✦ sᴛᴏɴᴇ ɢɪғᴛ

497 78 0
                                    

● Bagian 2

The Dragon and The Deer
▬▬▬▬▬ ❖ ▬▬▬▬▬

#I'm Lien, it is a great
honor to meet you. Morax

۵ ˢⁱᵈᵉ ˢᵗᵒʳʸ

Si rusa putih sampai terlebih dahulu di bawah. Begitu dia melihat. Situasinya tidak jauh kacau dari kasus-kasus sebelumnya yang pernah ia tangani sendiri. Rumah hancur, barang-barang rusak tak berbentuk. Maupun ceceran darah.

"Goodness...kemana semua orang-orangnya?" khawatirnya spontan

Sepertinya manusia membuat tempat tinggal kecil di kaki gunung ini. Namun sekarang semuanya telah berantakan menyisakan aura gelap meliputi area itu.

"Syukurlah kalau mereka sudah melarikan diri..."

Dirasa cukup aman wanita tadi yang merubah wujudnya menjadi rusa putih kembali ke penampakan normalnya yaitu berkaki dua. Belum sempat ia memulai mencari jejak monster tadi. Sebuah suara berat menyeramkan bergetar di belakangnya. Bulu kuduknya berdiri.

"Diri ini lebih suka tidak berurusan dengan manusia fana itu...."

Ketika sang wanita menengadah ke atas, alangkah terkejutnya dia. Mendapati sepasang iris naga lengkap dengan kepala, gigi, napas, dan kumisnya menatap lurus ke arahnya. Kepalanya yang teramat besar membuat bayangan besar di sekitar tubuh si wanita. Aaaahhhhh apa itu?!

"H-haa..h a-apakah...anda tuan yang tadi??" gelagapan si wanita berasa kena jumpscare. "Astaga tuan..anda benar-benar mengagetkan saya huhh" tapi gak lama setelahnya balik santai lagi seolah memang beneran kena jumpscare

"Kau...tidak takut?" si naga merasa kehadirannya ini sama sekali tidak mampu mengintimidasi wanita kecil di bawah kaki besarnya

"Awalnya iya! Haha tuan ternyata besar sekali ya!" ketawa sang wanita malah semakin mengagumi

Si naga menggeram menggunakan nada resah seperti frustasi terhadap tanggapan wanita satu ini. Yang lain saja secara natural takut akan kehadiran serta auranya tapi kenapa ada satu makhluk yang kebal terhadap kesangarannya? Ia mengomel meracau berbagai kalimat kasar di kepalanya sampai suara si wanita lagi-lagi membuyarkan pikirannya.

"Tuan! Saya melacak aura monster tadi tidak jauh di depan! Haruskah saya memancing mereka kemari supaya-"

"Kenapa tidak membunuh mereka saja? Apakah membunuh merupakan hal yang sulit bagimu?" potong si naga menutup mulut si wanita dengan geramannya

"Aah saya..." si wanita menelan ludah. Membunuh adalah suatu pantangan baginya. Itu tindakan yang bertentangan dengan hati nuraninya sejak lahir. Oleh karena itu dia hanya bisa melakukan penyegelan. ".....menghindari melakukan pembunuhan selama ini"

Kerutan pada wajah si naga menjelaskan kalau dia sama sekali tidak mendapati jawaban yang memuaskan dari lawan bicaranya. Yang mana membuatnya semakin frustasi. Geramannya bertambah kencang. Dia berteriak

"Konyol sekali. Jika kau tidak bisa membunuh- kalau begitu kau itu apa?! Jika kau adalah adeptus maka untuk apa kekuatanmu itu? Melarikan diri?"

Sang wanita meringis mendengar teriakan naga di belakangnya begitu kencangnya. Bagaimana kalau monster tadi sampai mendengarnya? Bisa bertambah masalah baru kalo begini.

Grrraaaa

Hhhaarrgghh

Yep. Mereka dengar. Dan datang tepat kemari. Dengan membawa amarah mereka.

蚀 𝐒𝐜𝐢𝐧𝐭𝐢𝐥𝐥𝐚 - 𝐙𝐡𝐨𝐧𝐠𝐥𝐢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang