Chapter 27

668 25 0
                                    

Votement

•••
Sekitar 2 jam sudah mereka menunggu dengan cemas akhirnya terdengar pintu IGD terbuka

Ceklek!!

"Dok bagaimana keadaan anak-anaknya saya"

"Peluru dibagian punggungnya sudah bisa kami keluarkan"

"Peluru? Maksud dokter anak saya tertembak juga?"

"Iya bu, tapi--"

"Tapi apa dok gimana keadaan anak saya sekarang" Daddy Thala angkat bicara.

"Maaf tapi pasien tidak bisa diselamatkan".

"Dad Thala dad hikss" Mommy nya Thala sudah menangis mendengar perkataan sangat dokter.

"Dok--"

Ucapan daddy nya Thala terpotong saat pintu IGD terbuka "Dokter detak jantung pasien kembali"

"Saya permisi pak bu"

Sungguh ada sedikit rasa lega tapi kekhawatiran mereka masih nampak dari raut wajah mereka.

•••
Jam menunjukkan pukul 3.00 pagi, saat ini Thala sudah dipindahkan ke ruang inap, sedari tadi mommy dan daddy nya Thala serta Vano sudah pulang, karena ya sebenarnya pagi ini Vano sudah boleh pulang.

Jam 07.00 pagi Thala sadar dan mengerjapkan matanya, rasanya sangat perih dan sakit di bagian punggungnya, tapi rasa sakit itu seakan menghilang saat melihat wajah polos Kana yang tertidur dengan melipat tangannya, dia tidur sambil duduk ternyata.

Ceklek!!

Deandra masuk dengan berhati-hati dan menghela nafas lega saat melihat Thala "Akhirnya lo udah sadar"

"Sama siapa bang kesini"

"Thala!! Lo udah sadar!!" Giliran Nidan yang masuk dengan suara yang keras.

"Stt berisik!!!" Thala melihat Nidan dengan tatapan tajamnya lalu beralih ke Kana dan tampaknya dia tidak terusik. Tapi saat sentuhan tangan Thala di rambutnya Kana membuat dia mengerjapkan matanya dan melihat ke ranjang Thala.

"K-kak Thala udah sadar" Thala mengangguk.

"Hikss kakak jangan balapan, kemarin temen kakak udah Kana tampar dan dia udah ngga bakal ngajak kakak balap lagi, Kana mohon jangan buat kita semua khawatir lagi kayak kemarin Kana ngga mau" Thala tersenyum mendengar semua perkataan Kana sungguh sepertinya ia sudah sembuh saat ini, tapi senyuman Thala memudar saat ada suara Geo yang masuk ke ruangannya.

"Wahh enak banget baru bangun udah di kasih pelukan aja"

Kana yang masih memeluk Thala matanya membola, sejak kapan teman-teman nya Thala ada disini dia buru-buru merenggangkan pelukannya dan melihat ke arah suara tadi.

Ternyata benar sudah ada banyak temannya Thala, sungguh dia malu saat ini.

"Sorry gw ngga bakal ngajak Thala balap lagi kok, kalau mau tampar gw sekali lagi juga boleh" Deandra memejamkan matanya

"N-ngga kak maaf semalam Kana terlalu panik dan kebawa emosi" Kana menunduk.

"Suttt udah sono jangan pada ngeliatin istri gw dia malu"

"Istri lo cantik" Ucapan Nidan membuat Thala menatap tajam kearahnya.

"Apa lo bilang!!! Gw congkel sini mata lo"

"Sini kalau berani wleee" Nidan meledek Thala dan Thala sudah ingin bangun tapi ditahan oleh Deandra.

"Sini gw yang ngewakilin Thala nge congkel mata lo" Deandra berjalan ke arah Nidan membuat nyali Nidan tiba-tiba menciut.

"Ngga bang. Aaaa!!! Makk!! Tolong!!!!" Suara Nidan terdengar di luar dia kabur terbirit-birit.

"Kak Kana mau ke kantin dulu, kakak mau apa"

"Apa aja"

"Semalam lawan kita siapa bang" Tanya Thala saat Kana keluar dari ruangannya.

"Gw juga kurang tau, tapi gw sempet liat muka Bian ck!! Nyebut namanya aja gw jijik sebenarnya"

"Tapi kayaknya sebelum gw bener-bener pingsan yang lawan kita itu nyamperin gw dan gw denger dia ngomong " Adik gw" ".

" Lo tenang aja gw sama yang lain bakal nyari tau"














Apa kabar semuanya jangan lupa vote coment

ATHALA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang