40.Balikan 2

3 4 1
                                    

"Guys, gue duluan yah. " Ucapnya yang diacungi jempol oleh mereka bertiga.

.........

Mereka berdua sudah sampai disebuah pantai yang tidak jauh dari rumah Aslina.

"Kok kita kesini? " Tanya Aslina menatap bentangan air dengan gelombang dihadapannya.

"Gue mau ngomong sesuatu sekaligus mau liat pantai juga. " Ucap Ardan yang mulai berjalan untuk duduk dipinggir pembatas yang mau tak mau diikuti oleh Aslina.

"Jadi, lo mau ngomong apa? " Tanya Aslina ketika mereka sudah duduk nyaman

Ardan menghela nafas sejenak "Ortu mau gue kuliah diluar Negeri. Gimana menurut lo? " Tanyanya sembari menatap gadis disampingnya

"Ya... Bagus dong, kan impian lo juga mau lanjut diluar Negeri apalagi dikampus khusus yang bisa ngelatih skill basket lo. " Balas Aslina sembari masih fokus menatap hamparan air yang mengandung sodium itu.

"Tapi setelah ketemu lo, semuanya berubah Na. Gue mau selalu sama lo, bukan maksud gombal atau apapun itu tapi ini kenyataan. " Ucap Ardan dengan panjang lebar

Tertegun, Aslina benar-benar tertegun atas apa yang lelaki disampingnya katakan. Selama menjalin hubungan ini adalah kedua kalinya ia mendengar kalimat panjang yang keluar dari bibir pemuda itu dan bisa dikatakan juga itu sekaligus pengungkapan perasaannya, mungkin?

Setelah menghela nafas sejenak, "Ar... Dengerin gue, jangan jadiin gue sebagai penghalang cita-cita lo, karena kalau lo berhasil ngeraih cita-cita lo gue juga yang bakal ikut bangga sama lo. Gue tahu kalau lo sayang sama gue, tapi jangan sampe korbanin cita-cita lo. " Ucap Aslina yang sekarang membalas tatapan pemuda disampingnya seolah menyakinkan apa yang ia katakan

"Kalau gue gagal dan buat lo kecewa gimana? " Tanyanya lagi

"Gue bakal tetap bangga, karena lo udah berusaha. Gue tahu sebagian orang hanya menghargai sebuah hasil tapi kalau gue, selagi lo berusaha gue bakal tetap apresiasi hal itu. " Ucap Aslina dengan bijak

Mendengar hal itu Ardan tersenyum tipis namun tulus "Makasih udah kasih pendapat lo, gue beruntung punya lo. " Ucap Ardan lagi sembari menarik Aslina kedalam pelukannya

Aslina balas tersenyum "Sama-sama, itu udah tugas gue. Semoga aja ini yang terbaik buat diri lo, ortu lo dan gue mungkin? " Balasnya setelah pelukan mereka terurai

"Pacar gue dewasa banget sih, jadi enggak tega buat ninggalin. " Ucapnya diakhiri kekehan kecil

"Ye... Jangan gitu dong, jadi lo berangkat kapan nih? " Aslina mendelik namun diakhir ia bertanya

"Lusa, karena hari senin gue udah mulai tes dan administrasi. " Jawab Ardan

Sementara Aslina hanya menganggukan kepala tanda mengerti.

"Pulang yuk, udah sore banget entar bokap lo nyariin. " Ajak Ardan yang langsung disetujui oleh gadis itu

Setelah menempuh perjalanan yang tidak terlalu lama mereka sudah sampai didepan rumah minimalis dan gadis yang ada diboncengan perlahan turun dari kendaraan beroda dua itu.

"Makasih untuk hari ini, " Ucap Ardan sebelum beranjak "Gue pulang dulu. " Lanjutnya

"Gak mampir dulu emang? " Tanya Aslina menawarkan

"Gak dulu, udah malem lain kali aja. " Balas Ardan

"Yaudah, hati-hati. " Ucap gadis itu lagi

Setelah mengangguk ia langsung melesat meninggalkan rumah minimalis itu.

Disinilah Aslina sekarang, setelah memastikan sang kekasih meninggalkan rumahnya ia mulai beranjak untuk melangkah masuk kedalam rumahnya sendiri.

membersihkan diri dia mulai duduk dimeja belajarnya dan membuka sebuah binder yang berisi banyak tulisan tangannya.

Mengambil secarik kertas dan mulai menulis sesuatu....

Skip

Setelah menulis sebuah 'surat' ia mulai beranjak menuju kasurnya dan berakhir menyelam ke alam mimpi.

..............

Isi suratnya bakal ada dichap selanjutnya, so stay tuned.
Jangan lupa vote dan komen

Thankyou.

My Boyfriend Is Most Wanted[end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang