BAB 21

12K 609 0
                                    

Fire vs Water
***

" Saya rasa anda harus merelakannya tuan "

Ucapan yang dilontarkan Ian bukanlah kata- kata bualan atau kekonyolan yang harus di terima oleh nalar dan pikiran seorang Bara, pasalnya terhitung 2 minggu setelah pertemuannya dengan Elli, Bara meminta semua orang kepercayaannya untuk mengorek habis segala informasi tentang wanita itu, dan bak lahar lava yang siap meledak kapan saja, Bara menemukan fakta yang begitu membuatnya tercengang, Putri bungsu seorang Ajhitama Hansent ternyata memiliki sejarah yang sedikit rumit dengan seorang Devandra Rama Raherja, patner bisnis sekaligus orang yang menjadi perhitungan seorang Arbara untuk dijadikan bidikan sebagai lawan yang tangguh.

" Kita lihat saja nanti Ian"

" Tapi tuan sa--"

" Semua tentang hati, apa kamu bisa menyuruh hati seseorang untuk memutar halauan seperti angkutan umum"

Ian tak menyangka setelah semua yang diketahui oleh tuannya tentang sosok wanita yang entah sejak kapan membuat tuannya seperti zombie hidup, dan fakta bahwa patner bisnisnya Mr. Devandra adalah calon suami dari wanita itu.

Sungguh Ian tak ingin melihat tuannya kembali pada masa lalunya, kembali merasakan kehilangan dan patah hati.
Bara memiliki segalanya, tapi tidak dengan ruang kosong dihatinya.

" Baik tuan"

Bara sangat mengerti bagaimana Ian menghawatirkannya, bahkan Bara sempat merasa bahwa sebelum perasaan aneh yang terus mengerogoti hatinya merambat hingga menyeluruh, ia ingin bertahan. Entah sebagai sahabat, ataupun orang yang bisa diandalkan oleh Elli, setidaknya ia tidak kehilangan wanita itu.

Memikirkan segala kemungkinan yang terjadi antara Devandra dan Elli membuat Bara sedikit kikuk, ia teringat pertemuanya dengan kedua sosok itu, bahkan Bara langsung meluncur dari tempat meetingnya setelah menerima pesan singgkat seorang Elli, wanita itu mengajaknya makan siang bersama, dan disanalah ia menemukan fakta bahwa bukan hanya ia yang mengiginkan wanita itu, tapi masih ada satu sosok pria yang bahkan Bara akui hanya akan ada seorang Elli dihatinya, sorot mata Devandra mengingatkannya dengan sosok yang sama beberapa tahun lalu, sosok yang hanya melihat satu wajah, hahh ia teringat masa lalunya sendiri.

" Apa mau kamu? "

Teriak Liana begitu mereka tepat memasuki kamarnya dan menyingkirkan tangan yang sedari tadi numpang hinggap di bahunya.

Liana benar-benar jenggah dengan semua yang ia alami selama satu minggu terakhir, pertama keluarganya, dan sekarang laki- laki yang dengan santainya tersenyum seperti ABG tanggung dihadapannya, sialan.

Hatinya panas, dia ingin kabur saja rasanya, Liana akui rasa kesalnya pada sosok ini sudah dibatas limit.

" Oke, tenang kita bicara "

" Bisa-bisa nya kamu berlagak sok seperti ini? sejak kapan ha? Sejak kapan keluarga aku jadi over protektif ke kamu? "

" Kamu tenang dulu, aku je-- "

" Dengan enaknya kamu nyuruh aku tenang? kamu pikir aku apa? Robot yang dengan gampangnya kamu beli terus kamu amankan? "

" Aku calon suami kamu kalau kamu lupa"

" Nikah aja sana sama palang lampu, aku ngak merasa mau, dan nerima punya calon suami kayak kamu "

" Semua ngak akan merubah apa-apa Anna, jadi tolong beri aku kesempatan"

" Kesempatan dari lubang sedotan mana, yang kamu maksut tuan Devandra Raherja?"

Adu mulut antara Liana dan Devandra secara live disaksikan oleh beberapa pasang mata yang berada tepat di balik kenop pintu.

Remember Of Me(End')Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang