Hampir 25 menit mereka berpelukan, membuat Mark sedikit lebih tenang. Baru kali ini ia menangis di depan Haechan. Mark tidak malu karena ya ia sudah tidak bisa menahan beban-beban beratnya, dan ia percaya bahwa Haechan lah orang yang tepat untuk ia ceritakan keluh kesah nya. Haechan juga memberikan semangat nya berupa hiburan atau apapun itu yang Haechan bisa, demi Mark tersenyum lagi. Sebenarnya, dengan Mark melihat Haechan tersenyum saja sudah lebih dari cukup. Tapi Haechan juga berusaha semampu nya, supaya Mark bangkit kembali.
Soal Johnny meminta bantuan pada Mark, sudah berhasil. Haechan sudah mau makan bahkan dengan sangat lahap. Entah apa yang dibicarakan Mark sehingga Haechan mau makan lagi. Mereka saling menguatkan satu sama lain.
"Nginep sini ya kak? Ntar gue yang bilang ke abi lo. Lagian diluar juga hujan. KALI INI HUJAN BENERAN YA DERES. LIAT AJA TUH KALO GA PERCAYA." nyolot Haechan supaya ia tidak di ledek lagi, kaya waktu itu hahahaha.
"Nih." Mark memberikan handphone nya pada Haechan.
tuuut.. tuuut..
"Ih kak ga di angkat deh."
"Halo abang?"
"Oh annyeonghaseyo. Maaf om, ini Haechan."
"Annyeong Haechan-a. Mark kemana?"
"Kak Mark masih dirumah Haechan om, dia lagi di kamar mandi.."
"Ah gitu rupa nya.. Disini hujan deras, tolong bilang ke Mark supaya pulang hati-hati ya."
"Kak Mark nya nginep dirumah Haechan boleh ga om?"
"Apa tidak merepotkan Haechan-a?"
"SAMA SEKALI NGGA OM!" jawab haechan dengan semangat.
"Baiklah. Tolong titip Mark jangan sampai merepotkan Tuan Johnny ya."
~
Malam itu, kali pertama Mark Jung menginap dirumah mewah milik Johnny. Ia merasa sangat senang, bukan senang karena tidur di kamar mewah, tapi senang bisa tidur bersama Seo Haechan. Padahal sudah menunjukkan pukul satu malam, tapi mereka masih asik deeptalk.
"Haechan-a, hadap sini 123 gaya!" Mark terkekeh.
"Mana coba gue liat, ganteng ga gue nya?"
"Bentar post dulu."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ihhhhhhh Kak Mark apus ga?! Gue nya jelek banget njir kek orang dongo." Haechan memukul pelan lengan Mark.
"Mana jelek sih chan?"
"Ga mood deeptalk gue jadi nya."
Mark tidak menggubris Haechan, ia justru senyum-senyun sendiri.