𝐂𝐞𝐥𝐞𝐬𝐭𝐢𝐚.
↳ (ɴᴀᴍᴇ)'s ꒒ꋬꇙ꓄ 𝘢𝘨𝘳𝘦𝘦𝘮𝘦𝘯𝘵
Sekitar 2000 tahun yang lalu, berlokasi di Teyvat, waktu dini hari pada pertengahan Perang Archon.
Anj berasa siaran breaking news
Tepat setelah jiwa nem ter ascended ke langit. Tubuhnya hancur menjadi ribuan kelopak bunga (PUTIH). Kali ini author jelasin lebih rinci okeh.
Guijong pun nanges dan Morax pun losss kontrol. Tamat.
Eh engga. Belom. MC kita terlupakan. Takdirnya ga segampang itu brader.
E bentar lupa teks...
Oh y k lanjut.
Mesti sudah mati. Jiwa (name) masih sanggup berkeliaran sebelum waktunya habis untuk pergi ke tempat yang seharusnya. Dia menyaksikan semua tragedi yang terjadi di seluruh Teyvat. Bagaimana ganasnya pertarungan mulai merubah segala garis kehidupan yang ada.
(Name) atau Lien. Pake Lien aja. Hanya bisa menyesal tidak mampu membantu apapun demi mempertahankan rumah, wilayah, serta kebahagiaan yang ingin ia lindungi selama ini. Menyaksikan orang yang dia sayangi gugur satu persatu.
"Kenapa? Kenapa takdir begitu kejam?"
Matanya melihat setiap jiwa yang berterbangan keluar dari raga mereka termasuk dirinya sendiri. Seharusnya Lien bisa pulang kan? Bisa bebas kan? Kan??
"Apa aku benar-benar sudah selesai? My duties....mother.."
"Jika memang sudah selesai tapi mengapa masih terasa sesak?"
Jiwa Lien mencoba untuk pergi ke atas melewati awan tertinggi namun....seperti ada penghalang yang membatasinya.
"Penghalang?" gumamnya mengernyit
Kepalanya diputar kretek, banyak jiwa lain yang bisa menembusnya dengan mudah. Tapi kenapa hanya Lien yang tidak bisa? Bahkan beberapa jiwa temannya pun terlihat sangat bahagia bersama dengan yang lainnya pergi dan menghilang melewati awan.
"Claire...jadi kamu juga...hahh"
"Aku bahkan juga tidak bisa melindungi kalian berempat (Claire, Estrella, Adeline, Fey)..."
Lien tersenyum pahit sambil mengucapkan salam perpisahan.
"Selamat tinggal.."
Ingin menangis pun tidak ada gunanya. Semuanya sudah terjadi.
Termenung di antara ribuan jiwa yang bermigrasi melewatinya. Lien pasrah akan dirinya, kondisinya sudah lemah. Dan hanya bisa menunggu waktu.
Lien menyentuh bekas dada kirinya yang berlubang. Di sana. Terasa kosong. Seperti ada yang telah direnggut darinya.
"Anakku..."
Author bilek : idih sapa yg anakmu?
Suara itu tiba-tiba berdengung di telinga (name). Sangat jelas malah.
"Siapa..?" gumam Lien mencari sumber suara
"Kemarilah.."
Suara itu terdengar jelas layaknya sebuah panggilan. Lien menatap ke jiwa yang lain, tidak ada satupun yang juga mendengarnya. Mereka tetap berterbangan mengikuti arus.
Setelah di cari lagi ternyata suara itu berasal dari sesuatu jauh di bawahnya. Lien bergegas ke sana dan menemukan
sebuah daratan yang mengapung di atas udara.
KAMU SEDANG MEMBACA
蚀 𝐒𝐜𝐢𝐧𝐭𝐢𝐥𝐥𝐚 - 𝐙𝐡𝐨𝐧𝐠𝐥𝐢
Фанфикшн「𝐙𝐡𝐨𝐧𝐠𝐥𝐢 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫」 𝐷𝑒𝑤𝑎? 𝐽𝑖𝑘𝑎 𝑠𝑎𝑗𝑎 𝑎𝑘𝑢 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑤𝑎... 𝗔 𝗴𝗼𝗱 𝘄𝗵𝗼 𝗵𝗶𝗱𝗲𝘀 𝗵𝗲𝗿 𝗳𝗲𝗲𝗹𝗶𝗻𝗴𝘀, 𝗯𝗲𝗰𝗮𝘂𝘀𝗲 𝘀𝗵𝗲 𝗸𝗻𝗲𝘄 𝗵𝗲 𝗱𝗲𝘀𝗲𝗿𝘃𝗲 𝙝𝙚𝙧 𝘉𝘩𝘴, 𝘐𝘯𝘥𝘰𝘯𝘦𝘴𝘪𝘢/𝘐𝘯𝘨𝘨𝘳𝘪𝘴 › ɢ...
