Memory
***Maret 2014
" Ndra! woi Andra! Devandra! "
Teriak Arka senior tinggkat akhir manajemen Bisnis salah satu universitas di Bandung.
Sang empuh yang dipanggil masih fokus pada buku ditanganya dan kedua telinga yang dibingkai oleh earphone.
" Woi? gue panggil dari jarak jingkal Ndra!"
Cercah Arka sembari membuka earphone pada telinga sang empuh.
" Apaan? "
" Just it , Apaan? hah! "
" Temani gue balik, adek bontot gue pulang ke Bandung buat kuliah "
" Urusannya dengan saya Pak Hansent? "
" Hampir 8 tahun kita temenan dari SMA Ndra, lo ngak pernah main ke rumah! sampek si Gladis nganggap gue halu. dikirain tiap hari, tiap saat notif gue isinya nama lo, dia pikir gue Homospesies tau "
" Udah ngeluhnya? sho? "
" Ikut gue pulang! gue kenalin sama bontot gue, awas lo naksir "
" Gilak! ngak bakal "
" Dia ngak kayak Si Gladis yang modelling gitu "
" Ngak perduli gue! antarin lo, terus gue balik "
" Yaelah! perawan rumah banget Ndra, gue telfonin Bokap lo deh! yah "
" Hemm "
Tak pernah terfikir oleh Devandra ataupun Arka bahwa saat itu, kali pertama seorang ketua senat populer di kampusnya menjejakkan kakinya dikediaman Ajithama Hansent, akan membawa sebuah cerita kelam dalam hidup semua orang.
" Udah sampek, turun lo! "
" Idih! masuk dulu, si Adis bareng sama cowoknya Dito, Si Anna juga udah dirumah "
" Oke! sekali aja "
Arka lebih dulu masuk kedalam rumah, meninggalkan Devan dibelakang, hingga dua sejoli menyerobot langkah kakinya untuk masuk kedalam rumah.
Eh buset
" Dit, lama banget sih buruan! itu si Anna udah ditaman "
" Iya, iya! sabar Dis, ini belanjaan kamu banyak banget! coba bawa jugalah Dis "
Adis baru akan berbalik dan membantu sang pacar. Matanya membelalak saat melihat sosok di depan pintu rumahnya, sosok yang sedang membungkuk memperbaiki ikat sepatunya,
so perfect man
Walaupun tidak jelas, tapi Gladis tau punggung kokoh milik orang itu benar-benar sempurna. Sampai matanya beralih pada Dito yang mententeng belanjaannya melewati pintu, dan sosok itu berdiri, menampakkan postur tubuh yang wow? Gila! kenapa ngak jadi model aja si ini orang? dan buset deh tuh muka gercep banget kalau buat nyerobot antrian diskon bareng ibu- ibu! 7 bukan, 8, kurang? sembi---
" Eh maaf Kak "
Ucap Dito sepontan saat tanpa sengaja dia menyengol sosok didepan pintu itu.
" Ngak papa! Santai "
Jawab Devan sambil tersenyum dalam waktu spersekian detik, dan itu tak luput dari perhatian seorang Gladis.
Alahmak! ini mah 9 lebih deh!
" Woi Ndra? ngapain depan pintu doang! sini masuk buruan! "
Teriak Arka dari lantai dua melalui balkon. Dan bom! membuat Gladis tersenyum senang.
Gue batal kasih nilai 9 lebih ini mah udah hampir 10! jadi ini homosepesies nya si bang Arka, ini mah so Perfectly buat princess Anna.
" Heh Dis? Adis! Gladis? sayang? bebeb! "
Panggil Dito pada sang pacar yang sedari tadi hanya senyum- senyum sendiri, kan ngak lucu kalau kesambet siang bolong.
" Eeh iya! "
Jawab Adis cepat dan langsung melihat kearah pintu, dan kosong.
" Temannya Bang Arka mana Dit? "
" Udah masuk dari tadi! pas kamu senyum-senyum sendiri Dis! "
Devandra melangkah masuk ke dalam rumah keluarga Ajithama Hansent. disana ada sosok gadis yang diperkirakan adalah Gladis sang foto model yang sedang tenar beberapa tahun ini, dan jangan lupa cowok yang membawa beberapa papperbag berukuran besar! dia pasti Dito pacar Gladis dari dua tahun terakhir. Ya, Devan tau semua tentang keluarga sahabatnya ini, Arka selalu menceritakan semuanya padanya. walaupun Devan jarang menanggapi, bahkan saat Arka marah-marah pada beberapa junior yang terang-terangan melototin foto adeknya.
Tapi Anna? Devan kira hanya salah satu putri dongeng yang dulu sering Arka dengar, dia tidak tau seperti apa Anna ini. fotopun tidak terpasang satupun di rumah besar ini. Aneh.
" Langsung ke taman aja Ndra, ntar gue nyusul "
Ucap Arka sembari membawa beberapa box barang.
" Oke "
Devandra berjalan kearah taman dihalaman belakang dan hendak berteriak pada Arka untuk membawakan beberapa botol air mineral, sampai--
" Bang, bang Arka sini deh! bang--"
Suara seorang gadis dibalik beberapa tumbuhan bunga taman mengusik niat Devandra, dan membawa langkah kakinya untuk mendekat.
" Uwahh! "
Teriak gadis itu dengan semangat sambil menyiramnya dengan selang kran air dari taman.
" Eh Anna kamu nyiram siapa? "
" Ha? "
Teriakan Adis berhasil menyadarkan Anna dari aksi jailnya. Sampai matanya mebelalak melihat sosok yang berdiri mematung menerima semburan air darinya. Oh my? sosok didepannya ini begitu tampan! err tidak! Ini lebih sempurna dari yang lain.
" Sorry "
Cicit Liana pada sosok dihadapannya itu.
" Ngak papa "
Devandra langsung berbalik dan pergi dari hadapan Liana tanpa mengucapkan apa-apa lagi, melangkahkan kaki keluar kediaman Ajhitama Hansrnt dan langsung melajukan mobilnya pulang.
" Eh Anna? teman Abang kemana? "
" Itu bang temenya-- "
" Pulang bang! disiram kran air sama Anna, huaha "
" Apa? "
Hari itu baik Gladis, Dito, Elliana, dan Arka sama-sama memiliki pemikiran mereka masing-masing. Eliana yang terpesona pada pertemuan pertamanya dengan sang ketua senat, Gladis dan Dito yang memiliki pemikiran mereka sendiri tentang drama siram menyiram yang terjadi beberapa saat lalu, dan Arka yang binggung harus membujuk Devandra seperti apa lagi agar mau main ke rumahnya. Nasib.
Dan Devandra yang pulang tanpa sepatah kata pun, melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh! sambil sesekali memegang dadanya yang berdegup tak karuan. Sejak matanya menatap sosok gadis dengan senyum terindah yang pernah ia lihat setelah Mamanya. Gadis dengan rambut panjang ekor kudanya, mata bulat dengan bingkai kaca matanya, senyum yg menampilkan deretan gigi putih dengan behelnya, dan point intinya adalah lesung pipit dipipi kanan nya.
" Sadar Dev! Sial! "
Hari itu hati Devandra jatuh, ya dia telah jatuh.
*****
Arranara stories
Copyright Pebuari 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Of Me(End')
RomanceKembali ke kota kelahirannya, bukanlah hal yang mudah bagi wanita 27 tahun seperti dirinya. Eliana Sukma Hansent Liana paham resiko apa yang akan dia dapatkan saat dirinya memutuskan untuk kembali ke Indonesia, negara sekaligus tanah kelahirannya. ...