Melati memiliki badan yang bagus, pakai jilbab, dan cantik. Yang kagetnya lagi dia belum menikah.
"Selamat pagi anak-anak," sapa Melati memasuki ruang kelas di susul oleh Hanin.
Mereka di dalam ruang kelas melihat Hanin bertanya-tanya siapa dia. Sebelumnya Melati belum memberitahu anak muridnya kalau ada Hanin menjadi murid baru.
"Maaf, Ibu lupa beritahu kalian. Kalau di kelas kita ada anak baru," ujar Melati.
"Ayo perkenalkan dirimu," suruh Melati.
Hanin melihat teman-teman barunya. Salah satu disana ada yang seperti ia kenal, sangat malahan. Bagaimana bisa dia ada disini juga. Ah, seperti semenjak kehadiran orang ini Hanin selalu dibayang-bayangi olehnya.
"Perkenalkan namaku Hanin Syahira Nisa. Pindahan dari sekolah SMA Himalaya. Senang bertemu kalian."
"Baiklah anak-anak. Semoga kalian cepat menjadi teman baik untuk Hanin. Dan jangan lupa Hanin adalah anak yang pintar. Dia mendapat juara satu umum di sekolah sebelumnya."
"Teruntuk Hanan sebagai juara satu umum di sekolah ini. Harus siap-siap atas kehadiran Hanin sekarang. Bersainglah dengan sehat," kata Melati. Hanan hanya mengangguk pelan.
Benar, Hanan dan Hanin sekarang satu kelas dan satu sekolah. Bahkan sekarang Melati menyuruh Hanin untuk duduk di sebelah Hanan. Karena hanya itu bangku yang tersisa.
Pendiam! Satu kata itu terlintas dipikiran Hanin untuk mendeskripsikan Hanan. Canggung sekali rasanya duduk bersebelahan dengan laki-laki.
"Hai, kenalin aku Vena. Salam kenal ya," sapa Vena yang duduk di depannya saat ini mengulurkan tangannya. Manis sekali perempuan ini.
"Hai, aku Hanin. Salam kenal juga." Hanin membalas uluran tangan Vena. Kemudian tersenyum.
Hanin melirik laki-laki yang tertidur disamping Vena.
"Dia Renja." Vena tahu maksud lirikan mata Hanin.
Hanin ber'oh.
Vena mengajak Hanin berbisik," Kamu harus betah duduk sebelahan sama Hanan. Soalnya dia itu cuek banget."
Hanin mengangguk," Kelihatan banget cueknya."
"Ehem." Hanan berpura-pura batuk karena merasa digosipkan.
"Batuk?" tanya Hanin.
Hanan menggeleng pelan, menutup buku yang sedang ia baca lalu beranjak pergi keluar kelas. Hanin kaget melihat sikap Hanan. Memang benar kata Vena kalau Hanan itu cuek sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanan & Hanin {End}
Teen FictionIkan cupang berbagai macam jenis selalu menjadi prioritas utama Hanin. Siswi SMA Himalaya yang selalu diremehkan guru karena mendapat peringkat terbawah. Jarak tempuh ke sekolah pun sangat jauh. Kalau bukan karena Papanya ia tidak mau masuk ke SMA t...