7.Sadar

9 6 0
                                    

Tepat ditengah ruangan seorang gadis cantik yang sudah mulai sadar dari tidurnya dan mulai mengerjapkan bulu matanya yang panjang tetapi tak lentik itu untuk menyesuaikan cahaya dan dia dapat menebak bahwa dia sedang ada diRumah sakit terbukti dengan bau khas obat-obatan didalam ruangan itu.

"A---air. " Ucapnya terbata-bata dan orang yang ada di sofa sudut ruangan menyadari bahwa dia sudah sadarkan diri lalu buru-buru untuk membantunya mencapai apa yang dia inginkan sekarang.
"Nih,minum dulu. " Ujar suara berat yang dia kenali dan saat dia mendongak betapa terkejutnya bahwa yang dia lihat adalah Ardan yang berdiri dengan menyodorkan segelas air untuknya dan Aslina menerimanya dengan cepat karena kondisi tenggorokannya yang memang sudah kering sedari tadi. "Makasih." Ucap Aslina sembari mengembalikan gelas yang dia sodorkan tadi.

Dia mengangguk sembari duduk dikursi dekat brankar.
"Apa ada yang lo perluin lagi?" Tanyanya sembari menatapku dan ku balas dengan gelengan.

.......................

Saat aku bangun pagi ini aku merasakan ada yang memegang tanganku dengan erat dan betapa aku dibuat terkejut lagi bahwa yang memegang tangan ku adalah Ardan dan ngomong-ngomong soal Papa dia sudah memberi tau ku bahwa dia tidak bisa menemaniku selama dirawat karena dia akan pergi bekerja diluar kota dan sebenarnya aku sempat sedih mendengarnya tetapi aku juga harus mengerti bahwa Papa bekerja seperti itu demi aku juga jadi okelah.

Oke. Back to topic
Saat aku ingin melepaskan tanganku dari genggamannya dia langsung terbangun maka dari itu dia langsung melepasnya dan merasa mungkin aku tidak nyaman.
"Oh,lo udah bangun. Sorry  gue megang tangan Lo. " Ucapnya sembari masih menatapku dengan tatapan tenangnya. "It's okay. " kataku singkat.

Entahlah setiap berada didekatnya aku selalu malas mengeluarkan suara.

...........................

Setelah kejadian canggung tadi pagi, siang ini para sahabatku serta Sahabat Ardan datang untuk menjengukku.
"Linaaa. "ujar Vivi heboh saat memasuki ruangan
"Akhirnya lo sadar juga gue panik banget kemarin waktu Lo ditemuin pingsan ditoilet. Untung ada Ardan yang bawa lo kesini. " Ujarnya melanjutkan kalimat hebohnya tadi sambil menatapku dengan menaik turunkan alisnya menggodaku.
"Iya, sorry yah guys gara-gara gue kita nggak bisa hang out bareng. " ucapku sedih karena gara-gara aku mereka jadi membatalkan rencana yang emang terjadwal. "Sans lah Lin, kita ngerti kok dan nggak ada juga yang mau lo kayak gini. " Ujar sena menenangkan.

Dan aku juga berbincang dengan teman-teman Ardan yang selalu menimpali percakapan ku dengan sahabat-sahabatku

.............................

Selesai menjengukku mereka semua pulang karena hari sebenarnya sudah mulai malam. Ardan juga pulang dikarenakan dia belum pulang dari kemarin malam saat dia datang menungguku sadar.

Dan disinilah aku sendirian dikamar serba putih ini. Aku sudah melakukan apa yang sebenarnya seorang pasien lakukan tapi entah kenapa aku belum bisa terlelap, sampai aku melihat sebuah buku novel yang entah punya siapa dan akupun mulai membacanya. Saking larutnya dalam cerita aku tak menyadari bahwa ada yang masuk kedalam kamarku. Saat aku menyadarinya dia adalah Ardan yang kembali dan mungkin dia melupakan novelnya dan memutuskan untuk bertanya hanya untuk memastikan"Kak, ini punya lo yah? "tanya ku sambil menunjukkan novel di tanganku dan ia mengangguk saja tanpa membalas.
"Gue pinjem yah, ceritanya menarik. Gue mau baca sampai selesai. " Ucapku meminta izin dan dibalas dengan anggukan kepala sembari berkata "Tidur dulu, udah malam besok baru lanjutin bacanya. "ucapnya perhatian dan mau tidak mau menuruti perkataannya.

Dan entah mengapa aku merasa nyaman sama sikap dia yang manis banget...

..................................
TBC
Jangan lupa vote dan komen
Thank you.

My Boyfriend Is Most Wanted[end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang