41.See u (Ending)

5 5 2
                                    

Huwaa akhirnya ENDING!!!












Hari dimana Ardan akan berangkat akhirnya tiba dan sekarang ia sudah bersiap menggeret kopernya menuju mobil yang akan mengantarkannya ke Bandara tak lupa kedua orangtuanya yang akan ikut serta.

Ia juga sudah mengabari teman-temannya dan sang kekasih ketika masih bersiap-siap, katanya mereka akan menyusul.

"Ayo. Entar telat, perjalan dari sini ke Bandara cukup jauh. " Ucap Ayah Ardan yang diangguki setuju oleh mereka semua

Setelah perjalanan yang cukup memakan waktu akhirnya Ardan sampai disebuah Bandara Internasional dan mulai berjalan menuju meja check-in

Setelah cukup lama mengantree sebab Bandara hari itu cukup ramai ia sudah selesai dengan urusannya dan punya cukup waktu sebelum flight hingga ia memutuskan untuk menunggu teman-temannya.

15 menit duduk bersama kedua orangtuanya sembari berbincang teman-temannya dan Aslina sudah datang.

Mereka yang baru datang ini menyempatkan diri menyapa kedua orang dewasa itu.

"Woee bro, lo udah mau ninggalin kita nih. " Ucap Lintang dengan wajah yang dibuat sedih namun masih kelihatan tengil. Sementara teman-temannya yang lain cuma menatap dengan ekspresi datar menanggapi ucapan pemuda satu itu.

"Omongan lo, astaga. Gue cuma mau pergi kuliah entar juga balik. " Ucap Ardan yang menatap malas teman-temannya.

Sekarang atensinya terfokus pada seorang gadis yang berdiri paling belakang, perlahan ia mulai berjalan dan ketiganya juga membuka jalan untuk Ardan.

Setelah Ardan sampai dihadapannya Aslina tersenyum kecil dan mengambil tangan sang kekasih, setelah meletakkan sesuatu ia menyuruh Ardan untuk sedikit menunduk dan mulai berbisik sesuatu "Bacanya kalau lo udah dipesawat nanti. " Ucapnya

Ardan yang melihat tangannya ada secarik kertas dan mendengar bisikan itu ia tersenyum dan mengangguk mengerti.

"Hati-hati. " Ucap Aslina lagi dan mereka saling berpelukan.

"Yaelah... Gue kesini mau perpisahan sama lo tapi lo malah bisik-bisikan terus pelukan lagi sama Aslina. " Celetuk Aldi mengganggu acara perpisahan Aslina dan Ardan

"Ck, ganggu. " Decak Ardan sembari mendelik menatap Aldi

Tidak lama setelah mereka semua saling memeluk dan memberikan kata-kata perpisahan hingga semangat waktunya Ardan akan flight.

Ardan mulai berjalan menuju pesawat yang akan membawanya pada tempat mimpinya akan tercapai.

Setelah duduk dengan nyaman Ardan teringat sebuah kertas yang diberikan oleh sang kekasih, memilih membukanya dan fokus pada kalimat yang tertulis rapi disana.

Semangat gantengnya gue, sorry gue enggak bisa bilang secara langsung sama lo tadi. Malu, makanya gue milih nulis-in.

Enggak banyak yang mau gue bilang karena seperti yang gue bilang beberapa hari lalu bahwa apapun nanti yang terjadi gue bakal selalu bangga sama lo dan gue juga beruntung punya lo.

Anggap aja ini sebagai tantangan buat kita masing-masing dan saling percaya aja. Gue udah belajar banyak sama masalah yang sebelumnya makanya gue enggak mau hal itu terjadi lagi.

Itu aja deh, capek tau nulis ini. Eh, tapi lebih capek ngomong secara langsung sih.

-Pacar lo, Aslina.

Ardan tersenyum membaca tulisan yang ada didalam surat itu dan iapun memilih melipat kembali kertas itu dan memasukkannya kedalam saku celana.

Disisi lain....

Sehabis menemui Ardan sebelum pergi meraih mimpinya ia memilih untuk langsung pulang, apalagi waktu sudah menujukkan jam 2 sore.

Memilih membersihkan diri dan mulai berjalan menuju balkon dengan buku ditangannya, ia memilih untuk menghabiskan harinya dengan menikmati suasana sore dari balkon.

Ia akan terbiasa seperti sebelum Ardan hadir, dimana waktunya masih untuk dirinya sendiri dan akan juga terjadi mulai hari ini.

Ini bukan akhir namun awal, awal dimana seluruh hal akan diuji khususnya rasa percaya diantara mereka berdua....

...............

Endingnya rada absurd but it's okey. Terima kasih karena sudah mau baca sampai akhir meski endingnya tidak seperti ekspektasi kalian.

See u dicerita aku selanjutnya, bye♡

My Boyfriend Is Most Wanted[end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang