•••
Hari semakin siang, tapi Kana enggan untuk meninggalkan pemakaman, dia masih mengelus nisan ibunya, berbicara layaknya ibunya masih ada, kalau kalian tanya apa Kana sadar? Iya dia sadar hanya saja dia ingin bercerita lagi sebelum benar-benar meninggalkan tempat peristirahatan ibunya.Thala yang duduk di samping Kana hanya bisa mendengar ucapan yang terlontar dari mulut istrinya itu
"Ibu ngga kepengen nunggu anak Kana lahir?"
"Ibu kenapa ngga tanya kapan ibu punya cucu?"
"Ibu ngga kepengen gendong cucu pertama ibu?"
"Padahal kan impian ibu pengen gendong cucu pertama ibu, iya kan?"
"Kana masih inget, ibu juga pernah janji bakal jagain anak Kana sama kak Thala nanti kalau udah besar, pengen lihat cucu ibu nanti masuk sekolah, Jalan-jalan, main bareng, tapi kenapa ibu pergi duluan"
Suara isakan keluar lagi dari mulut Kana Thala buru-buru membawa Kana dan memeluknya.
"Sini dengerin aku" Thala menangkup pipi merah Kana
"Kamu masih ingat pas trauma kamu lagi kambuh aku bilang apa" Kana hanya mengangguk
"Kamu sayang kan sama mereka" Kana lagi-lagi mengangguk.
"Kita do'ain mereka, mereka juga pasti sedih kalau ngeliat anaknya dan kakaknya yang cantik ini nangis"
"Kak Kana kalau nyusul ayah, ibu sama adek boleh ngga"
"Sttt dengerin aku, kamu ngga kasian sama mereka ngeliat kamu kayak gini dan pasti juga mereka sedih, nah makanya kita do'ain mereka ok?, sekarang kita angkat kedua tangan kita kita berdo'a" Mereka mengangkat kedua tangan mereka dan setelah itu mereka meninggalkan pemakaman.
Karena rumah Thala masih di interogasi jadi hari ini dia pulang ke rumah sang oma yang tak jauh dari rumahnya.
Kana tertidur saat diperjalanan dia kelelahan bahkan dia hanya makan tadi pagi saja saat mommy nya membawakan sarapan, sesampainya di sana Thala langsung merebahkan Kana di kasur kamarnya.
Tadi sebelum jenazah ibunya Kana diantarkan ke pemakaman dokter bilang katanya hasil autopsi akan selesai besok, jadi besok Kana dan Thala pergi ke rumah sakit kemarin untuk mengambil hasil autopsi
Pagi ini rumah oma cukup hening tak banyak suara yang mereka keluarkan mengingat semuanya dan Kana juga sedang berduka Vano dititipkan ke Gio mereka bisa dibilang saudara jauh.
"Mau sarapan pakai apa, aku ambilin" Kana menggeleng ini sudah kesekian kalinya Kana menggeleng karena tidak mau sarapan
"Nanti perut kamu sakit, makan ya, atau ngga mau makan diluar" Thala yang selesai menyisir rambut basah istri nya karena sehabis mandi membawa tubuh Kana menghadapnya.
"Mau roti" Lirih Kana
"Roti sama susu ya aku bikinin" Akhirnya Kana mengangguk dia membawa Kana ke meja makan.
Setelah Kana selesai sarapan merea berdua pergi ke rumah sakit kemarin untuk mengambil hasil autopsi.
"Bagaimana hasilnya"
"Hasilnya menyatakan bahwa sebelum lehernya di gores itu dia mendapat tamparan di pipi nya, lalu beberapa kali dibenturkan kepalanya di ujung tembok lalu baru di gores bagian lehernya" Jelas dokter tersebut.
"Tapi kami menemukan sidik jari dan itu akan membantu supaya pelaku cepat tertangkap"
"Baik kalau begitu saya permisi" Thala keluar bersama Kana di samping nya
Hai semuanya huhuhu ngga sabar udah mau puasa aja
Sorry ya lama up
Votement
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA (END)
FanfictionAthala dijodohin oleh sang oma? Yang benar aja "Oma mau kalian menikah" "Kamu nikah sama Kana ya" "Kalian mau ya nikah, sebelum oma ngga ada di samping kalian lagi" Kalimat itu yang terus sang oma lontarkan saat Athala Dion sang cucu yang mejengukn...