Four.

4.4K 297 6
                                    

"Sebentar dek."

"Hah? Kenapa abang?"

Mark dan Chenle tertuju dengan poster yang menempel di tiang halte.

'pt. international jhonsuh? office boy?'

Mark mengambil poster itu lalu ia masukkan ke dalam tas nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark mengambil poster itu lalu ia masukkan ke dalam tas nya.

"Itu buat apa bang?" tanya Chenle.

"Ada perusahaan yang lagi nyari OB, ini kesempatan buat abang buat daftar ke perusahaan ini."

"Emangnya OB itu apa abang?"

Chenle masih belum mengerti. Wajar saja, ia masih kelas 2 sd.

"Pokoknya nanti abang kerja bantu-bantu perusahaan itu, ya bersih-bersih trus ya masih banyak lagi deh."

"Ihhh nanti abang kotor, adek ngga mau deket abang."

"Hadehhhh. Ayo pulang, pasti udah di cariin sama Abi Umi."

Mark dan Chenle jalan kaki menuju rumah nya. Mereka habis di suruh Umi nya untuk membeli beras dan telur.

"Assalamualaikum.."

"Umiiiiii, adek pulang!" Chenle memeluk Umi nya yang sedang menonton tv.

"Ey ey ey, lama sekali kalian? Habis dari mana saja?"

"Tadi kita berdua jalan Umi, makanya lama."

"Umi sudah bilang jangan jalan nak, jauh.. Mengapa tidak naik bus saja?"

"Duitnya sayang. Lagian abang sama adek gapapa kok jalan."

Umi nya menghela nafas.

Mendengar Taeyong menghela nafas dengan berat, Jaehyun menenangkan Taeyong, "Sudahlah Taeyong-a, tidak apa-apa. Yang penting Mark dan Chenle selamat sampai rumah."

"Bi, ini." Mark memberi poster yang tadi ia temukan di tiang halte.

"Apa ini nak?"

"Ada lowongan kerja jadi OB di PT. International Johnsuh." ucap Mark.

"Abang yakin?

"In syaa Allah yakin Abi."

"Tapi Umi gak setuju!" Taeyong berbicara dengan lantang.

Jaehyun menggaruk alis nya. "Kenapa sayang? Ini kesempatan, mumpung ada lowongan lho.."

"Umi gak mau Mark jadi OB. Titik."

"Kenapa mi? OB kan pekerjaan halal. Ini kesempatan banget buat Abang mi.. Uang buku sama seragam Chenle masih kurang kan? Abang juga harus menuhin kebutuhan keluarga kita. Abi udah gak kerja mi, trus kita dapet duit darimana?"

"Bukan masalah itu. Umi gak mau nanti Abang di ejek kalo jadi OB."

Mark mendekati Umi nya. "Umi.. Abang gak permasalah kan itu. Mau abang jadi tukang ojek kek, supir kek, ob kek yang penting kan pekerjaan nya halal mi. In syaa Allah semuanya jadi berkah mi.." Mark mengenggam tangan Taeyong.

Taeyong hanya terdiam dan meneteskan air mata. "Jangan nangis Umi.. Maafin abang belum bisa bikin Abi Umi seneng."

"Abi yang harus minta maaf sama kamu Mark. Kamu yang harus menanggung semua nya karna Abi sudah gak kerja."

"Mark juga minta maaf. Nanti mark berusaha supaya dapet pekerjaan yang mungkin lebih layak dari ini."

"Pelan-pelan aja ya nak.." Jaehyun memeluk tubuh Mark dan Taeyong.

Keluarga Jaehyun memang keluarga yang sangat sederhana. Harusnya, Jaehyun bekerja. Tapi karena semua karyawan di tempat Jaehyun bekerja terkena PHK, mau tidak mau Jaehyun harus berhenti. Untungnya, mereka punya anak yang bisa mengerti keadaan. Benar, Mark Jung, anak pertama dari pasangan Jaehyun dan Taeyong yang sedang berusaha mencari pekerjaan untuk membantu ke ekonomian keluarga nya. Segala cara Mark lakukan agar bisa mendapatkan pekerjaan itu. Ditambah, ia memiliki satu adik yang masih bersekolah. Jung Chenle. Mark harus bekerja dan berusaha lebih.

Soal pekerjaan yang ingin Mark lakuin itu, Jaehyun sudah membujuk Taeyong supaya ia mengizinkan anaknya bekerja menjadi OB.

***

HRD dan Sekretaris Johnny, Bu Tiffany telah merekap berkas-berkas rekrutmen. Walaupun yang dibutuhkan di perusahaan milik Johnny hanya lah sebagai OB, tapi banyak sekali yang mendaftar. Berbeda dengan Mark, ia tidak mengirimkan berkas melalui email, melainkan datang langsung ke perusahaan.

"Permisi ibu, maaf saya mau bertanya. Ruang HRD dimana ya?"

"Ada keperluan apa ya mas?"

"Begini bu. Saya menemukan lowongan ini, apa betul?" Mark menunjukan poster lowongan itu.

"Ah benar dan kebetulan saya yang memproses perekrutan juga. Karna mas nya tidak mengirim email pada kami, jadi langsung ikut saya aja ke ruangan CEO Perusahaan ini." Tifanny menjelaskan dengan detail.

Mark mengangguk-angguk, "Oh gitu ya bu.."

"Iya, mari saya antar."

Perasaan Mark sudah campur aduk. Ia memikirkan bagaimana jika ia tidak di terima. Tapi ia tetap optimis dan selalu berdo'a. Karena Mark datang langsung ke perusahaan ini, tanpa mengirim email, jadi yang ia bawa hanya lah portofolio miliknya. Proses seleksi langsung itu hanya wawancara dan beberapa tahap lainnya.

"Ini ruangan CEO Perusahaan kami, namanya Tuan Johnny. Tetap jaga lah sopan santun mu. Saya permisi dulu ya."

Mark membungkuk dan, "Terimakasih bu."

Badan Mark sudah dingin karena baru saja ia melihat ada orang yang keluar dari ruangan CEO itu.

"Permisi, mas.. Daftar kerja jadi OB juga?"

"Oh iya bener."

"Susah gak?" tanya Mark.

Orang itu malah tertawa. "Nanti rasain sendiri aja mas, maaf saya buru-buru, duluan ya."

tbc . . .

don't forget to vote + comment, thank u!

APPROVAL | MARKHYUCK ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang