Thirty One.

2.3K 181 2
                                    

"Mark! Markeu-ssi!"

"Oh waeyo?"

"Haechan kemana ya? Gue pengen ngajak dia makan siang sekarang nih udah laper banget gue." ucap Junkyu yang sedaritadi mencari keberadaan temannya itu.

"Saya gak tau Kyu. Udah coba cari ke ruangan nya?"

"Udah, udah juga. Kemana ya dia? Lo kan pacar nya masa gak tau?"

"Nih." Mark menunjukan layar handphone nya dengan tampilan roomchat Haechan. "Chat saya aja belum di bales daritadi."

Junkyu pun menuju kantin seorang diri. Awalnya ingin bersama Mark, tapi ia masih ada pekerjaan yang harus di selesaikan. Memang betul, Mark itu orangnya harus benar-benar menyelesaikan pekerjaan nya semua dulu baru bisa beraktivitas yang lain, kecuali ada suruhan dari atasan. Mark juga ternyata berfikir, dimana keberadaan kekasihnya itu? Pesan nya saja tidak di balas. Tadinya ia ingin bertanya pada Johnny, tapi di rasa tidak sopan akhirnya Mark mengurungkan niat nya. Saat Mark hendak menuju pintu belakang untuk membuang sampah, Mark dikagetkan oleh satu suara yang memanggilnya dari kejauhan. Ia mencari sumber suara itu berada, dan ya, panggilan itu ternyata dari Seo Johnny.

"Ingin membuang?" tanya Johnny saat sudah berhadapan dengan Mark.

"Iya, Tuan. Sudah sangat menumpuk."

"Ya sudah, buang dulu setelah itu langsung ke ruangan saya ya. Saya permisi dulu."

"Baik, Tuan." Mark mengerutkan alisnya seolah kebingungan. Sebenarnya ia juga ada rasa degdegan, tidak tahu mengapa.

***

Whatsapp

Me
online
Sayang | 13.42
Kamu dimana? | 13.42
Chat aku kenapa gak di bales? | 13.43

sweetheart, ♡
last seen today at 08.34

~

Haechan terakhir membuka whatsapp ternyata di jam setengah sembilan pagi, selanjutnya ia tidak membuka nya lagi. Mark sangat menyesal karena tadi saat di ruangan mengapa ia tidak bertanya saja pada Johnny. Ia juga jadi tidak fokus bekerja, karena memikirkan Haechan. Karena Mark membersihkan semua ruangan, mata nya pun ikut mencari, melihat sekeliling, tapi tetap saja tidak ada. Di ruangan, Mark hanya duduk melihat ke arah jendela sambil merenungi. Selalu saja, jika Haechan tidak mengabari nya, ia selalu berfikir bahwa ia telah membuat kesalahan. Padahal tidak selama nya seperti itu, mungkin saja memang Haechan sedang sibuk, atau memang sedang tidak memegang handphone nya? Tapi Mark susah sekali untuk berfikir positif dan sering sekali menyalahkan diri nya.

Gubrag!

Tubuh Mark seketika bergetar karena dikagetkan dengan suara pintu yang sangat keras. Ia menghela nafas nya dengan lega setelah melihat Haechan yang datang tiba-tiba. Tanpa basa-basi, Mark langsung memeluk erat tubuh nya.

"Kamu gapapa? Kamu dari mana? Kenapa chat aku ga di bales? Di telfon ga di angkat? Hah?" tanya Mark panik sambil memegang kedua tangannya.

"Aku abis ikut Bu Tiffany ngambil pesenan kue buat meeting nanti hehehehe. Hp ku nyala, tapi ga ada sinyal makanya ga bisa ngabarin kamu. Maaf...." Mark hanya diam menatap tajam Haechan, tapi langsung di peluk lagi olehnya supaya Mark mengerti.

"Dari pagi sampe jam dua gini kamu ga ada kabar, gimana aku ga panik chan? Harusnya dari awal bilang dong biar aku tau dan ga nyariin juga."

APPROVAL | MARKHYUCK ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang