BAB 2

31.8K 1.7K 17
                                    


Devandra Again
***

Menjadi seorang pemilik sekaligus pebisnis yang selalu di lirik oleh siapa pun, Tak khayal membuat Renata Agata Raherja,  wanita yang melahirkan seorang Devandra Rama Raherja kalang kabut, bagaimana tidak? putra semata wayangnya itu selalu menomer satu-kan pekerjaannya dibandingkan hidupnya, yahh-- bukan hidup per-ekonomian yang dimaksut Mamanya, lebih ke-- pendamping, calon, atau seorang istri tepatnya. Memikirkanya saja membuat sang Mama pusing tujuh keliling, mulai dari anak Mentri, Pengusaha, Patner bisnis, Model, Artis, sampai anak tetangganya Ia tawarkan kepada putranya, yang ditanggapi dengan tampang datarnya dan hembusan napas serta kata-kata mulutnya yang pedas

" Ma, Andra paham! ntar juga Andra nikah, Mama ngak perlu buat onsus, dan iklan cari jodoh! "

Hanya itu sautan  yang kerap kali Ia dapatkan dari anaknya, bagi Mamanya Devan bukan sosok Pria yang dingin dan tak tersentuh, seperti sekarang ini, dulu sebelum Ayahnya meninggal dan entah siapa sosok yang membuatnya bahkan memilih Belanda sebagai tempat pelampiasannya, ya Devan atau Andra pnggilan akrab mendiang sang Papa, sosok yang manis dan selalu tersenyum, sampai hari dimana Papanya meninggal karna serangan jantung, dia berubah hingga bertahun- tahun setelahnya.

Devannya,  Andra kecilnya berubah menjadi sosok dingin, datar, dan sangat kaku apa lagi bila berhubungan dengan kata perempuan. Entahlah.

Renata hanya berharap ntah kapan dan kepada siapapun putranya menamatkan hatinya Ia akan dengan senang hati berkata iya! bahkan apa bila calon menantunya tidak seperti keinginanya asalkan putranya kembali, Devannya! Andra kembali seperti dulu.

Diusianya yang sekarang sudah 36 tahun belum pernah Renata mengenal perempuan yang benar-benar dapat meluluhkan putranya, bahkan yang ia dapatkan malah wanita-wanita murahan yang dengan tidak tau malunya mengaku tengah menjalin hubungan dengan sang putra.

Lamunan Renata bubar ketika suara itu mengintruksi.

" Ma? "

Itu suara  putranya sang pembisnis sukses yang bahkan masih single ting ting.

" Ngapain Kamu pulang? kalau ngak bawa calon mantu Mama Van! "

Ucap Renata penuh penekanan, sambil melihat sosok putranya, pria tampan bahkan sangat! dengan tinggi 187cm, tubuh atletis, sorot mata tajam, hidung macung hasil perpaduan sang Mama yang wanita asli Bandung dengan sang Papa Jhonatan Raherja yang masih keturunan Australia.

Devan nya memang pria sempurna, dan sayangnya masih sendiri, Miris.

" Andra baru pulang dari Berlin setelah 5 bulan, Mama ngak kangen? kemaren vcall dan telfon katanya kangen Andra "

Ucap Devan santai sembari mencium pipi sang Mama, dan duduk disampingnya.

Jleeeebbb

Seperti biasa Renata selalu kehilangan kata-kata kalau sudah disadarkan oleh sang putra bagaimana dirinya  jika ditinggal putranya terlalu lama.

" Iya, nggak usah diingetin lagi Devan, kamu udah stay di Bandung kan? "

" Iya, Andra di Bandung buat berapa bulan ke depan Ma "

" Loh kok berapa bulan si Van? harus seterusnya dong, kan Mama juga udah pingin punya Mantu plus cucu yang banyak sekalian "

" Iya Ma, ntar Andra cariin Mantu yang banyak "

"  Eh amit-amit, dilarang poligami kalau ngak bisa adil Van? satu aja ngak dapat-dapat, tapi bener lo ya, serius! Kamu udah 37 tahun depan Van, malu sama umur dong "

" Iya Ma, nanti "

Renata mengusap lengan putranya, sembari berdoa agar Yang Maha Kuasa mendengar pinta hatinya.

"Kamu ingat si Arka nggak Van? temen kamu  kuliah waktu kamu masih di Bandung dulu, sebulan sebelum kamu pindah ke Belanda "

Ucapan Mamanya seakan memutar kembali memori lamanya yang bahkan masih tersimpan rapi diingatan seorang Devandra, Arka Hansent sahabat sekaligus rivalnya dulu, yang bahkan masih saling bertukar email selama beberapa bulan setelah kepergianya ke Belanda hanya untuk memastikan semua baik-baik saja.

Hampir 4 tahun Devandra tidak mendengar kabar dari Arka, atau mungkin seseorang lain yang ingin diingat oleh otak maupun hatinya, Dia yang bahkan tak mungkin digapai olehnya waktu itu, ya bertahun-tahun lalu. Mengingatnya saja membuat senyum tipis Devandra mengembang, walaupun tak disadari oleh sang Mama.

" Inget Ma, kenapa? "

" Itu kemaren Mamanya Arka nganterin undangan pernikahan adeknya "

Adik Arka, What's wrong dude, masih berharap bisa memperbaiki kesalahan kamu, not for you! Ada sedikit rasa sesak di dada Devandra, mungkin gadis itu sudah menemukan seseorang yang lebih baik darinya.

" Dev?  kok ngelamun sih! temanin Mama ya? minggu depan "

" Ngak bisa Ma, Andra ada proyek baru "

" Sekali ini aja Dev, Mama mohon? oke "

Devandra menghembuskan nafas kasar, mau tak mau dia harus menuruti keinginan sang Mama.

" Oke Andra antar "

Tak pernah sedikitpun setelah bertahun-tahun Devandra akan melupakan sosok itu, perempuan manis berlesung pipit, adik sahabatnya sendiri, Eliana.

Entah apa yang membuatnya mempermalukan gadis itu! dan setelah itu lenyap, yahh gadis itu lenyap. Bahkan Andra ingat kata-kata Arka sebulan sebelum keberangkatanya.

" Cukup kamu permainin Adik aku Dev, jika di masa depan nanti, kalian kembali dipertemukan! itu hanya takdir yang tidak disengaja, dan ingat! dia segalanya buat keluarga Ku,  jangan dekati! bahkan menatap pun kamu nggak berhak "

Entah ini kebetulan  atau takdir yang dimaksut oleh Arka, atau memang waktunya untuk meminta maaf secara tulus. Devandra tidak ingin tau, yang ingin dia pastikan, apakah hatinya masih sama? rasanya masih ada? atau sebaliknya?

Kita lihat saja nanti

*****

Hai readers!!!

Gimana nih untuk bab ke dua kita?

Apa masih biasa aja?😂

Yah intinya tetap stay tune yaw...🤭

Ini bener-bener versi original dari yang asli, walaupun ada perubahan paling cuma 10-15 % doang kok? 🤣

Jangan lupa vote and comment buat Arran.

Cayooo👋👋👋👌

Remember Of Me(End')Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang