BAB 20

12.8K 610 0
                                    


Application
***

Renata tak pernah menyangka bahwa wanita yang diberikan oleh Imelda benar-benar wanita yang bisa membuat sang putra terjatuh.

Ya, kini Renata percaya pada adanya cinta mati.

Devandra sang putra yang bahkan tak pernah pergi menemui wanita pilihan mamanya, dan jangan tanyakan respon Devandra yang bahkan menuduh dirinya membuat iklan biro jodoh.

Tapi kini? bahkan hanya dengan menyebut nama wanita itu, putranya dengan sigap mengangkat telfon bahkan pulang langsung ke rumah yang mana bisa dihitung dengan jari seberapa sering sang putra berkunjung dalam 4 tahun terakhir, Tidak lebih dan tidak kurang hanya 6 kali.

Rasanya Renata benar-benar ingin bertemu langsung dengan anak menantu emasnya itu.

Yang dia ketahui terbatas, hanya foto, pekerjaan dan etikat wanita itu, bahkan belum bertemupun Renata sudah dibuat jatuh hati, apa lagi bila bertemu, mungkin Andra akan menjadi prioritas keduanya.
Memikirkannya saja membuat Renata tersenyum senang.

" Ma,  Ma? "

" Eh, apa sih Dev? "

" Udah 15 menit Devan duduk, dan mama? "

" Habis kamu datang cepet banget, biasa juga lemot kayak siput "

" Devan mau ngomong serius, mama jangan bercanda dulu deh "

" Ngomong aja!"

" Ma? "

" Iya mama dengerin "

" Devan mau nikah "

" Kalau itu mama udah tau, toh mama juga yang ambil start duluan, syukurnya kamu juga satu jalan sama mama "

" Oke "

" And then? "

" Lamar Liana malam ini "

Prangg

Dentuman gelas keramik yang membentur lantai menjadi jawaban atas pernyataan Devandra, bahkan sang mama belum sempat menyesap tehnya.

Dengan hitungan detik Renata sudah ada disamping Devandra dan meletakkan telapak tangannya pada dahi sang putra, mungkin saja sang putra demam tinggi sehingga menggigau untuk meminta lamaran.

Astaga padahal ini terhitung 10 hari dari target 14 hari yang putranya setujui.
Bukannya Renata tidak mengakui pengaruh besar yang dibawa oleh wanita bernama Eliana Hansent, tapi wow?

Kemana perginya putra otoriter dan gila kerja yang selama ini menjauhi segala jenis hal tentang menjalin hubungan sepesial dengan lawan jenis.

" Kamu ngak lagi sakit kan Dev? "

" Ma, Devan sehat, mama mau atau ngak, kalau ma-- "

" Oke kita kerumah mantu mama malam ini, kamu ngak bohong kan, benerankan? "

" Kalau bisa Devan mau nikah secepatnya"

" Oke deal! "

Lihatlah bagaimana sang putra begitu antusias untuk memiliki wanita ini, astaga bahkan Renata harus menabah point plus untuk sang calon mantu.

Remember Of Me(End')Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang