BAB 24

10.8K 543 1
                                    

Blue Film
***

Rasanya Liana ingin berteriak sekencang-kencang nya dengan apa yang harus dihadapinya sekarang, inilah hasil yang harus di lalui Liana paska drama percintaan roman picisan yang ia alami bersama Devandra beberapa hari yang lalu, niat ingin menyembunyikan semuanya? malah terpaksa harus ia tanggung sendiri akibat Devandra yang kekeh tak ingin Liana melepaskan cincin yang kini bersemayam dijari manisnya. Dan bodohnya, ia menuruti kemauan lelaki yang bahkan tak memakai cincin ditangannya dengan alasan " setelah sumpah janjiaku bakal pakai cincin kita," awas saja kalau sampai si biang kerok itu memanfaatkan situasi untuk menjadi kucing garong yang jablai.

Dan kini, ia harus bersiap untuk diserbu oleh beberapa pasang mata yang dengan sigap mengambil posisi duduk dihadapannya. Seperti klien yang menuntut deadline kerjasama yang molor.
Menyebalkan! Runtuk batin Liana.

" Jadi? "

" Sudah jelaskan?"

" Gue ngak nyangka? limit loh! itu limit, inceran gue banget, gila ya tu si Dev! mbeliin ngak tanggung-tanggung ckckck. "

" Tokcer juga ya si Andra"

Kalimat yang dilontarkan oleh empat wanita didepannya sembari menarik tangannya bergantian, siapa lagi kalau bukan Bianca, Sarah, Dina dan Adis.
yang dipelopori oleh kakaknya, pasti akibat kedatangannya yang tiba-tiba ke kantor induk alias kantor hasil rampasannya dari sang kakak, Liana pikir dengan menggunakan switer berlengan panjang dan memiliki kaitan pada jari jempolnya diharap bisa menutupi cincin tipe diamond  dengan mini series yang berjejer melingkar setengah lingkaran dibagian atas cincin dapat di temukan oleh Adis dengan satu kali sasaran!
Nasip memang, memiliki seorang kakak yang hobby mengoleksi perhiasan dengan katagori terbatas. Limited edition

" Udah puas!"

" Gimana critanya, gila! baru 5 hari loh, 3 hari kamu ilang ngak ada kabar! eeh pulang-pulang nih jari udah makek tu barang"

" Syok tau, tiba-tiba Adis bilang ada gemerlap bintang di tangan kamu, kirain apaan, tau-tau nya? inceran si Adis yang  di embat sama Dev."

" Ngak nanggung- nanggung tuh! calon laki kamu na, aku sih yes dari dulu"

Mereka hanyut dalam obrolan tanpa menyadari bahwa Adis tengah sibuk membagikan box-box kue kepada pengunjung cafe nya dan menggusir mereka, tunggu? kenapa para penggunjung keluar dengan suka rela bersama box-box kue tertenteng rapi ditangan mereka. Sejak kapan sang kakak jadi dermawan dan suka membagikan anak-anaknya? Bagi Adis, kuenya adalah anak keduanya setelah Rose.

" Oke, bisa kita lanjut buat ngerayain the last perawan kita Anna! "

Adis begitu besemangat meneriakkan kalimat yang bahkan membuat Liana merinding, dari mana kakaknya mendapatkan ide gila itu.

" Apaan si kak, tuh habis zakat?  Tumben!"

" Eh husst kalau ngomong ati-ati, itung-itung sebagai rasa sukur, karna adek gue akan menyandang nama nyonya Raherja!"

" Harus gitu ya?"

" Bian kayaknya si Anna kita ini belum begitu tau seberapa besar efek hanya dengan menyebutkan marga dari calon suaminya itu"

" Segitunya emang, kakak juga tau kan?  efek ketika nama papa disebut"

" Kalau nama papa kamu sebut, kamu bakal dapat akses 75% disetiap owner manapun! tapi kalau nama bakal suami kamu yang kamu sebut, gue jamin 100%, kamu bisa beli owner-onwer plus tempat kerja mereka, So? kamu paham seberapa beruntungnya kamu? "

" Oke fine, kita mau ngapain? "

Senyuman jahil dari kakak, serta sepupunya Bianca saat dengan semangat menariknya ke dalam mobil diikuti suara tawa cekikikan khas mereka membuat Liana siap-siap memasang tameng, apa bila dua orang ini sudah menjadi sekutu.

Remember Of Me(End')Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang