𝐀𝐂𝐓 𝐈𝐈 / 𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟒
𝐀 𝐒𝐭𝐚𝐫𝐭━━━━━━━━━━━━ ◈ ━━━━━━━━━━━━
Qingce Village, tujuan sebenarnya (name) pergi mendadak. Melewati jalur Wuwang Hill. Sampai tengah hari.
Tempat itu sepertinya menjadi tempat agak berhantu. Mata (name) selalu menangkap sosok anak kecil yang kerap berlarian ke sana kemari lalu menghilang.
Baginya melihat jiwa yang berkeliaran atau masih belum meninggalkan dunia itu sudah pemandangan kesehariannya sewaktu di gunung dulu. Jadi maklum itu sama sekali tidak menakutinya.
Selain melihat (name) juga mampu mendengar bisikan-bisikan dari arwah anak kecil itu. Tak terkecuali masa lalu mereka- bagaimana mereka bisa mati.
(Name) mendengus pelan. Lebih baik bersikap normal daripada malah nantinya di curigai kakak bisa lihat kami ya? Kan sama saja menambah beban.
"Yang penting mereka tidak terlihat sedih..." batinku tersenyum samar
Dengan cepat (name) meninggalkan tanah angker tersebut dan sampailah di jembatan masuk ke Qingce Village.
"Oh tempat ini semakin asri ternyata.."
Memorinya terputar lagi momen di mana tanah kelahirannya dan tanah kematiannya sesungguhnya berdampingan satu sama lain yaitu.
"My..homeland and.." ucap (name) menatap desa indah di depannya,
"...my parting land" ucap (name) menatap tempat suram jauh di belakangnya
Qingce Village dan Wuwang Hill.
"Haha...mirisnya diriku" tuturnya melengkuh
Kemudian
Skip
________Liyue Harbor. Terlihat seorang wanita dengan penampilan serba hitam berdiri di jembatan masuk kota Liyue. Ekspresinya menunjukkan bahwa ia sedang tidak baik-baik saja. Alias nervous.
"Huft...oke bersikap seperti biasanya (name), hh jangan gugup. Yang terpenting senyum(^ᴗ^;)"
Melangkah maju dia menembus arus angin yang berlawanan arah dengannya.
Suasana ramai Liyue selalu membuat jantungnya berdetak aktif melebihi tempo normal. Bukan hanya suasananya tapi orang-orang yang ada di sana juga tidak pernah gagal membuatnya gugup.
Terlebih adanya pria yang selalu menyambutnya dengan senyuman hangat.
"Ke Wanmin dulu....mungkin?" pikirnya dalam hati
Meski umurnya tidak lagi dikatakan muda namun kenyataan perilaku serta sifatnya masihlah layaknya gadis muda yang baru menginjak dewasa. Emosi yang cepat berubah menjadi salah satunya.
Kekagumannya akan keharmonisan kehidupan penduduk kota sekalipun berhasil menarik perhatiannya.
"Halo Chef Mao..anda terlihat bersemangat seperti biasanya:)"
Koki ternama di Liyue itu menoleh sumringah menyapa orang yang telah banyak berjasa membantunya serta restorannya.
"Ah senang bisa bertemu denganmu lagi...nona (name), saya tidak melihatmu belakangan ini. Apakah Xiangling mengajakmu ke suatu tempat lagi?"
Wanita bernama (name) itu bergumam 'ah?' lalu tersenyum ramah. Sebenarnya alasan menghilangnya belakangan ini yaitu perihal masalah yang sulit dijelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
蚀 𝐒𝐜𝐢𝐧𝐭𝐢𝐥𝐥𝐚 - 𝐙𝐡𝐨𝐧𝐠𝐥𝐢
Fanfiction「𝐙𝐡𝐨𝐧𝐠𝐥𝐢 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫」 𝐷𝑒𝑤𝑎? 𝐽𝑖𝑘𝑎 𝑠𝑎𝑗𝑎 𝑎𝑘𝑢 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑤𝑎... 𝗔 𝗴𝗼𝗱 𝘄𝗵𝗼 𝗵𝗶𝗱𝗲𝘀 𝗵𝗲𝗿 𝗳𝗲𝗲𝗹𝗶𝗻𝗴𝘀, 𝗯𝗲𝗰𝗮𝘂𝘀𝗲 𝘀𝗵𝗲 𝗸𝗻𝗲𝘄 𝗵𝗲 𝗱𝗲𝘀𝗲𝗿𝘃𝗲 𝙝𝙚𝙧 𝘉𝘩𝘴, 𝘐𝘯𝘥𝘰𝘯𝘦𝘴𝘪𝘢/𝘐𝘯𝘨𝘨𝘳𝘪𝘴 › ɢ...