Kiss
***Entah apa yang mendorong Devandra detik dan saat itu! dia hanya ingin membuktikan bahwa dirinya berhak untuk marah, dan nyatanya setelah hampir beberapa saat setelah dengan lncangnya dirinya menarik kepala Liana dan meraup bibir merah cerry yang sejak 8 tahun lalu selalu terpatri bebas di kepalanya, Ah sialan!
Dia gila! walaupun wanita dihadapannya saat itu hanya mematung tanpa reaksi apa pun dengan mata yang melebar diikuti keterkejutannya, tidak membuat Devandra menghentikan ciumanya! dia menyesap, meraup setiap inci bibir manis milik wanita dihadapannya dengan beringas, sampai---
Plaakkkk
Satu tamparan telak mengujam pipi kanan Devandra detik itu juga! masih dengan ke linglungannya Devandra mematung. sorot matanya beralih pada sosok yang tengah berdiri dengan kursi yang sudah menjauh dari meja beberapa inci.
" Fuck you Men! "
Ucap Mario seketika setelah tamparan panas itu mendarat di pipi Devandra.
" Shit! "
Ucap Liana sembari mengusap bibirnya yang sedikit membengkak karna ulah siluman jahanam di hadapannya.
bahkan hampir saja Liana terbuai oleh ciuman kasar yang berapi-api itu! sampai potongan demi potongan puzzle dikepalanya menyatu." Mar aku pulang! "
Dengan langkah seribu Liana berbalik dan pergi meninggalkan kedua lelaki yang masih berdiri dengan berpasang-pasang mata yang melihat penuh tanya? apa gerangan drama yang baru saja terjadi?
" Gue ngak tau Lo tipe furmonal yang hottes Men! "
Ucap Mario sembari merangkul Devandra
Devandra yang memeggangi pipi kananya terasa begitu panas itu! bahkan masih sempat menyunggingkan senyum manisnya. Finally.
" She so cute! "
" What? "
" Kamu ikut saya!"
" Ke mana?"
" Siapin semua hal yang harus diurus!"
" Lo mau ngapain Dev? "
" Dua minggu "
" Ya? "
" Menyiapkan Altar pernikahan! "
" Oke! Altar? What? Altar pernikahan! "
*****
Liana merasa dunianya berhenti berputar saat benda basah dan kenyal menyentuh bibirnya. Belum sempat ia memberontak bibir yang tanpa permisi itu mulai menyesap bibirnya dengan membabi buta! Liana syok ia hilang akal! hingga puzzle dikepalanya menyatu. memberi alaram kebakaran dan segera setelahnya Liana berdiri dan menampar lelaki yang bahkan masih membisu setelah ditamparnya.
" Shit "
Tak henti Liana berteriak dalam hatinya, tapi apa ini? hatinya justru bergemuruh dan berdegup bagaikan bom waktu yang meledak tepat pada waktunya! sialan.
Tanpa menunggu respon dari Devandra maupun Mario, Liana memutuskan untuk pergi sebelum dia tidak dapat mengontrol perasaannya sendiri." Mar aku pulang "
Ucap Liana tanpa melihat wajah lelaki yang telah ditamparnya beberapa detik lalu.
Tanpa henti Liana meruntuki kesialannya disepanjang jalan pulang. menghapus sisa- sisa ciuman yang sialnya masih terasa hangat dan samar di bibirnya.
" Arhgg! "
Liana harus kembali fokus! berteriak seperti orang gila tidak menyelesaikan masalah bukan? tapi nyatanya Liana hanya dapat berteriak kesetanan di dalam mobil selama perjalanan menuju rumah.
Adis harap-harap cemas dengan apa yang terjadi setelah hampir dua hari terakhir dia men-stalking adiknya sendiri! dan tiga jam yang lalu dia mengirim pesan kepada kutu kupret dan mengirimkan share-lok milik adiknya yang tidak sengaja ia bajak melalui beberapa ahli yang dikenalnya untuk melacak gps milik adiknya.
Brakkkk
Bantingan pintu yang sukses membuat Adis terbangun dari duduknya menandakan bahwa rencananya berhasil! setega inikah Adis pada adik kesayangannya?
No!
Ini bukan berarti dendamnya pada si biang kerok selesai? dia hanya ingin membantu adiknya berdamai dengan hatinya dan masa lalunya hanya itu.
" Ha-llo Anna? "
Bahkan sapaan Adis tidak dihiraukan sang adik yang dengan tergesa- gesa menaiki tangga menuju kamarnya.
Rttttt--- Thingg
Getaran dan notif di handphone Adis mengalihkan dirinya dari rasa penasarannya pada Anna.
Tapi baru saja ia melihat notifikasi pesan yang muncul dilayar handpone-nya matanya melebar, bahkan rasanya jantungnya akan berhenti berdetak detik itu juga.
The perfect a message
Dalam 2 minggu! saya akan melamar Eliana.
Pesan yang bahkan tidak harus membuka dan membacanya sudah terpampang jelas dilayar pesan Adis, membuatnya melebarkan matanya dan mengusap berkali- kali kedua matanya dan semuanya sama! ya si kutukupret itu ingin melamar adiknya? Liana? princess Anna nya dalam 2 minggu?
Brakkkkk
Benturan keras di dinding membuat Bianca terkejut! pasalnya dia tengah bersantai sembari menikmati ice coklatnya di tepi kolam renang harus terganggu karna suara bantingan yang begitu keras dari ruangan sebrang, dan kini dihadapanya seorang Gladis tengah berdiri dengan raut wajah yang tidak dapat diartikan dengan handphone yang sudah terpecah menjadi dua bagian akibat dilempar dengan keras.
" Lo? jodohin hp sama dinding Dis? "
" Devandra Raherja sialan ! "
" Lo kenapa sih? tiba-tiba nyebut nama itu manusia datar! "
" Kumpulin semua anggota "
" Mau ngapain Dis? ngak usah aneh-aneh deh lo! ngak jelas "
" Cepat! ini darurat Bianca "
" Masih pada kerja Dis "
" Mereka ngak balik sekarang? gue bakar tu mobil di garasi! "
Melihat dan mendengar setiap kata yang dikeluarkan mulut pedas seorang Gladis membuat Bianca mati kutu! dan apa barusan dia dengar? Gladis akan membakar mobil yang ada digarasi
What?
Mobil di garasi hanya mobil-mobil edisi terbatas milik the gank boy alias Raka, Revan, dan Dito suami Gladis sendiri.
" Lo telfon mereka semua sekarang Bianca! "
" Iya sabar! kan mereka lagi kerja Dis "
" Gue ngak perduli! telfon mereka sekarang atau gue bakar peliharaan mereka di garasi buruan !"
" Ema--"
" Devan bakal ngelamar Anna dalam 2 minggu ke depan "
Dhhuarrr
Bagai tersambar petir detik itu juga. entah Gladis yang tidak secepat respon Bianca, atau memang cara mereka yang berbeda.
" Bik Ema! "
" Iya non Bian? "
" Bibik urus anak-anak disini! kalau udah pulang, gantiin baju, makan siang, dan tidurin di kamar mereka, Rose sama Alka oke! "
" Ba-- Baik non! "
Dengan cepat Bianca mengambil jaket denimnya dan menarik Gladis yang masih membisu karna apa yang dilihatnya barusan.
" Mau kemana kita? "
" Ke kantor mereka! ini Da-Ru-Rat! "
*****
Arranara stories
Copyright Pebuari 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Of Me(End')
RomanceKembali ke kota kelahirannya, bukanlah hal yang mudah bagi wanita 27 tahun seperti dirinya. Eliana Sukma Hansent Liana paham resiko apa yang akan dia dapatkan saat dirinya memutuskan untuk kembali ke Indonesia, negara sekaligus tanah kelahirannya. ...