Twenty Five.

2.3K 202 5
                                    

Hujan deras, langit gelap, diikuti dengan sambaran petir yang sangat keras membuat pagi yang harusnya bersinar lebih indah, tapi tidak di pagi hari ini. Entah semalam Mark bermimpi apa, ia tidak bisa berangkat kerja karena tidak mungkin jika hanya menggunakan motor dan jas hujan saja. Sudah hampir 45 menit hujan belum juga reda. Mark pasrah, ia juga sudah mempersiapkan mental untuk di cacimaki oleh Pak Jungwoo dan Tuan Johnny akibat keterlambatannya. Hari ini adalah kedua kalinya Mark terlambat, dan Pak Jungwoo sudah berpesan bahwa jika ia mengulangnya lagi, maka Mark akan di laporan pada Tuan Johnny.

Taeyong dan Jaehyun sudah meyakini anaknya bahwa jika ia di pecat, Jaehyun lah yang akan bertemu Johnny untuk membicarakan hal ini. Berat memang untuk kedua nya, tapi bagaimana lagi jika anaknya terus-terusan ditindas? Ya Jaehyun dan Taeyong harus melakukan sesuatu.

Setelah menunggu kurang lebih satu jam setengah, Mark memutuskan untuk tetap berangkat walaupun masih hujan, namun tidak sederas sebelumnya. Ia berangkat dengan motor dan helm kesayangannya, ah iya, tentu memakai jas hujan. Ia juga memakai celana training dan sandal jepit untuk menghindari cipratan air yang kotor. Mark mengendarai motornya dengan sangat lambat karena ia takut jika mengebut dan bisa berakibat fatal. Untungnya, semakin jauh sudah semakin reda. Karena kalau dihitung-hitung, jarak dari rumah Mark ke perusahaan itu sekitar 22km. Lumayan jauh. Di jalan pun ia mempersiapkan kalimat yang pas supaya ia tidak di pecat.

***

"Mark Jung!"

Mark baru saja sampai di parkiran motor dan sedang melipat jas Hujan nya, mendengar teriakan pelan dari asisten Johnny, betul, Ten.

"Ssssttt diem!" Ten menyuruh Mark diam saat ia menghampiri Ten.

"Wae???"

"Kamu telat kan? Sekarang ikut Hyung ya dari belakang. Kita ke ruangan Bu Tiffany dulu."

Mark mengerutkan kedua alisnya. Ah Mark lupa bahwa ia pernah diberitahu soal ini sama Ten. Iya, ruangan Tiffany adalah salah satu ruangan tempat paling aman ketika Ten telat. Ten mencoba mengendap-ngendap dari parkiran motor menuju ruangan Tiffany. Karena jarak yang lumayan dekat, membuat Ten mudah untuk membawa Mark ikut dengannya. Tiffany tahu soal ini walaupun ia sekretaris Johnny. Ia tidak mempermasalahkan karyawan yang telat. Tiffany juga berani menjamin bahwa jika ada apa-apa dengan karyawannya, maka Tiffany lah yang bertanggung jawab penuh.

~

tok tok tok!

"Bu.. Bu Tiffany!" Ten menggedor gedor pelan.

Mark yang memantau keadaan sekitar, "Hyung, bagaimana ini?"

"Sabarlah sebent-"

cklek...

Tanpa salam dan sapaan, Ten dan Mark langsung memasuki ruangan Tiffany.

"Hehehehe." Ten tertawa dengan rasa bersalahnya.

"Kamu lagi, kamu lagi. Hadehhh." Tiffany menggeleng-gelengkan kepala nya dan kini tatapan nya menuju Mark, "Kamu, Markeu-ssi. Kenapa bisa telat?"

"Hujan deres banget bu, saya gak bisa berangkat. Tapi tadi saya terjang aja daripada telat parah. Untungnya ketemu Ten Hyung di parkiran. Joesonghamnida." Mark reflek membungkukkan badan nya.

"Tidak kena hujan kan? Kayaknya saya masih simpen baju OB deh sebentar ya saya lihat du-"

"Gak usah bu! Baju saya gak basah kok, aman." selah Mark tiba-tiba.

APPROVAL | MARKHYUCK ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang