Doyoung dan Tiffany mendengar dari mulut ke mulut bahwa anaknya Johnny pingsan. Mereka berdua memastikan apa yang dikatakan orang-orang itu benar atau tidak. Doyoung mencari Jeno diruangan nya tidak ada, Tiffany mencari Mark pun tidak ada.
~
"Junkyu-ya!" teriak Doyoung saat melihat Junkyu keluar dari lift.
"K-kau sudah mendengar bahwa Haechan pingsan?!"
"Udah. Dia lagi diruang kesehatan sama anak bapak." Junkyu langsung meninggalkan mereka berdua dan entah kemana.
Doyoung dan Tiffany lari menuju ruang kesehatan. Sebenarnya tidak perlu sepanik itu, tapi Doyoung mengingat bahwa anaknya pernah bilang jika ia ingin mendekati anak Johnny. Karena Haechan tidak pernah memperlakukan Jeno dengan baik, Doyoung sudah negatif thinking bahwa ini ulah anaknya.
cklek..
"Ayah."
Doyoung melihat Jeno yang sedang duduk di kursi dan Haechan sedang tiduran membelakangi Jeno, "Kenapa bisa nak? Kenapa? Kamu melakukan apa?!"
Mengapa Doyoung menanyakannya kepada Jeno, "Ayah tanya Mark. Ini semua ulah dia."
"Jeno ga bener. Mark ga salah." jawab Haechan sambil meremas kuat selimutnya.
"Haechan-a... Saya sudah menolong saat kau pingsan? Dan kau tidak percaya dengan saya?"
"Ayah, ayah harus percaya sama Jeno. Ini semua ulah Mark si OB sialan itu." Jeno memegang lengan Doyoung.
Tiffany dan Doyoung, mereka saling tatap dan menggeleng-geleng kan kepala.
"Haechan kamu mau kemana? Hei, tidak-tidak, tidak sekarang. Wajahmu masih pucat, badanmu masih dingin.." ujar Tiffany yang melihat Haechan mencoba melepaskan infusan nya.
"Bu, ibu disini aja. Haechan ga mau di tungguin sama dia." Haechan menunjuk Jeno tanpa melihat ke arahnya. Selahnya lagi, "Dan bapak, tolong bawa anaknya ke rumah sakit jiwa. Saya rasa dia udah kehilangan akal sehatnya." sambil berbicara ke arah Doyoung.
Perasaan Doyoung berubah menjadi bingung. Kenapa juga ia harus membawa anaknya ke rumah sakit jiwa? Apakah Jeno se-gila itu? Doyoung juga berusaha untuk menahan amarahnya pada Haechan karena ia telah berkata seperti itu pada Jeno. Hanya nafas beratnya yang ia keluarkan dari mulut dan hidung. Akhirnya, Doyoung mengajak Jeno untuk keluar dari ruang kesehatan dan Tiffany, menuruti perkataan Haechan untuk menemani ia disana.
***
"KAMU KENAPA GAK BILANG KALO KAMU GAK NGELAKUIN ITU BANG?!"
"Udah mi, udah. Mereka lebih percaya sama Jeno si anak Pak Doyoung Kepala Divisi, dibanding abang.."
"ARGHHHHHH!!!!!!"
plankkk! Taeyong membantingkan vas bunga yang ada di meja tv.
"Abangggg." Chenle menghampiri Mark karena ia takut akan Umi nya sendiri.
"Taeyong-a. Sudah, sudah, sini..." Jaehyun memeluk tubuh Taeyong.
Jung Jaehyun. Ia orang yang sangat sabar, bukan berarti tidak bisa melakukan apapun, ia memilih untuk diam daripada berbicara namun tidak didengar.
"Bawa adekmu ke kamar bang." suruh Jaehyun kepada Mark.
~
Jaehyun masih menenangkan Taeyong yang sudah bertindak diluar batas. Jung Taeyong, ia memang orang yang mudah sekali emosi, mulai dari hal-hal kecil atau hal spele. Taeyong memang suka sekali mengambil keputusannya sendiri tanpa memikirkan kedepannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/301352875-288-k411116.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
APPROVAL | MARKHYUCK ✔
Romance[ COMPLETED ] Hanya di perusahaan milik Johnny yang menikahkan Officeboy dengan anak semata wayangnya. Kantor dan motor butut lusuh, menjadi salah dua saksi bisu perjalanan cinta antara Haechan dan Mark. © m a t c h a l l a t e u