Three.

5.2K 377 1
                                    

"Tolong nanti di siapkan saja beberapa ya."

"Siap laksanakan Tuan."

Johnny yang sudah datang lebih awal, ikut merapihkan meja untuk meeting supaya lebih rapih dan enak di lihat. Haechan tidak membantu Papa nya, ia justru pergi ke kantin untuk beli bolu kesukaannya.

kantin

"Bi, bolu ini 2 aja." Haechan menunjuk bolu rasa cappucino kesukaannya.

Sambil mendengarkan lagu dengan earphone yang tertancap di kedua telinga nya, ia mendengarkan lagu rock karena suasana hati nya sedang tidak baik.

"Ah iya, ini duitnya. Makasih bi."

Haechan langsung segera ke ruangan meeting Papa nya. Ia berjalan dengan sangat cepat, bahkan ia berlari.

brugh!

Ia menyenggol pundak orang yang lewat dengan sangat keras.

'heol, mata yang indah.' batin si orang itu dalam hati.

"Maaf, maaf, tidak sengaja." Haechan membungkuk dan langsung lari kembali.

Orang itu hanya tersenyum. "Siapa dia?"

***

Johnny memulai meeting itu. Ia menyapa keadaan karyawan-karyawannya dengan sangat ramah. Yang ia lakukan sebelum memulai meeting biasanya bercanda, membicarakan hal-hal random, atau bahkan menonton video lucu. Ia tanamkan itu sejak dulu, supaya pada saat meeting, tidak ada karyawan yang takut, tegang, atau mungkin panik.

"Langsung kita mulai saja ya meeting hari ini. Oke, ini saya tampilkan grafik saham yang melonjak dibulan ini. Nah ini grafiknya, bisa dilihat." Johnny menampilkan grafik pada layar proyektor nya.

" Johnny menampilkan grafik pada layar proyektor nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf Tuan.."

"Iya Pak Jongin, apa ada yang ingin ditanyakan?" tanya Johnny.

"Begini pak, saya juga ingin melaporkan data bulan kemarin dengan grafik yang cukup tinggi juga."

"Ah oke nanti saya cek. Pak Doyoung, bagaimana progress nya?"

"Sama seperti Bapak Jongin, Tuan, tetapi hanya beda di grafik saja. Karena laporan milik saya masih tidak sesuai dengan data real nya."

Haechan yang mendengar dan memperhatikan meeting Papa beserta karyawan nya itu membuat ia kebingungan. Ia hanya melamun.

 Ia hanya melamun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tok tok tok.

"Silahkan masuk."

Haechan melihat ke arah orang yang baru saja masuk ke ruangan itu. Ia dikagetkan, ternyata orang itu adalah orang yang ia senggol dengan tidak sengaja saat ia berlari tadi.

Orang itu hanya tersenyum dan membungkuk saat Johnny menyuruhnya untuk masuk dan duduk disana.

"Ah iya bu, perihal perekrutan OB, tolong secepatnya di laksanakan ya mengingat SDM OB di Perusahaan ini memang sangat kurang." ucap Johnny pada Sekretarisnya, Bu Tiffany.

"Baik Tuan."

Setelah kurang lebih satu jam setengah meeting, akhirnya selesai.

"Baik, saya cukupkan saja meeting hari ini. Untuk laporan perdivisi bisa di kumpulkan langsung ke saya atau ke Bu Tiffany. Terimakasih semua nya."

'baik tuan, terimakasih banyak.'

'terimakasih tuan, saya permisi.'

'mari tuan.'

~

"Pak Doyoung." Johnny memanggil Pak Doyoung yang hampir keluar ruangan.

"Iya Tuan?"

Johnny bangun dari duduk nya, "Tunggu sebentar. Haechan-a, sini." Johnny menyuruh Haechan untuk menghampiri Papa nya.

'ah.. haechan nama nya.'

"Kenapa Pa?"

"Ini yang Papa bilang. Dia anak nya Pak Doyoung. Kim Jeno nama nya." Johnny mengelus pundak Jeno.

Doyoung hanya tersenyum dan menoel anak nya supaya ia berkenalan dengan anak Johnny. Berbeda dengan Haechan, ia tersontak kaget apa yang dibilang Papa nya itu.

"Kim Jeno." Jeno mengulurkan tangan kanan guna memperkenalkan diri nya.

Haechan pun menjabat tangan kanan Jeno, "Seo Haechan. Salam kenal."

"Jeno-ya, Haechan ini anak nya Tuan Johnny. Kamu harus bersikap baik pada nya. Jangan sampai membuat masalah ya." ujar Doyoung.

"Iya Ayah."

"Eiii, tidak perlu seperti itu Pak Doyoung. Nanti kan Jeno dan Haechan memang akan menjadi teman dekat."

cih. Haechan smirk.

"Dia hari ini udah mulai magang, Pa?"

"Iya."

Haechan mengangguk paham. "Ayo gue anter ke ruang magang."

"Jeno-ssi, jika ada yang ingin di tanyakan, tanya lah pada Haechan." ujar Johnny sambil menepuk pelan pundak Jeno.

Haechan langung meninggalkan ruangan itu bersama Jeno.

"Semoga anak bapak betah disini ya pak. Maaf jika perlakuan Haechan memang agak ga enak di lihat."

"Tidak apa-apa Tuan Johnny, memang semua nya juga butuh proses."

"Hahahahahaha." Doyoung dan Johnny tertawa bersama.

***

Jeno menempati meja kerja nya. Ia bersebelahan dengan meja Haechan. Awalnya Haechan menyuruh nya untuk duduk di sebrang sana, padahal disana pun masih banyak yang kosong. Tapi Jeno memilih untuk menempati kursi dan meja kosong di sebelah Haechan.

"Haechan-a. Aku ingin bertanya."

"Apaan?" jawab Haechan yang sedaritadi memainkan handphone nya.

"Jam istirahat kerja karyawan magang sama karyawan tetap sama tidak?" Jeno mengawali pembicaraan

"Gatau sih, gue kalo pengen jajan ya jajan aja." ketus Haechan.

'astaga lupa, bener juga. dia kan anak CEO, jadi bisa melakukan apa saja yang ia inginkan.' ucap Jeno dalam hati.

Jeno melihat ada binder dibawah meja nya, lalu ia mengambil binder itu dan menanyakannya pada Haechan. "Ini, milikmu?"

"Iya sini, makasih." Haechan mengambil binder itu tanpa eye contact dengan Jeno.

batin Jeno, 'cuek. menarik.'

tbc . . .

don't forget to vote + comment, thank u!

APPROVAL | MARKHYUCK ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang