33.Klarifikasi

2 2 0
                                    

Semalaman Aslina tidak benar-benar bisa memejamkan matanya.

Flashback....

Setelah mendapat chat yang terdapat foto Ardan ia memilih menunjukkannya pada teman-temannya dan seperti reaksinya mereka juga terkejut melihat semua itu.

Liontin bahkan ingin menanyakan langsung kepada Lintang namun dicegah  sebab persahabatan lelaki pasti akan selalu menutupi perbuatan temannya termasuk hal bejat sekalipun.

Maka mereka memilih untuk menenangkan Aslina terlebih dahulu agar tidak terlalu memikirkan hal itu dan keesokan harinya akan membantunya mengetahui yang sebenarnya.

Flashback off....

Saat ini ia hanya duduk sambil membaca sebuah buku namun pikirannya tidak pada buku yang ditangannya melainkan berkelana dan masih memikirkan hal yang dilakukan oleh sang kekasih yang hanya dua kemungkinan.

Pertama, Ardan dijebak oleh pihak tertentu kedua, Ardan memang melakukan hal itu.

Tok

Tok

Tok

Lamunannya buyar saat mendengar pintu kamarnya diketuk dan disusul suara sang ayah yang memanggilnya "Lina ada Ardan yang mau ketemu sama kamu. "

Aslina yang mendengar hal itu sontak membuatnya bingung, bingung ingin menemui sang kekasih atau mengabaikannya.

Drtt
Drtt

Handphonenya pun tidak pernah berhenti berdering, siapa lagi pelakunya jika bukan Ardan.

Ardan
Gw tau lo mrh
Tp gw gk tau lo
Mrh krna ap

Na... please
Gw mau ngomng

Klu gw pnya slh
Blg jgn kyk gini,
Buat gw bngung

Banyak pesan yang sudah Ardan kirimkan namun ia mengabaikan semuanya. Ia juga bisa melihat melalui jendela balkonnya kalau Ardan masih berada disana.

Ardan
Gw gk bkl prgi
Klu lo gk mau ktmu sm gw

Tak lama pesan baru terpampang di pop-up yang lagi-lagi dari Ardan.

Setelah lama berpikir akhirnya ia memutuskan untuk menemui Ardan, sedikit labil memang karena yang seharusnya ia tidak boleh menemuinya namun ia akan menemuinya sekarang.

Langkahnya terayun menuruni lantai dua rumahnya dan berjalan menuju pintu utama, membukanya perlahan kemudian melangkah menemui seorang pemuda yang tersenyum tipis melihatnya.

Ardan langsung memeluknya. Erat, sangat erat namun tidak dibalas oleh si gadis.

Dengan nada datar "Lepas. " Ucapnya "Kenapa? Gue salah apa Na? Kenapa lo enggak mau ketemu sama gue bahkan lo kayak menghindar dari gue, " Tanyanya

Namun Aslina hanya diam saja, tidak ada ekspresi yang ia tunjukkan "Kalau gue ada salah gue minta maaf Na, jangan kayak gini. " Lanjutnya

Aslina hanya menghela nafas dan menunjukkan layar handphonenya kedepan wajah Ardan "Lo bisa jelasin yang ini? " Tanya Aslina dengan nada yang tenang

Ardan yang melihat hal itu sontak melebarkan matanya terkejut "Na, lo dapet dari mana itu? Jangan bilang ini yang buat lo menghindar dari gue? " Tanya Ardan yang masih berusaha tetap tenang meski sebenarnya ia juga panik.

Namun ia sedikit terdiam setelah mengingat sesuatu "shit! "

Flashback....

Pagi ini Ardan terbangun ditempat yang asing menurutnya, maksudnya bukan dikamarnya dan apa ini? Pakaian atasnya sudah terlepas.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Ia coba mencari keberadaan handphonenya dan ketemu!

Membukanya namun ia sempat bingung tidak biasanya pesan yang ia kirimkan tidak dibalas oleh sang kekasih.

Mencoba mengirimkan banyak pesan namun hasilnya tetap sama, tidak ada balasan.

Tidak mau berpikiran negatif ia memutuskan merapihkan dirinya dan pulang kerumah, nanti ia akan menemui Aslina. Pikirnya.

Flashback off....

"Gue dijebak Na, dan yang gue inget tuh Kevin ngasih gue minuman waktu dipesta yang berakhir gue bangun disalah satu kamar hotel tempat acara berlangsung, " Ucap Ardan mencoba menjelaskan "Gue yakin gue dijebak, bukan main gila Na. " Lanjutnya lagi dengan nada frustasi

"Sekarang lo nyalahin orang lain? " Sarkas Aslina "Ternyata brandal tetap aja, brengsek. " Ucapnya lagi masih menatap Ardan dengan tatapan kecewa?

"Na... Jangan kayak gini, gue bakal buktiin kalau itu enggak bener. Maafin gue. " Ucapnya lagi mencoba membujuk gadisnya "Lo bisa ketemu sama gue kalau lo bisa buktiin itu enggak bener, sekarang gue mau kita break. Lo bisa pulang sekarang. " Ucapnya dan meninggalkan Ardan yang masih menatap punggungnya.

Ardan hanya bisa menghela nafas kasar "Gue bakal buktiin Na, gue janji. " Lirihnya dan berlalu meninggalkan rumah gadis itu.

..............

TBC
Udah segitu dulu yah see you next chap, jangan lupa votement thank you♡

My Boyfriend Is Most Wanted[end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang