"Assalamualaikum Abi, Umi, Adek.."
tok tok tok..
"Kok sepi?" Mark melihat ke lorong samping, "Lho motor Abi kok gak ada?"
"Assalamualaikum... Biiii, Umiiii, adekkk.."
"Eh Mark sudah pulang? Ini Abi mu tadi menitipkan kunci rumah sama ibu." Tetangga samping rumah nya memberikan kunci rumah milik Mark.
"Oh iya bu makasih. Tadi abi bilang nya kemana ya bu?"
"Umi mu drop, Mark. Makanya tadi juga ibu kaget, kok Abi kamu teriak teriak kerumah, ternyata nitipin kunci ke ibu."
"Ah gitu, yaudah makasih banyak ya bu."
Perasaan Mark yang tadi nya gembira, senang, berubah menjadi kacau. Taeyong punya penyakit yang bisa dibilang cukup membahayakan untuk usia nya yang sudah hampir 50 tahun. Ia memang harus rawat jalan, tapi mengingat kondisi keuangan keluarga mereka yang menurun, Taeyong tidak bisa berobat atau bahkan check up ke rumah sakit.
Sudah hampir pukul 8 malam, Jaehyun, Taeyong dan Chenle belum juga pulang ke rumah. Mark sangat cemas, bahkan ia tidak nafsu makan malam, padahal Abi nya sudah menulis kan di kertas bahwa Mark harus makan duluan jika mereka belum sampai rumah. Mark mencoba menelfon Abi nya tapi tidak di angkat. Menelfon handphone Umi nya pun tidak di angkat. Mark terus berdo'a semoga mereka selamat sampai rumah.
"Abang.." lirih suara Jaehyun.
Iya, Mark sampai ketiduran menunggu kedatangan mereka.
"A-abi?" Mark bangun dari tumpuan tangan nya yang ia jadikan penopang untuk tidur di meja.
"Pindah ke kamar nak, ayo bangun."
"Udah jam berapa bi? Umi mana? Adek mana?"
"Setengah 11 nak, ayo bangun dulu pindah ke kamar. Adekmu udah Abi taruh di kasur karena tadi tidur di jalan."
"Umi, umi mana?"
"Umi harus istirahat di rumah sakit dulu nak. Dokter menyarankan seperti itu, Abi ga bisa berbuat apa-apa.."
"Umi di rawat inap?"
"Abang pindah gih, Abi mau taruh ini ke lemari makan." Jaehyun menunjuk dan mengambil salah satu piring makanan nya.
"Abi. Umi di rawat inap atau hanya istirahat sebentar disana?"
Jaehyun menghentikan aktivitas nya dan menghela nafas berat, "Percaya sama Abi, Umi mu baik-baik aja nak.."
"Pertanyaan abang, umi dirawat inap atau hanya istirahat sebentar?!" bentak Mark.
"Umi mu harus di rawat inap nak.."
"Abi bilang gitu aja susah kenapa sih bi? Jangan bikin abang pikiran!" Mark langsung pergi ke kamar dan menggebrakan pintu dengan sangat kencang, ia juga mengunci pintu kamarnya.
"Nak.." Jaehyun sudah tidak kuat menahan nangis.
Di dalam kamar, Mark juga menangis. Ia berusaha menutupkannya dengan bantal karena ia tidak ingin Abi nya mendengar. Mark memukul-mukul kan kepala dengan kedua tangan nya.
'KENAPA HARUS UMI?! ARGH! KENAPA YA ALLAH?!' teriak Mark di bantal nya.
tok tok tok
"Abang.. Nak.. Buka dulu pintu nya Abi mau bicara.."
"ABANG LAGI MAU SENDIRI. ABI SANA JANGAN GANGGU!" teriak Mark dari dalam kamar nya.
Jaehyun mengelus dada nya dan mengusap air matanya, "Iya nak, Abi tidur ya. Abang jangan tidur malem malem ya nak.."
KAMU SEDANG MEMBACA
APPROVAL | MARKHYUCK ✔
Romantizm[ COMPLETED ] Hanya di perusahaan milik Johnny yang menikahkan Officeboy dengan anak semata wayangnya. Kantor dan motor butut lusuh, menjadi salah dua saksi bisu perjalanan cinta antara Haechan dan Mark. © m a t c h a l l a t e u