ᴬᶜᵗ ᶦ「ᴡʜʏ?」

1.6K 224 25
                                    

━━━━━━━━━━━━ ◈ ━━━━━━━━━━━━

"Hah?"

Krik krik

"Aku..kamu..muridku? Tunggu...apa?" gumam (name)

Childe mengangguk cepat.

"Hm! Ayolah (name)🥺....boleh?" ucap Childe memohon seperti puppy

"Errr...." (name) noleh ke Zhongli, dia menggeleng tidak seakan menolak

(Name)mengernyit kesal.

"Kau tahu kan...aku hanyalah seorang konsultan" kata Zhongli tenang

"Lalu? Apa kau sudah merasa terlalu tua untuk ini~? Kalau begitu apa gunanya vision dan kemampuan bertarungmu itu...?" ledekku dengan berkacak pinggang

Zhongli merasa ada yang menusuk mentalnya. Meskipun tidak berdarah tapi tetap mengenai kenyataan.

Sementara yang lainnya menahan humor lalu kembali bersikap normal saat Zhongli menyadari perubahan wajah mereka.

"Ahem....aku ini bukanlah tipe seorang guru" celetuk Zhongli membuka matanya sebelah

"Haaah? Bisa kau ulangi? Aku.tidak.dengar~" tanggapku usil

Kali ini Zhongli yang mengernyit kesal.

"Heee~ ada yang marah sepertinya...khukhukhu" gumam (name) tertawa jahad di dalam hati

Aether menatap was-was di belakang, "Kau yakin kalau mereka berdua itu akur?" tanya Paimon. "Aku tidak tahu...tapi sepertinya (name) sengaja memancing emosi Mr. Zhongli.." ia menyengir kaku

"Aku tidak mar-"

"Ssstt! Kau tahu jika seseorang berbohong maka kelopak matanya pasti akan berkedut!" potong (name) menaruh jari di depan bibir Zhongli

Pria itu terpaksa menahan emosinya dengan memilih menutup mata sambil bersekap dada. Walau kedua alisnya masih menukik tajam.

(Name) kaget kenapa Zhongli tiba-tiba jadi diam seperti itu. Ia mengibas-ibaskan tangan di depan wajah tamvan pria yang sukses dia jahili. Rasanya tidak asing.

"Eh? Benar marah ya...?" batinnya mulai panik

"Zhongli? Kenapa kau diam saja? Heiii..." ucap (name) menoel" pundak Zhongli

Di tengah perbincangan yang tidak berfaedah itu, Childe masih setia menunggu jawaban. Iya masih dalam keadaan berlutut.

"Jadi jawabannya...iya atau tidak? Iya atau tidak??" pikirnya menahan pegal yang sudah merasuki lututnya

Kesian. Mati rasa kakinya.

Selang semenit kemudian helaan kecil keluar dari bibir Zhongli. Membuat bulu kuduk (name) terangkat seketika.

"Menurutmu?" tanyanya pelan membuka mata separuh, iris ambernya seolah-olah menatap langsung ke jiwa (name)

Aether dan Paimon yang malang mereka juga ikut ketakutan karena itu. Ya bisa dibilang kaget berjamaah. (Name) jadi agak lemas.

Jiwanya seperti sudah ditarik keluar. Mau tidak mau dia harus meminta maaf.

"Ha..haha...sepertinya aku sudah membuatmu emosi lagi..." setelah mengatakan itu (name) tumbang ke bawah, beruntung Zhongli dengan cepat merentangkan tangannya

Syuut

Yap pingsun.

"(NAMEEEEE)!!!" mereka serentak lari marathon berusaha menangkap (name) yang jatuh seperti lembaran kertas

蚀 𝐒𝐜𝐢𝐧𝐭𝐢𝐥𝐥𝐚 - 𝐙𝐡𝐨𝐧𝐠𝐥𝐢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang