{HaHa34}

15 4 0
                                    

Seminggu sebelum PAS

✓✓✓✓

Kesehatan Hanin sudah membaik, hari ini ia sudah diperbolehkan Galih untuk sekolah. Dia membuka jendela kamarnya terlihat sangat jelas kalau Hanan sedang mengerjakan sesuatu di meja belajarnya. Kebetulan sekali kamar mereka berdekatan.

"Lagi ngerjain apa?" tanya Hanin penasaran.

"Nggak ada, cuma hp aku aja yang sedikit eror," balas Hanan sambil menunjukkan handphone dengan layarnya sudah retak.

"Kamu apain hp nya sampai retak seribu gitu." Hanin terkejut, padahal kemarin baik-baik saja.

"Nggak sengaja jatuh dari tangga," ucap Hanan enteng, seraya terkekeh.

Hanin melirik jam dinding yang sudah menunjukkan bahwa mereka akan terlambat," Nan, kita terlambat loh."

"Iya sebentar," balas Hanan memasukkan hp android kedalam saku celana.

Hanin turun mengamati satu persatu ikan cupang miliknya yang masih lima belas ekor,"Dek, ikan kakak sudah dikasih makan belum?" tanya Hanin kepada Raya.

"Sudah, tadi Bang Dimas," jawab Raya," Ayo pak kita berangkat," kata Raya pada Pak Supri.

"Kak Hanin, pacar kakak udah nungguin di depan. Aku berangkat duluan ya," teriak Raya dari teras, tersenyum canggung kepada Hanan.

Hanin keluar menemui siapa pacar yang Raya katakan,"Raya, kakak nggak punya pacar!" tekan Hanin, lagi pula Hanan belum menyatakan perasaannya, sedangkan Niko tidak mungkin!

"Ada apa?" tanya Hanan ketika Hanin menatapnya dengan serius.

"Hp kamu masih rusak?" tanya Hanin khawatir, Hanan mengangguk pelan.

"Ya udah beli baru lagi," kata Hanin tanpa beban.

"Enak ya kalau ngomong doang! Mau naik apa aku tinggal." Hanin tahu maksud Hanan langsung menaiki motor milik Hanan.

"Tumben pakai motor biasanya sepeda."

"Daripada telat, emang kamu mau dihukum! Kalau aku sih ogah." Hanan berbalik memberikan helm kepada Hanan.

"Ya nggak papa kalau dihukumnya sama kamu," balas Hanin sambil memakai helm.

"Ya nggak bolehlah Nin!"

Setelah kejadian kemarin Niko dan Rafflesia menjadi sedikit canggung. Pasalnya mereka sering berantem tetapi hari ini sama-sama terdiam tidak ada yang mulai percakapan. Jika mereka bicara sudah pasti satu kelas heboh. Namun, tidak juga. Karena mereka sudah bersahabat dari kecil dan mereka semua tahu akan hal itu. Akan tetapi, di situasi saat ini belum saatnya mereka harus berbicara.

"Raff," panggil Niko, tanpa menatap Rafflesia yang hanya berdehem.

"Kamu nggak mau ngomong sesuatu gitu," kata Niko, spontan Rafflesia menoleh Niko seraya mengerutkan dahi.

"Kamu kenapa? Sakit perut?" Rafflesia terkejut melihat Niko meringis kesakitan.

Rafflesia bangkit dari tempat duduk menghampiri Niko dan menatap keningnya,"Nggak panas," kata Rafflesia.

"Kamu habis makan apa sih sampai sakit perut gini, udah tahu kalau punya asam lambung." Terlihat di wajah Rafflesia menyiratkan kekhawatiran.

"Aku nggak apa-apa, jangan khawatir." Wajah Niko sangat pucat, ia bisa sangat pelan.

"Kita ke UKS ya." Niko menggeleng, ia malah menelungkupkan kepalanya di meja.

Rafflesia ingat kalau ia membawa bekal,"Makan dulu sandwich ya," suruhnya, Niko menggeleng lemah.

"Nih makan." Rafflesia menyodorkan sepotong sandwich dan mau tak mau Niko harus memakannya.

"Kalau tahu ada asam lambung seharusnya kamu itu sarapan dulu. Apa-apa itu ngomong sama aku, Raff aku laper, Raff aku lagi sakit, Raff aku haus," cerocos Rafflesia.

"Iya," jawab Niko singkat.

Bel berbunyi menadakan sekarang harus apel pagi. Untung saja Hanan dan Hanin sudah sampai dua puluh menit yang lalu. Tangan Hanan masih gemetaran karena hampir saja mereka tertabrak motor. Dengan lihai sang pengendara motor bisa mengelak begitupun Hanan.

"Tarik napas lalu hembuskan, tenang kita masih hidup," ucap Hanin menenangkan Hanan.

"Huh." Hanan menghela napas berat.

"Minum dulu," suruh Hanin, lantas Hanan meneguk air minumnya dengan tandas.

"Eh, kalian tahu nggak kalau Rafflesia dan Niko pacaran dan dikabarkan kalau Hanin adalah perusak hubungan mereka," kata Renja, sepertinya laki-laki ini suka sekali gosip dipagi hari.

"Kata siapa, jangan fitnah. Bukannya Niko pacar Hanin ya," timpal Vena.

"Nggak, gue denger dari anak kelas 12 IPA 1."

"Sejak kapan aku pacaran sama Niko, perasaan cuma pura-pura dah. Lagian Niko suka sama Kak Raffle," balas Hanin, sedangkan Vena dan Renja saling menatap tak mengerti.

"Ya udah yuk ke lapangan," ajak Hanin pada Vena.

Renja menatap tajam Hanan," Lo hutang cerita sama gue!"

Hanan menepuk bahu Renja pelan lalu membisikkan,"Tanya saja sama Niko!"

Minggu depan adalah hari dimana kelas XII sudah mengikuti PAS (Penilaian Akhir Semester). Hasil dari PAS akan menjadi penentu lulus atau tidaknya mereka. Dan tentu saja kelas X dan XI akan diliburkan selama dua minggu sebagai persiapan untuk ulangan bulan depan.

"Nanti ada penjaskes 'kan?" tanya Hanin pada Vena.

"Iya," jawabnya,"Emang kenapa?"

"Males banget, gurunya mata keranjang. Izinin aku ya, bilang lagi sakit di UKS!"

"Tapi sekarang ada pengambilan nilai lompat jauh Nin!" cegah Vena, jangan sampai Hanin tidak dapat nilai penjas hari ini.

"Iya juga ya, ya udah nggak jadi sakitnya." Hanin mengambil seragam olahraga lalu menyusul Vena dan teman-temannya.

"Kamu mau tahu nggak aku suka sama siapa?" kata Vena dengan antusias.

"Kak Fatur Geraldy kan?" jawab Hanin seraya memastikan, karena selama ini Vena seperti seneng sekali kalau nama Fatur disebut.

Vena mengangguk lalu cemberut.

"Kenapa mukamu di tekuk gitu?"

"Huwa, kak Fatur nggak suka sama aku. Tapi suka sama kamu." Hanin mematung mencerna ucapan Vena, tidak mungkin. Bagaimana bisa?

"Kamu salah kali. Nggak mungkinlah!" kilah Hanin.

"Aku nggak bohong Nin, Kak Fatur sendiri yang bilang ke aku," ucap Vena.

"Memang apa kata Fatur?" tanya Hanin penasaran.

"Kan kemarin waktu kamu di rumah sakit, aku kan ke perpustakaan. Kebetulan ada kak Fatur, terus aku bilang kalau aku suka dia."

"Jawaban dia apa?"

"Kata dia, maaf ya Vena, kamu baik tapi aku suka sama Hanin. Malu dong aku, mana lagi disana banyak orang yang ngeliatin. Ibu penjaga perpustakaan juga lihat."

Hanin mengelus pelan punggung Vena,"Jangan khawatir, aku nggak suka kok sama Fatur. Jadi, kamu bisa lebih percaya diri lagi buat ngungkapin perasaan kamu ke Fatur. Mungkin sekarang dia belum menyukaimu. Tetapi, karena usahamu dia bakal jatuh cinta. Yakin sama aku!"

"Tapi Nin—"

"Nggak ada kata tapi, semangat ya!"

Hanan & Hanin {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang