Thirty Four.

2.1K 166 0
                                    

Perjalanan menuju hari pernikahan Mark dan Haechan semakin dekat. Mereka mempersiapkan lebih awal karena Mark ingin menyelesaikan beberapa kerjaan nya yang belum di selesaikan. Sebenarnya jangan terlalu terburu-terburu menurut Haechan, tapi Mark kekeh tetap ingin mempersiapkannya di awal. Mulai dari fitting baju pernikahan, dekorasi tempat, konsepan tempat, foto pre-wedd, dan lain sebagainya, itu sedang mereka lakukan. Awalnya Haechan ingin pernikahannya dengan konsepan indoor, tapi Mark ingin sekali di outdoor karena supaya menyatu dengan alam. Karena mereka terus berdebat mempermasalahkan konsepan, Mark menelfon beberapa bawahannya untuk datang ke ruangan Mark.

~

"Tumben ngga mau ngalah banget kenapa sih?!" ujar Haechan dengan nada tinggi.

"Aku yang selalu nurutin permintaan kamu, aku juga pengen kamu nurutin permintaan aku sayang.."

"Trus kenapa juga pake nelfon bawahan kamu?"

tok tok tok

3 orang bawahannya datang bersamaan, ternyata diikuti oleh Tiffany.

"Silahkan, silahkan duduk." ucap Mark.

'cih.' batin Haechan yang sudah merasa jengkel.

Mark menjelaskan beberapa tujuan maksud ia menelfon mereka, yaitu untuk meminta saran konsep pernikahan mereka. Memang seharusnya tidak perlu meminta saran, tapi Mark rasa dengan ada nya pendapat dari orang-orang, ia lebih leluasa untuk memilihnya. Mereka berdebat cukup panjang hanya karena membahas indoor atau outdoor saja. Awalnya Haechan menolak paksa ketika keputusan mereka berpihak pada Mark. Tapi ia menjadi gembira saat Mark akhirnya mengalah dan tetap menuruti permintaan Haechan, iya, pernikahan mereka nanti akhirnya di indoor. Jika Mark bertanya pada Jaehyun, Taeyong, maupun Johnny, pasti sudah jelas mereka setuju dengan pilihan anak-anaknya, karena kan yang ingin menikah ya mereka.

~

"Siang ini kita coba survey ke gedung yang waktu itu ya?" tanya Mark pada Haechan.

Langsung diselah oleh Tiffany, "Maaf Tuan, siang ini Tuan ada schedule untuk menemui Bu Hyorin di kantor nya."

"Ah iya saya lupa Bu. Kira-kira selesai jam berap-"

"Yaudah aku aja sendiri kalo gitu." ketus Haechan dengan kesal saat mendengar bahwa calon suami nya ada urusan.

"Babe... Sensi mulu daritadi kenapa sih? Aku udah turutin mau kamu di indoor, terus kamu masih sensi aja?"

"Siapa yang sensi sih?"

Mark menghela nafas beratnya, "Bu Tiffany, maaf.." ia memberi isyarat Tiffany untuk segera keluar dari ruangan dan meninggalkan mereka berdua. Tiffany pun paham dan langsung keluar.

Mark meraih kedua tangan Haechan dan mengelus punggung tangannya, "Kamu kenapa? Perkara siang ini aku ada urusan? Iya? Hm?" ia menatap dalam-dalam mata Haechan.

"Ya kamu kaya niat ga niat, kan bisa tinggalin urusan kamu dulu. Kalo emang ga niat nikah sama aku, yaudah bilang!"

"Hey hey hey, no.. No no no.. Aku niat babe. Aku ada urusan juga kan ini kerjaan, bukan yang lain-lain."

"Yaudah kan aku bilang, aku sendiri aja." Haechan melepas kasar tangan yang sedang di raih Mark dan pergi ke dekat jendela sambil melihat ke luar.

Mark menghampiri dan memeluk tubuh Haechan dari belakang. Ia menaruh dagu nya di pundak Haechan sambil mengecupi nya sekilas. Ia juga mengeratkan pelukan nya supaya Haechan tau maksud dari pelukan itu. Seperti nya memang hari itu, Haechan sedang dalam mood yang kurang bagus. Mark merasakan saat membicarakan masalah pernikahan mereka.

APPROVAL | MARKHYUCK ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang