Di perjalanan pulang, yang terus menghantui pikiran Mark adalah perkataan Jeno, soal Haechan pacar Jeno, katanya. Tapi Mark merasa ada yang aneh, mulai dari perlakuan Haechan ke Jeno seperti apa, lalu cara bicara nya, kata demi kata, kalimat demi kalimat, Mark selalu memperhatikan hal itu. Sebenarnya tidak ada yang tidak mungkin juga, bisa jadi memang Haechan tidak mau mengumbar hubungannya dengan Jeno atau mungkin Haechan hanya menyembunyikannya dari Mark.
Memang, Jeno lebih dulu berada disana dibandingkan Mark. Jeno juga diam-diam memperhatikan Haechan. Ia juga sempat bilang ke Ayahnya, Kim Doyoung, jika ia ingin mendekati anak Tuan Johnny. Tapi kenapa? Kenapa ia bilang jika Haechan miliknya? Apa hanya untuk menakuti Mark saja? Atau memang ingin membuat Mark jauh dari Haechan? Mark tidak fokus mengendarai motornya sampai ia tidak sadar bahwa gerimis telah datang. Untungnya di sebrang kanan ada cafe yang masih buka, Mark segera menepi untuk berteduh. Maksud ia berteduh untuk memakai jas hujan, tapi ternyata, ia lupa membawanya, karena ia tinggalkan begitu saja di teras rumah saat sedang mencuci motornya.
Mark memandangi langit yang sangat gelap, hujan yang semakin deras, dan kendaraan mobil yang lalu lalang. Entah mengapa Mark merasa hangat, padahal harusnya ia merasa kedinginan. Mark juga ya... masih dengan fikiran yang sama. Ditambah ia berfikir mengapa hari ini rasanya lama sekali, mengapa hari ini berat sekali untuk Mark, tidak seperti biasanya.
"Namanya juga hidup, kadang mulus, kadang ngga, yaaa.. jalanin aja walaupun berat." Mark tersenyum sambil melihat ke arah langit.
Lalu ia mengambil dompet dan melihat foto yang di dalamnya, iya, foto Jaehyun, Taeyong, dan Chenle.
Mark tersenyum sambil mengusap foto nya, "Tunggu abang sukses ya."
***
"Abang baru pulang nak?" tanya Taeyong.
"Iya mi, tadi hujan. Abang neduh dulu."
"Disini juga deras banget tadi nak, Umi sampe udah siapin itu, takut mati lampu sama netes dari genteng." Taeyong menunjuk lilin dan baskom di sudut meja ruang tengah.
"Iya mi, yaudah abang ke kamar dulu."
Perasaan Taeyong aneh. Biasanya, Mark kalau pulang kerja selalu happy, ceria, menanyakan adik nya kemana, Abi nya kemana, Umi nya masak apa. Tapi kali ini tidak. Ia hanya berbicara beberapa kata saja.
'lagi capek kali ya..' batin Taeyong.
tok tok tok
"Abang.. Jangan lupa makan ya nak, masih ada sisa ikan sama sayur ada di meja makan." ucap Taeyong dari luar pintu kamar Mark.
"Iya nanti belum laper." teriak Mark dari dalam kamar.
Padahal siang tadi Mark hanya makan mie ayam saja, betul, saat makan bersama dengan Jeno. Seperti nya Mark bukan belum lapar, tapi ia tidak nafsu.
Mark hanya tiduran memandangi langit-langit atap rumahnya. Ia memikirkan banyak hal sampai tidak bisa tertidur. Ia takut jika bangun telat dan kesiangan. Bisa-bisa kena tamparan untuk kedua kali nya.
ting!
[ 1 new message ]
Mark menghela nafas saat melihat notifikasi pesan di handphone nya yang ternyata adalah pesan dari Seo Haechan. Biasanya ia paling semangat jika ada pesan dari Haechan. Tapi ia geletakkan begitu saja handphone nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
APPROVAL | MARKHYUCK ✔
Romance[ COMPLETED ] Hanya di perusahaan milik Johnny yang menikahkan Officeboy dengan anak semata wayangnya. Kantor dan motor butut lusuh, menjadi salah dua saksi bisu perjalanan cinta antara Haechan dan Mark. © m a t c h a l l a t e u