1 - 1

194 136 91
                                    

Hari ini rencanaku untuk nonton drama Korea Dream High gagal karena harus menyalin ulang buku catatan Fisika yang tak sengaja dirusakkan oleh Tisha.

"Mamiii, Andra ada?" tanyaku seraya celingak-celinguk mencari Andra.

"Eh, Juni. Andra lagi di rumah Leo. Ada apa, Nak?" tanya Mami Rita sembari mengemasi barang-barang ke koper.

Aku terdiam sejenak mengamati penampilan Mami Rita yang rapi dan wangi dengan memakai syal di lehernya. "Mami mau ke mana?"

Belum sempat Mami Rita menjawab, Om Sulaiman datang menghampiri kami. "Mau ke Bali, Jun. Mau ikut?" jawab Om Sulaiman seraya menggenggam ponselnya erat.

"Loh, ada acara apa, Mi? Si kembar ikut juga?" tanyaku mengernyitkan dahi.

"Nggak, Jun. Si kembar biar di rumah aja. Mami sama Om mau ke Bali dulu selama dua hari untuk opening vila baru Om di sana. Mami titip si kembar, ya," ucap Mami Rita mengelus bahuku lembut--serta aroma parfum floral yang enak diendus dari jarak dekat.

Selama tinggal di Gardenia, baru kali ini aku melihat Mami Rita mengikuti suaminya ke luar kota. Biasanya hanya Om Sulaiman saja yang pergi ke luar kota dengan supir.

Om Sulaiman merupakan pengusaha sukses di bidang tour and travel. Usahanya memiliki banyak cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Kali ini beliau sedang mencoba membuka usaha properti vila. Kebetulan lokasinya cocok dan dekat dengan Pantai Jimbaran.

"Siap, Mi!" sahutku mantap.

"Juni mau dibawain apa?" tanya Mami Rita yang masih berkutik dengan koper bawaannya.

Senyum wajahku mengembang--seraya berpikir oleh-oleh apa yang menarik selain kaus Barong dan sandal Krisna Bali. Aku langsung teringat sesuatu, "Pie Susu aja, Mi."

Mami Rita manggut-manggut dan tersenyum. Bola mataku masih berputar seraya memikirkan apa lagi yang harus dibeli mumpung ada Mami yang mau ke Bali. "Mi, Juni mau gelang yang ada mutiara atau kerang gitu. Satu aja, ya," permohonanku lagi.

Tak lama terdengar suara langkah sandal memasuki rumah, tanpa menoleh pun aku bisa tahu siapa pemilik suara sandal itu. Suara langkah sandal itu berasal dari Indra. Aku bisa hafal karena ia kalau berjalan pasti sandalnya diseret. Sementara suara langkah sandal Andra pasti berbunyi tap..tap..tap..

"Mami mau berangkat sekarang?" tanya Indra sambil mengecek koper besar Mami dan Papinya.

"Bentar lagi. Papi masih mules katanya," ucap Mami yang sudah hafal dengan kelakuan suaminya yang selalu panik ketika ingin melakukan perjalanan jauh.

Indra kaget melihat keberadaanku di rumahnya, "Lah, lo ngapain, Jun?"

"Nyariin Andra," ucapku menoleh ke arah Andra yang baru memasuki ruang tamu.

"Ngapain?" seperti biasa, si pelit kata-kata.

"Minjem buku catatan Fisika."

"Bukannya tadi udah?" Andra bingung.

"Buku gue ketumpahan air minum Tisha," ucapku sambil menunjukkan buku catatan yang mengeriting.

Andra melihat isi buku catatanku. Benar, bukunya tampak lusuh, keriting, dan tak layak. Beberapa halaman buku ada yang sobek. "Kok bisa, sih?"

Aku tak mengindahkan pertanyaan itu, hanya mengangkat kedua bahu.

Mami Rita beranjak dari sofanya sementara Om Sulaiman sudah bersiap-siap memakai kaus kakinya. Mereka akan segera berangkat ke bandara. "Oke, Jun. Nanti Mami beliin, ya. Mami titip anak kembar kesayangan Mami ke kamu. Pastikan mereka makan yang teratur, ya, Jun," ucap Mami Rita seraya mengelus pundak kedua anak kembarnya.

Gardenia Familia [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang