Two.

6.6K 462 4
                                    

Berkas-berkas milik Haechan ada yang tertinggal di ruang fotocopy-an, jadi ia harus segera kembali kesana. Jika tidak, ia akan di marahin abis-abisan sama Kepala Divisi nya. Lho, berani marahin anak CEO? Haechan sudah menitipkan pesan pada Papa nya supaya tidak terlalu berbuat baik pada anaknya itu. Jika ia berbuat salah, maka tegur dan beri lah saran atau masukan yang baik. Johnny juga sudah beritahu kepada semua orang yang bekerja disana.

"Sudah? Hanya ini saja?" tanya Pak Doyoung, selaku Kepala Divisi.

"Iya Pak. Sisa nya menyusul karena saya baru buat draft nya saja."

"Yasudah silahkan kembali."

"Ah tunggu sebentar, Seo Haechan." Pak Doyoung memanggil Haechan yang sudah hampir keluar dari ruangan.

"Ada apa pak?"

"Begini, anak saya ada yang seumuran sama kamu. Dia juga lagi magang di perusahaan lain. Tapi ga betah karena ya mungkin lingkungannya beda gitu ya.."

"Langsung ke inti nya aja pak." ketus Haechan.

"I-iya niat saya ingin ngajak anak saya magang disini, nanti kamu mau ya berteman dengan anak saya?"

"Gatau pak, liat nanti aja. Saya permisi dulu."

Haechan langsung keluar dari ruangan Pak Doyoung karena memang ya sudah tidak ada kepentingan lagi. Belum berjalan jauh, Haechan melihat Junkyu yang sedang mengepel lantai dekat meja kerja nya.

"Lo ngapain? Kan ada OB, sok mandiri banget sih."

Junkyu mendongak melihat Haechan yang tengah mengejek diri nya. "OB disini kurang can, makanya gue lakuin sendiri. Udah diem deh, komen mulu."

"Makanya bokap lo suruh rekrut orang buat jadi OB." ucap Junkyu lagi.

"Kaya gatau bokap gue aja sih Jun. Pasti bilang 'kan udah ada jadwal piket, jadi ga butuh OB.' halah halah."

"Yaudah sana berisik lo ganggu gue aja."

Haechan langsung pergi menuju meja kerjanya dan melanjutkan lagi draft draft yang akan di kasih ke Pak Doyoung.

***

"Pa. Pak Doyoung kerja udah lama?"

"Lumayan nak. Pak Doyoung itu tadi nya mau Papa jadikan Manager, tapi beliau sendiri yang ngga mau."

"Kenapa gitu Pa?" tanya Haechan.

"Berat kata nya. Tumben kamu nanya?"

"Iya soalnya tadi pas Haechan ngasih berkas ke ruangan dia, dia tiba-tiba ngomong kalo anak nya mau pindah ke perusahaan papa. Ga betah di tempat yang sekarang, katanya sih."

"Trus Pak Doyoung nyuruh Haechan buat temenan sama anaknya. Ya Haechan kan gatau ya anak nya kaya gimana. Yaudah cuma ku bilang, liat nanti aja pak, gitu."

"Ah iya Papa lupa ngasih tau kamu. Beliau emang sempet ada omongan ke Papa kalo mau bawa anaknya kesini."

"Trus?"

"Iya nyuruh nya sama persis kaya yang kamu bilang nak."

"Siapa sih nama nya?"

Johnny mengalihkan pandangan guna mengingat siapa anak nya Pak Doyoung itu, "Papa agak lupa, eeee Kim.. Jeno..? Iya kalo tidak salah namanya Kim Jeno."

Haechan hanya mengangguk pelan dan berjalan ke sofa ruang tv.

"Nanti berteman ya? Dia seumuran kamu nak."

"Gatau liat nanti aja sih Pa."

Johnny hanya bisa tersenyum. "Oh ya nak, lusa nanti mau ada meeting. Haechan ikut ya nak."

"Ngga ih ngapain juga? Disana ngapain? Kalo diem aja mending dirumah."

"Iya liat mekanisme meeting tuh seperti apa. Kan yang kamu tau cuma rapat rapat biasa aja kan?"

"Ya kurang lebih emang rapat kan? Haechan juga tau kali."

"Harus ikut. Lusa juga rencana Pak Doyoung mau bawa anak nya, jadi nanti Papa kenalin kamu ke dia."

Mendengar Papa nya bicara, Haechan langsung mengambil handphone dan pergi ke kamar nya.

"Haechan-a, harus ikut ya. Papa ngga mau tau!" teriak Johnny supaya Haechan mendengar apa perkataan Papa nya itu.

***

Johnny dan Haechan berangkat lebih awal untuk mempersiapkan meeting nya. Bagaimana pun juga, Johnny harus mencontohkan yang baik untuk karyawan-karyawan nya. Maka nya ia berangkat pukul 06.15. Di perjalanan Haechan masih mendumel karena ia harus bangun subuh tadi dan siap-siap untuk berangkat lebih pagi.

"Nanti kalo sama orang perusahaan, jangan jutek ya nak." gumam Johnny tiba-tiba.

Haechan tidak merespon Papa nya, "Tuh kalo papa nya lagi ngomong ga di jawab."

"......." hening seketika.

"Haechan."

"Seo Haechan."

"Apa sih pa? Iya iya tau iya udah denger."

"Jangan iya iya aja, nanti ngga di lakuin."

"Gaji karyawan magang belom turun?" tanya Haechan.

"Sore ini, tenang aja. Kamu mau beli apa lagi nak?"

"Novel sama helm. Helm Haechan kaca nya kendor trus busa nya juga pada lepas."

Johnny mengerutkan kedua alisnya, "Nanti Papa benerin kalo helm, itu kendor doang kamu ga usah beli."

"Yakali Haechan pake helm gaada busa didalemnya."

tbc . . .

don't forget to vote + comment, thank u!

APPROVAL | MARKHYUCK ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang