Di antara Surga dan Neraka (2)

3K 164 5
                                    

.

.

.

Tante Reina sudah benar-benar merasa lebih baik karena ia merasa Anaya tidak perlu terlalu dikhawatirkannya. Senyum Tante Reina terus merekah dan membuat Om Aldi ikut senang. Ketiganya asyik bermain catur, bahkan Om Aldi sudah menang berkali-kali dari Anaya ataupun Tante Reina. Di tengah aktivitas menyenangkan mereka, Om Aldi tiba-tiba teringat sesuatu.

"Eh Nay, masih ingat Indra?" tanya Om Aldi sambil masih fokus untuk memindah pion caturnya.

Anaya menatap heran pada Om Aldi.

"Tentu Om.. Kenapa?" tanya Anaya.

"Om dapat kabar dari papanya.. Katanya Ia hendak menjodohkan Indra dengan anak koleganya.." tutur Om Aldi yang ingin melihat reaksi Anaya.

Anaya berhasil mengambil langkah tepat untuk memakan satu pion milik Om Aldi.

"Oh ya..? Bagus deh.." ujar Anaya yang sebenarnya juga cukup kaget atas penuturan Om Aldi. Anaya mencoba untuk menyembunyikan keterkejutannya.

"Dia juga sedang ada di Indonesia Nay... Katanya hari ini dia baru sampai.. Tapi gak ke Jogja sini, dia langsung ke Surabaya.. sekalian papa mamanya ke sana sambil bawa perempuan yang akan dijodohkan dengan Indra" ucap Om Aldi panjang lebar.

"Iya semoga cocok deh Om .." kata Anaya yang sambil melihat Tante Reina yang membawa beberapa buah-buahan yang sudah terkupas rapi.

"Kamu gak cemburu gitu Nay? Atau bermasalah dengan itu?" Tanya Tante Reina yang sepertinya juga mengetahui arah obrolan dirinya dan Om Aldi.

"Ya kenapa harus cemburu atau bermasalah? Tante harus selalu ingat dong... Anaya kan sudah menikah, apalagi lagi hamil begini..." Kata Anaya.

"Iya lho, kamu itu juga jangan aneh-aneh.. Apa ya bagus berkata demikian saat Anaya sedang berkeluarga dan hamil... Urusan jodoh biar Allah yang atur... Bagaimana kita dukung Anaya saja... Apapun yang buat dia senang" ujar Om Aldi yang mengingatkan Tante Reina untuk tidak berpikir sembarangan.

"Iya kalau suami Anaya itu 'orang bener', tentu aku harus ngatur omongan dan gak bicara sembarangan sayang... Dipikirkan saja aku udah geregetan sama Fakhri .." kata Tante Reina yang membuat Om Aldi dan Anaya cengengesan karena melihat ekspresi lucu Tante Reina.

"Jangan ketawa ya Nay..! Tante juga gak habis pikir sama kamu...! Harusnya kamu tinggalin dia dong" ujar Tante Reina gemas.

"Kan sudah kita bahas panjang lebar Tante..." Kata Anaya.

"Tetap saja berat bagi Tante sebenarnya.." ucap Tante Reina lirih.

"Ya inilah sebenarnya yang dimaksud dengan kesempatan Tante... om.. Setidaknya akan adil untuk kami semua... Dengan catatan Anaya juga masih menyayangi Mas Fakhri... Waktu-waktu kamu bersama tidak bisa diabaikan atau pun dibuang begitu saja kan Om .. Tante..." Ujar Anaya.

"Yahh .. Om juga cukup tahu apa saja yang sudah kamu lakukan untuk dia .. hak kamu jika kamu memiliki pemikiran demikian... Om maklum atas apa yang kamu pertahankan" Kata Om Aldi.

"Ya bagaimana tidak.. kamu lebih memilih untuk hidup mandiri dibanding menerima uang dari kami .. itu agar kamu dengan bebas beri uang kamu ke Fakhri untuk modal beberapa usaha yang entah bagaimana harus berhenti di tengah jalan... untung bisnisnya sekarang benar-benar membaik... Belum lagi kamu kasih uang yang gak sedikit ke keluarga Fakhri juga... Kamu juga menolak tawaran beasiswa untuk lanjut kuliah di luar negeri untuk menemani Fakhri.... Kemudian? Kamu dikhianati dan dibohongi begitu... Jujur ya Nay, Tante dan Om benar-benar marah saat itu dan siap membawa kamu pergi dari orang itu .." gerutu Tante Reina.

Kesempatan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang