Chapter 16

809 30 0
                                    

Votement

•••
"Hikss daddy huaaa" Tangis Vano membuat mereka yang berada di ruangan itu mengusap air matanya dan melihat ke arah ruangan yang tak jauh dari sana.

"Vano kenapa" Thala yang melihat Vano digendong oleh anak seumurannya langsung mengambil Vano dari gendongannya.

"Ano au dinocaulus" Vano merengek meminta dino ke Thala.

"Iya nanti kita beli ya" Ucapnya lalu mengelus surai rambut Vano.

"Vano? daddy? Maksudnya bagaimana saya tidak faham kenapa Geon memanggil kamu daddy" Tanya ibu panti saat menyadari bahwa Vano memanggil Thala dengan sebutan daddy.

"Saya bertemu Geon saat saya sedang di taman dekat rumah, tiba-tiba ada anak kecil yang menyentuh tangan saya dan manggil 'daddy' lalu istri saya di panggil 'mommy'".

" Uhukk!! Uhukk!!" Kana tersentak saat mendengar kata 'istri saya' yang diucapkan Thala.

"Lalu kenapa kalian mengganti nama Geon dengan sebutan Vano" Thala yang melihat raut wajah ibu panti mulai sedikit emosi langsung menjawab cepat.

"Karena saya kasihan dengan dia, tidak mungkin saya panggil dia dengan sebutan 'dek' akhirnya saya kasih nama Athana Vano" Jawabnya.

"Saya juga ingin Geon menjadi anak saya boleh?" Tanyanya lagi.

"Kami sangat senang bertemu dengan kalian, tapi saya dan anak-anak masih belum bisa merelakan Geon pergi dari sini, bukannya kami tidak mau melihat Geon bahagia dengan keluarga barunya tapi dulu pernah Geon di angkat jadi anak oleh sepasang suami-istri, tapi setelah itu suaminya mengantarkan Geon kesini lagi, dia bilang Geon rewel dan nyusahin, saya takut itu terjadi lagi" Kana langsung menghampiri ibu panti itu dan memeluknya.

"Kami janji bu, akan merawat Geon dengan baik, dan kalau saya dan s-suami saya ada waktu luang pasti kami akan berkunjung kesini" Kana yang berusaha menenangkan ibu panti tersebut sambil melihat ke arah Thala.

"Ibu, kak Zen bilang dimana kunci motornya, Bintang mau pergi beli jajan heheh" Kata anak itu sambil memeluk ibu panti itu.

"Bintang"

"Iya kak, kakak kenapa menangis" Anak itu menghampiri Kana dan memeluknya.

"Kaka boleh peluk Bintang?" Bintang mengangguk dan memeluk Kana.

Seketika tangisan Kana pecah dan mereka yang ada disana bingung dengan sikap Kana.

"Bintang b-boleh panggil k-kakak dengan sebutan 'ana'"

"Panggil kaka ana" Lanjut nya lagi.

"Iya kak ana jangan nangis lagi" Bintang masih setia memeluk tubuh Kana yang gemetar akibat tangisannya yang makin lama makin kencang.

"Kak ana ngga boleh nangis nanti Bintang juga ikut nangis"

Terlintas suara adiknya yang sudah tiada di fikiran Kana. Kana yang mendengar suara itu lalu menutup kupingnya sambil terisak.

"Mom dad tolong gedong Vano dan tunggu Thala di mobil" Thala yang sudah memberikan Vano ke gendongan sang mommy langsung menghampiri Kana yang terisak.

"Sstt kenapa" Thala menarik tubuh gemetar Kana kedalam pelukannya.

"B-bintang kak hikss a-ada suara B-bintang"

"Dia bukan adik kamu, dia cuman mirip sama adik kamu" Thala yang masih memeluk tubuh bergetar Kana tak tega melihat Kana sambil terisak.

Hanya mereka berdua yang ada di ruangan tersebut diisi dengan suara isakan seorang Kana yang mengingat mendiang adiknya.

Thala yang sudah sedikit melonggarkan pelukannya itu langsung menatap Kana.

"Mau ketemu Bintang sama ayah?" Kana mengangguk dengan mata sembabnya.














Welcome back Yeorobun, gimana nih pendapat kalian sama keputusan Thala mau angkat Vano jadi anaknya

Mau tau lanjutannya sip votement

ATHALA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang