Bully
***Suara desahan yang begitu menggema beberapa saat lalu sudah membuat suasana yang begitu intim terjadi, bahkan dua sosok yang sedari tadi berpanggut sudah beranjak menuju ruang tidur utama, di flat apatermen itu, tak sekalipun menghentikan aktivitas cumbuan mereka, dan entah apa yang membuat Liana pasrah, ketika Devandra kembali mendaratkan kecupan-kecupan manis pada bibirnya yang diyakini Liana telah membengkak, tapi bagaimana bisa? ia berhenti ketika sosok yang kini memeluk posesif tubuhnya kembali menghujamnya dengan ciuman manis.
" Kamu harus memilih, ya atau tidak"
Ucap Devandra dengan suara yang hampir tidak dapat didengar oleh Liana.
" Aku pikir, tubuhku bahkan akan berhianat bila aku menjawab tidak"
Kalimat yang dikeluarkan oleh bibir manis yang sedari tadi menjadi obyek paling luar biasa bagi seorang Devandra, tanpa menunggu respon lebih lanjut dari Liana, Devandra dengan berani kembali mencium bibir wanitanya, ciuman yang berlahan tapi menjadi menuntut diikuti oleh gelagar panas dan sensasi aneh pada tubuhnya.
Seiring dengan tautan bibir keduanya, baik Liana maupun Devandra sama-sama telah hilang akal.Tangan yang sedari tadi menarik tubuh Liana untuk lebih mendekat pada tubuhnya, berlahan beralih pada bagian tenguk Liana, menyesap, mengigit, dan memasukan lidah nya ketika tangannya mulai aktif meraba dan menyentuh bagian tubuh Liana yang masih terbungkus oleh pakaian.
Satu desahan keluar dari bibir yang diciumnya, saat dengan sengaja tangannya yang lain meremas bokong sintal milik wanita yang bahkan telah menautkan kedua tangannya erat dileher Devandra.
Ini begitu memabukkan, bahkan Devandra rasa setelah hari ini sebotol vodca tidak akan mengalahkan sensasi yang saat ini ia rasakan.
Rttttt rttttt
" Tel--fon! "
" Apa? "
" Telfon, h-p kamu getar"
Sial! Devandra lupa kalau hp nya masih berada disaku celananya.
Devandra mencoba mengabaikan getar yang sedari tadi ia rasakan dan melemparkan hp nya kesembarang arah,
Baru saja ia akan kembali memanggut bibir seksi milik wanitanya. Sampai satu jari telunjuk milik Liana menghalau bibirnya." Hp kamu getar lagi "
Dengan malas Devandra melihat kearah pandangan mata Liana, hp yang dilemparnya tadi tak berhenti dari getarannya.
Ahhrrg
" Oke, aku lihat "
Dengan cepat Devandra mengambil hp yang tergeletak di lantai. Nama yang tertera dilayarnya, Ahhh sialan.
" Hallo ma? "
" Kamu kok kayak sesak napas gitu Ndra, habis ngapain kamu? "
" Mama telfon Andra ada apa? "
" Kamu habis ngapain? Dimana kamu? "
Ada apa ini, tumben- tumbenan sang mama menelfonnya.
" Ma, Andra lagi di apartemen"
" Apartemen? Tumben? "
" Ma udah du-- "
" Kamu bawa Liana ke apartemen? "
" Ma Andra bisa jela--- "
" Ya ampun Devandra! kok bisa-bisanya kamu? "
" Ma to---"
" Ngomong dong? dari tadi, mama pesen cucu satu ya, eh sekalian dobel kalau bisa"
" Ma tap-- "
Tut.. tut.. tut
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Of Me(End')
RomanceKembali ke kota kelahirannya, bukanlah hal yang mudah bagi wanita 27 tahun seperti dirinya. Eliana Sukma Hansent Liana paham resiko apa yang akan dia dapatkan saat dirinya memutuskan untuk kembali ke Indonesia, negara sekaligus tanah kelahirannya. ...