ᴬᶜᵗ ᶦᶦ「ᴏɴᴇ's ʙɪʀᴛʜ, ᴏɴᴇ's ᴅᴇᴀᴛʜ」

755 67 2
                                    

𝐀𝐂𝐓 𝐈𝐈/𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟏𝟏
𝐎𝐧𝐞'𝐬 𝐁𝐢𝐫𝐭𝐡, 𝐎𝐧𝐞'𝐬 𝐃𝐞𝐚𝐭𝐡

━━━━━━━━━━━━ ◈ ━━━━━━━━━━━━

"Well..congratulations. You have won my heart..again:)"

Zhongli terdiam seperti biasanya. Entah dia sebenarnya paham atau pura-pura tidak paham atau memang benar tidak mengerti.

"Pfft..lihat betapa lucunya wajah bingungmu itu, aih dasar good looking tapi tidak paham soal perasaan sayang sekali.." cengir (name) tak berdosa menyindir di belakang

Lucu juga dia kalau bucin. Pen tak unyel mukanya. Asli dulu waktu pertama kali kenalan..first impressionnya (name) menurutnya Zhongli itu 'cantik'. Terus juga (name) sendiri paling menyukai sesuatu yang cantik....jadi otomatis, ngerti kan gimana polosnya nem?

Ujung telinga Zhongli memerah samar menahan malu sehabis dikatain lucu oleh (name). Gagah sangar gitu dibilang lucu. I'm not that cute....

Ternyata abah juga bisa tsundere..

Asik nih. Seru rasanya menjahili Zhongli. Makanya (name) tidak pernah bosan iseng menggodainya walau selalu ditolak dan di abaikan perhatiannya. Agak nyesek tapi terhitung bisa mengobati perasaan sedih.

Di tengah-tengah keduanya sedang kasmaran ada suara familiar lain yang ikut serta menghampiri. Disertai dengan hembusan angin sepoi berelemen anemo.

"Giliranku!!"

Belum sempat (name) menoleh sebuah mahkota bunga mendarat di kepalanya. Sudah jelas siapa yang menaruhnya.

"Cecilia?", (name) menyentuh mahkota bunganya. Venti menyengir senang lalu turun ke tanah sesudah menggunakan elemen anemonya untuk terbang sementara. "....juga ini semua adalah rencanamu sedari awal kan, Venti?"

Hehe~

"Jadi bagaimana? Bukankah aku ini teman yang baik?(〃゚3゚〃)" songong Venti membanggakan diri

"Dan jika bukan karena aku si pak tua ini tidak mungkin juga ingat🤭"

(Name) menghela nafas melihat Venti yang mulai ngeroasting lagi. Zhongli tetap berdiri di sana dengan menatap tajam Venti.

"Ya ya makasih deh" dengusku memutar bola mata malas, otomatis Venti berbunga-bunga karna rencananya sukses

"Nah sekarang....bagaimana kalau kita kembali ke kota?" tengok (name) melirik bangunan kincir yang tertutupi oleh sebuah tembok besar di sekelilingnya

"Ouh ya! Aku baru ingat festivalnya akan segera berakhir..." ucap Venti menyendu

(Name) mengangguk seksama, "Dan lagipula kita tidak bisa berlama-lama di sini err...kau tahu em Zhongli masih harus kembali bekerja" timpalnya menggaruk pipi canggung

Zhongli ngangguk sekilas "Ya..meski berkunjung kemari itu adalah hal yang menyenangkan tapi...aku khawatir direktur akan memarahiku karna terlalu lama meninggalkan bisnis" lalu membenarkan perkataan (name)

"Oh! Ahaha! Aku lupa kalau kau memiliki pekerjaan pak tua hehehe..upsiee!
(っω;。)" pura-pura kaget Venti sambil menjulurkan ujung lidahnya dan menggaruk kepala

Sesudah mengatakan itu tatapan tajam kembali dilayangkan kepada bard bodoh bernama Venti tersebut. Sedangkan (name) merenungkan habis festival enaknya ngapain ya? Hmm jajan dulu kali ye

Ide yang bagus. Kebetulan pengen ngemil. Sore-sore begini enaknya cari makanan kecil. Tuh kan jadi laper🗿

"Hmm...bagaimana kalau sebelum pulang- AYO Zhongli! Mari kita berburu makanan!!" sentak tiba-tiba (name) dengan semangat membara merangkul tangan Zhongli kemudian menggeretnya paksa mengikuti langkahnya

蚀 𝐒𝐜𝐢𝐧𝐭𝐢𝐥𝐥𝐚 - 𝐙𝐡𝐨𝐧𝐠𝐥𝐢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang