BAB 16

13.4K 627 1
                                    


Dilemma
***

Sejak hari dimana ia mencoba memaafkan dan melupakan masa lalunya baik Gladis, Arka, dan sepupu-sepupu nya tidak ada yang membahas soal Devandra padanya, dan hari ini adalah hari dimna dirinya akan bertemu dengan Bara, lelaki yang bahkan hanya ditemuinya selama 1 jam di bandara waktu itu, dan Liana baru bisa menepati janji temunya setelah dua hari sejak Bara menelfon, dia meminta Bara untuk langsung datang ke cafe milik sang kakak Adis.

" Hai kamu sudah sampai "

" Hai Elli "

" Bagaimana kabar kamu, baik kan? "

" Seperti yang kamu lihat "

" Semoga tidak ada yang berani mencopet dari mu "

" Haha semoga "

" Emm, ngomong-ngomong berapa lama kamu disini? "

" Dalam jangka waktu yang belum ditentukan "

" Dan dimana-- "

" Kalau Ian yang kau maksut, dia ada di kantor "

" Kau kesini sendiri, bukankah Ian akan selalu  menempel pada mu "

" Haha kau terlalu membesar-besarkan kedekatan kami, dia asisten yang baik"

" Ya, aku sudah melihatnya "

" Bagaimana kabarmu? "

" Seperti yang kau lihat "

Obrolan yang begitu bersahabat diantara Liana dan Bara tak luput dari pengelihatan intens Gladis, bagaimana tidak adiknya yang selalu menomer satukan pekerjaan dan kliennya tiba-tiba memesan satu tempat khusus dicafenya, dengan alasan seorang temannya akan berkunjung dan disinilah Gladis dengan geramnya menyaksikan intraksi yang begitu berbeda dari sang adik.

Gladis akui ia sempat terpesona dengan mahluk yang dari tadi disebut dan dipanggil Bara oleh sang adik, tampan, tubuh oke, tinggi, pekerjaan mungkin sama dengan Devandra, berbicara soal Devandra, Adis bahkan tidak mendengar kabar apapun darinya sejak hari itu, ahhh masa bodoh, sekarang yang penting adalah dari mana sosok ini berasal?

" Dia siapa? "

" Eh, kampret "

" Cakep "

" Gue juga ngak tau, "

" Pinter ya si Anna, dapet Devan, eh dapat lagi yang model begini "

" Diam kamu "

" Aku sih yes kalau ini "

" Apaan? "

" Lo ngk kenal dia Dis? "

" Maksut Lo apa? "

" Serius lo ngak tau? "

" Apaan sih Bian? "

" Nih! "

Entah sejak kapan Bianca ada di sampingnya, ikut menilai dan mengamati dua sosok yang sedang bercengkrama di hadapan mereka. Sampai Bianca menyodorkan layar hp  menampakkan sosok yang tak lain dan tak bukan Marko Arbara, seorang pembisnis Eropa yang akan merambah ke bisnis perhotelan di Indonesia.

" Gila, tajir Bian, si Markobar "

" Marko Arbara Dis, enak aja markobar "

" Emm, ya itu pokoknya "

" Lo kenapa? "

" Devandra Raherja, Marko Arbara "

" Sama-sama 12 point kalau mereka "

Remember Of Me(End')Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang