BAB 29

9.3K 481 0
                                    

Again? you
***

Devandra tak tenang mengetahui wanita yang bahkan akan segera menjadi istrinya itu mengabaikannya,  baik secara langsung maupun tidak langsung, semua pesan dan telfonnya tak mendapat sambutan sama sekali.

Sejak semalam dan pagi ini, dan lagi? wanitanya benar- benar menempati kamar tamu di samping kamar si cecungguk Tian itu, dengan alasan saat ditanya oleh sang mama

" Haha Liana capek ma, nanggung kalau harus naik tangga ke kamar atas"

kamar atas? hello diatas hanya ada dua kamar, satu miliknya dan satu lagi entah mendapat ijin dari siapa Rere berhasil menempatinya.

Ia berusaha menyapa wanita yang bahkan terang-terangan mengabaikannya itu.
apa maksudnya? Dan lagi,

Liana lebih memilih duduk disamping sang mama dan kenapa cecungguk ini malah duduk disamping wanitanya? Hilang sudah nafsu makannya pagi ini.

Sedangkan dirinya duduk bersampingan dengan Rere yang sedari tadi tak henti-hentinya menawarinya mau selai rasa apa?

" Mama seneng loh, Liana mau nyusulin kesini"

" Iya tan-- ee ma, kebetulan Liana ada kerjaan juga dekat sini "

" Semalem mama kaget pas Tian ngomong kalau mantu mama datang, kan pas banget mama kangen sama kamu, anak mama aja disuruh bawa calon ISTRI nya ngak jalan-jalan sampek sekarang? ckckck padahal udah mau nikah"

Nahkan, kenapa jadi dirinya yang dikucilkan disini, pertama calon istrinya yang bahkan tak mau berbicara padanya tapi selalu tersenyum manis dan ramah pada sepupunya Tian, sang mama yang terus menyindirnya, dan apa lagi Rere yang tak henti mencari 1000 jalan untuk mendapat perhatiannya, kenapa tantenya Imelda dan Mario harus bermalam di hotel? Ia jadi tak punya suku cadang pembela dihadapan sang mama, brengsek!

" Andra mau ngecek hotel buat pesta nanti malam, permisi!"

Ucapan Devandra yang datar dan dingin langsung membuat tiga sosok yang tengah mengobrol ria itu melihatnya, tanpa menyentuh roti yang sudah disiapkan oleh Rere, yang ia yakini dioles selai strowbery, dia pikir Devandra anak tk, atau biar mereka makan dengan selai yang sama, Devandra lebih memilih selai nanas kalau ia bisa, karna sungguh hatinya benar-benar panas pagi ini. Sialan. Tanpa menoleh ia pergi.

" Ya ampun, dia ngak makan sarapannya, jus nya juga ngak diminum"

" Iya tan, padahal Rere udah siapin roti sama jus"

" Devandra emang gitu re, ngak pernah sarapan pagi, cuma minum kopi panas"

" Dia ngak suka selai strowbery kalau kamu baru tau, dia lebih suka roti bakar dengan mentega, terus dia ngak bakal minum jus jeruk dipagi hari, dia lebih milih air mineral kalau ngak ada kopi panas"

Renata sedikit melonggo mendengar kalimat yang keluar dari bibir Liana, yang masih fokus mengoles mentega pada roti ditangannya. pasalnya, itu adalah kebiasaan sang putra Devandra dulu, ya, dulu jauh sebelum Devandranya hanya meminum secangkir kopi panas dan pahit, tanpa gula.

" Loh kamu tau kalau Dev suka roti bakar mentega sayang? tau gitu tadi kamu aja yang siapin sarapan buat dia, kasiankan anak mama perutnya kosong"

" Ntar juga sarapan kok ma"

" Tapi si Dev udah pergi"

" Liana tinggal nyusul aja"

" Haha, oke mama tau, makannya dari tadi kamu nyuekin Dev ya? mau ngasih perhatian nganterin sarapan "

" Iya ma"

Renata tau bahwa putranya memiliki wanita idaman lain saat dirinya bahkan menyodorkan bermacam type pada sang putra, dan cerita yang ia dengar dari adik iparnya Imelda membuatnya yakin, bahwa wanita itu, tambatan hati putranya, wanita yang kini dengan senyum manisnya menyiapkan roti ditangannya, dan yang membuat Renata tersenyum penuh arti, kini ia tau berasal dari mana kebiasaan sarapan sang putra dulu, Devandra selalu membawa tempat bekal kosong setiap 3 hari sekali, dan dari situlah setiap pagi sang putra sarapan, roti bakar dengan mentega dan segelas air mineral.

Remember Of Me(End')Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang