38.Cepat sembuh

1 3 0
                                    

Seperti yang direncanakan, mereka sudah ada diparkiran menuju rumah Ardan. Sedikit ada pertikaian sebab Aslina memilih untuk tidak ikut menjenguk namun setelah dibujuk akhirnya ia pasrah dan setuju untuk ikut.

Sesampainya dirumah Ardan mereka mulai melangkah menuju pintu utama.

Tok Tok Tok

"Eh kalian sudah sampai, " Ucap seorang wanita paruh baya yang nampak elegan dengan gaun sederhana yang ia kenakan "Masuk-masuk. Tante seneng deh karena kalian mau repot-repot datang. " Ucapnya sembari membuka pintu dan mempersilahkan mereka duduk "Bik... Tolong buatin minuman yah! " Ujarnnya dengan volume yang cukup besar agar sang asisten dapat mendengarnya

"Enggak usah repot-repot tante, kita kesini cuman mau jengukin Ardan. " Ujar Sena yang sedikit canggung

Wanita paruh baya yang diduga sebagai ibunya Ardanpun hanya tersenyum tipis "Yaudah, kita naik keatas buat jengukin Ardan. " Ujarnya yang kemudian mulai beranjak diikuti mereka bersembilan.

"Ardan, Mama masuk yah. Ada temen-teman kamu juga. " Ucapnya lalu mendorong pintu sebuah ruangan

Sementara sipemilik ruangan yang semula sibuk dengan benda pipih persegi panjang langsung menyimpannya dinakas.

"Yaudah, Mama tinggal yah. " Ucapnya lagi tak lama setelahnya.

"Hai bro, enggak biasanya lo sakit. " Ucap Aldi dengan wajah tengilnya yang membuat sebagaian orang yang ada disana memutar mata malas.

sementara Ardan sudah terfokus sama satu objek, kekasihnya. "Na... Boleh bicara sebentar? " Ucapnya sembari menatap penuh harap

Sena yang menyadari situasi menepuk pundak Aslina "Udah, lo selesaiin aja masalah lo. Kita tunggu dibawah. " Ucapnya lalu menggiring yang lainnya untuk keluar.

Setelah mereka semua keluar kini tersisa hanya Ardan dan Aslina yang masih diam.

"Maaf, " Ucap Aslina membuka obrolan "Gara-gara gue, lo sakit kayak gini. Maaf, gue terlalu egois. " Lanjutnya sambil menunduk menatap ubin

"Sini Na... Duduk dekat gue. " Ucap Ardan yang dituruti oleh Aslina "Gue juga salah Na, karena langsung percaya sama orang yang jelas-jelas musuh gue. " Ucapnya dan mengambil tangan gadis dihadapannya agar bisa ia genggam.

"Lo enggak salah, tapi gue. Gue yang enggak percaya sama lo. " Ucap Aslina lirih namun masih bisa didengar oleh telinga Ardan.

"Jadi, kita enggak jadi udahan'kan Na? " Tanya Ardan

Aslina menghela nafas dan mengangguk. ia bersyukur sebab masalah satu minggu ini terselesaikan tanpa adanya perpisahan.

"Makasih Na, makasih udah mau maafin gue dan enggak ninggalin gue. " Ucap pemuda tersebut dan memeluk gadis yang ada dihadapannya.

"Yaudah, gue pulang yah. Cepat sembuh, Kak. " Ucap Aslina setelah pelukan tersebut lepas

"Yaudah, gue anterin. " Ucap Ardan yang mulai beranjak

Aw...

"Kok gue dicubit sih? " Ucap Ardan yang meringis akibat terkena cubitan dilengan kirinya

"Jangan mulai kak, lo masih sakit. Lagi pula gue dateng sama mereka jadi harus pulang juga sama mereka. Udah ya. Gue pulang, cepat sembuh. " Ucap Aslina dan beranjak dari duduknya

"Aduhh perhatian banget deh pacar gue. " Ucap Ardan sembari memasang wajah tengil yang biasa terdapat diwajah Aldi.

Namun Aslina hanya memasang wajah biasa dan menutup pintu kamar pemuda itu.

"Gimana? Urusan lo berdua udah selesaikan? " Ucap Sena ketika Aslina baru menginjakkan kakinya diruang tamu.

"Hm, ayo pulang. " Ucapnya yang diangguki setuju oleh mereka.

..............

TBC
Jangan lupa vote dan komen

Thankyou.

My Boyfriend Is Most Wanted[end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang