New Neighbor

197 138 81
                                    

* Rumah Bu Vina Blok B nomor 3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

* Rumah Bu Vina Blok B nomor 3.

"Jun, ada tetangga baru, tuh. Lo udah kenalan belum?" tanya Jansen seraya menatap pria muda yang membawa box pindahan memasuki rumah Blok B nomor 3.

Aku menggelengkan kepala--menatap balik Jansen dan kawan-kawan, "Belum. Kalian semua udah?"

"Belum juga. Berarti cuma Leo dan Indra yang udah kenalan. Emang benar, In, anaknya sepantaran kita?" Tanya Jansen yang masih penasaran.

"Eh, gue belum kenalan, cuma nebak aja. Leo tuh yang udah kenalan," sanggah Indra yang masih fokus dengan bola basketnya.

"Wah, diam-diam lo buaya juga, Le!" Sahut Jansen kesal langkahnya didahului Leo.

"Buaya apaan? Nih, gara-gara temen lo yang lempar bola kejauhan--hampir mecahin kaca mobil pick-up," jelas Leo seraya menangkis ucapan Jansen.

"Hahaha, sori, overhead pass gue kayaknya ketinggian, ya? Untung aja ada Leo yang ngambil bolanya," Tawa Indra puas.

"Terus kenalannya di mana, Le?" Jansen tanya lagi.

"Nggak kenalan. Bola yang dilempar Indra hampir kena tetangga baru," ungkap Leo di hadapan kami.

***

Tok.. Tok.. Tok..

Terdengar suara ketukan pintu. Dengan cepat aku melangkah dan membuka pintu utama. Aku melihat seorang wanita tua asing--rambut bob hitam dengan pakaian kasual berdiri di depan rumahku dengan membawa sebuah kotak kecil berisi kue brownies.

"Permisi, saya tetangga baru yang nempatin rumahnya Pak Suhendra. Ibunya ada?" tanya wanita tua yang didampingi oleh kedua anaknya.

Dengan cepat kupersilakan wanita tua itu dan kedua anaknya untuk masuk ke rumah.

Tatapanku langsung terfokus pada anak perempuan yang sejak tadi berdiri di samping wanita tua itu.

Anak perempuan itu memiliki paras yang cantik, memiliki bola mata yang bulat, dan rambut yang kecokelatan--hingga membuatku terpana akan kecantikan yang dimilikinya. Namun, ada satu hal yang membuatku merasa risih. Sejak tadi, aku merasa anak perempuan ini terus menatapku dengan tatapan yang serius dan tajam. Bola matanya bergerak ke atas dan ke bawah--seperti menatapku dari atas kepala hingga ujung kaki.

Lalu, di samping kiri wanita tua itu ada anak kecil yang menggemaskan yang selalu dirangkul bahunya oleh wanita tua itu dengan penuh kelembutan. Kulitnya yang putih bersih dan badannya yang berisi membuatku gemas ingin sekali mencubit pipinya.

Indra pendengaran Ibu yang mudah peka terhadap suara, tiba-tiba saja langsung menuruni anak tangga dan berjalan ke ruang tamu. "Ooh, ada tamu, ya?"

Wanita tua itu berdiri dari sofa ruang tamu dan bersiap memberikan salam dan jabatan tangan untuk memperkenalkan diri. "Perkenalkan, Bu, nama saya Vina. Tetangga baru blok B3."

Gardenia Familia [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang