Johnny memanggil Tiffany untuk datang ke ruangannya, tapi kali ini tidak dengan Doyoung. Karena semakin hari, Johnny merasa sudah tidak ada yang beres semenjak Mark melamar di perusaahan nya. Ada saja masalah yang datang mulai dari Mark mencuri, lalu ia membuat Haechan pingsan dan memaksa Haechan untuk memberi uang yang banyak, katanya. Johnny harus memastikan bahwa apa yang dikatakan Jeno dan Jungwoo itu benar atau tidak. Pasalnya Johnny ingin melihat dari rekaman cctv, namun pada saat kejadian, tidak terekam sama sekali. Maka dari itu, tujuan Tiffany dipanggil ya untuk membahas masalah ini.
"Untuk apa? Tidak perlu Bu." Tiffany menyarankan Johnny untuk membayar detektif.
"Ini hanya saran saya saja Tuan. Kalo pun kita nyuruh detektif, Mark pasti menjawab dengan kebenarannya dan kita bisa saja menjebak Jeno dan Pak Jungwoo?"
Johnny menyilangkan tangan sambil mondar-mandir, "Kenapa harus Jeno dan Pak Jungwoo?"
"Ya karena mereka yang melapor. Tuan tidak curiga atas apa yang mereka katakan?"
"Hmmm. Saya semakin bingung Bu. Tapi sekira nya tidak usah pakai detektif, apa bisa?"
"Bisa saja. Kita bisa sidak mereka berdua untuk mengatakan sejujurnya."
Selah Tiffany lagi, "Tuan. Apa Tuan tidak melihat dari diri Mark Jung? Saya melihat, dia anak yang baik, jujur, pekerja keras, attitude nya baik sekali, bagaimana Tuan bisa langsung percaya dengan apa yang mereka katakan?"
"Tapi Bu-"
"Maaf kalau saya lancang, justru saya merasa ada yang aneh saat anak Pak Doyoung mulai magang disini. Ah iya, saya juga sempat kepikiran karena Mark di berhentikan kerjanya sementara. Bagaimana dengan keluarga nya? Ouhhh jinjja!" Tiffany mengatur nafas nya setelah banyak menjelaskan pada Johnny.
"Ya sudah begini saja. Nanti saya pikirkan kembali harus bagaimana. Silahkan kembali bekerja."
"Saya harap Tuan masih punya jiwa kemanusiaan nya." Tiffany senyum tipis, "Saya permisi dulu." ia membungkuk lalu keluar dari ruangan.
Johnny sangat sangat bingung. Ia juga merasa aneh pada diri nya. Diri dia bukan yang dulu, yang tegas saat mengambil keputusan dan keputusan yang ia pilih juga selalu tepat, tidak pernah melenceng.
***
Pagi itu, Mark membuat sarapan pagi bersama pembantu di rumah Haechan. Tentu nya ia membuatkan untuk Haechan juga. Padahal sudah jam 10 pagi, tapi Haechan belum juga bangun. Ia paling susah sekali jika dibangunkan.
Setelah beberapa menit di dapur, Mark membawa sarapan dengan penampan besar supaya apa yang ia bawa muat. "Haechan-a.." bisik Mark sambil mengusap-usap rambut dan pipi nya.
"Chan, ayo bangun, sarapan dulu trus minum obat."
Masih belum ada jawaban apapun, "Haechan.."
"Hmm, nghh?" Haechan setengah sadar dari tidur nya.
"Bangun ayo, kamu minum obat jadi harus sarapan dulu." Mark membantu membangunkan Haechan.
Haechan duduk dalam keadaan mata yang masih tertutup dan rambut berantakan, "Mnsavg apa kbsj?"
Mark terkekeh, "Kenapa kenapa? Kamu ngomong apa?"
"Mam apa?" Haechan membuka mata nya sedikit.
"Ini nasi pake ayam fillet, jagung rebus, tumis buncis, kacang, sama teh, air putih, ada bolu kesukaan kamu, kacang hijau, waffle juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
APPROVAL | MARKHYUCK ✔
Romansa[ COMPLETED ] Hanya di perusahaan milik Johnny yang menikahkan Officeboy dengan anak semata wayangnya. Kantor dan motor butut lusuh, menjadi salah dua saksi bisu perjalanan cinta antara Haechan dan Mark. © m a t c h a l l a t e u
