BAB 22

11.5K 567 1
                                    


Confusion
***

Terhitung 3 hari sudah, sejak acara lamaran yang ia lakukan secara diam-diam tanpa sepengetahuan Liana, Devandra memilih menyibukkan dirinya dalam rutinitas kantor dan melakukan survey lapang, kenyataan bahwa ia masih gunda akibat dimana Liana bahkan tak keluar dari daun pintu yang tertutup rapat ketika Devandra mendengar bunyi pintu terkunci, sosok itu bagai raib entah kemana.

Bahkan pesannya tak dibaca, jangankan dibaca, tanda ceklis satu menghiasi kolom chatnya sampai sekarang. Astaga kemana wanita itu? Devandra masih berusaha baik-baim saja. Ketika satu pesan masuk menghiasi layar hp nya.

Gladis

Anna menyibukkan dirinya pada proyek barunya kalau kau ingin tau.

Hembusan napas  mengiringi kelegaan yang dialami Devandra, sampai satu pesan berupa foto masuk padanya.

Gladis

Aku rasa mereka nyaman satu sama lain

Caption yang diakhiri dengan omoticon wajah malu itu membuat dada Devandra sesak, rasa ingin tau dan penasarannya membuncah, di foto itu wanitanya tertawa lepas bersama satu sosok yang ia kenal.

Rekan bisnis sekaligus pemilik andil kedua setelah dirinya, Arbara.

Entalah begitu melihat foto itu membuat Devandra benar-benar hilang fokus, padahal setengah jam lalu Mario mengabarinya dan mengajaknya untuk mengikuti survey.

Sialan.

" Hallo"

"........ "

" Oke"

Percakapan singkatnya dengan orang disebrang sana, sedikit membuat Devandra merasa bersalah, bukannya ia memilih maju untuk menyelesaikan masalahnya, ia malah memilih option kedua menghindar.

Hari ini merupakan hari ya g luar biasa bagi seorang Bara, karna kebetulan yang indah, bukan? bisa bertemu orang yang kau sukai ketika melakukan pekerjaan diluar kantor.

Bara hanya berniat melakukan survey kecil dibagian interior bagunan yang akan menjadi gedung bintang lima, dan disanalah tepat beberapa meter di persimpangan jalan raya, sebuah bagunan kecil yang sedang direnofasi menarik fokus Bara, bukan pada pekerja yang dengan ulet dan telaten memindahkan barang-barang, tapi pada sosok yabg berdiri dan mengomando mereka wanita yang beberapa hari lalu ia temui di sebuah cafe.

" Elli...! "

" Eh hay, Kok? "

" Survey bagunan "

" Oh, mau ngobrol disana"

Ucap Liana sambil menunjuk sebuah kedai kopi tepat disamping kantor barunya.

" Kamu mau pesan apa? "

" Cappucino"

Setelah itu Liana memesan pesanan dan memilih diam sembari meletakkan kedua tangannya membingkai wajah ovalnya dengan sempurna dan berulang kali menarik napas dalam.

" Ada apa? "

" Nothing".

" Kamu anggap aku sahabat kan, kalau hanya sebatas teman aku keberatan"

" Memang ada persahabatan yang seperti itu, aneh"

" Kau paham bukan? ucapanku beberapa waktu lalu"

" Ha? "

" Apa kau punya kekasih? "

" Ow, itu Emm entahlah"

" Tidak perlu kau jawab, aku tau semuanya"

Remember Of Me(End')Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang