Alhamdulillah, terakhir lihat, yang baca sudah nyaris mendekati 60 kali dibaca meski pun yang vote cuma ada 8 bintang sih. Tapi terima kasih ya mas-mbak...
Happy reading..
_______________
Langkah Anaya semakin mendekati tempat parkir ketika sebuah suara berat mencoba menghentikan derap langkah Anaya. "Anaya, tunggu sebentar" Anaya tentu refleks berhenti dan menoleh pada sumber suara. Kejutan, bosnya yang mengejar.
"Anaya tunggu, ini untukmu" kata bosnya sambil menyerahkan kotak kecil berwarna marun padanya. Ta-da..!, sepertinya cincin.
"Maaf pak Indra, maksudnya apa ya?" Tanya Anaya menyelidik. "Terima saja" kata Indra hendak pergi.
"Eh tunggu pak. Ini cincin lho pak, alasannya Anda beri cincin ini apa?"
"Tidak ada alasan" singkat Indra.
"Maaf saya tidak mau menerima kalau memang tidak ada alasannya. Jika Anda berpikir bahwa tidak ada alasan bagi Anda untuk memberikan pada saya, berarti juga tidak ada alasan bagi saya untuk menerima pemberian Anda pak" kata Anaya menolak sambil menyerahkan kotak marun itu.
"Saya sudah meniatkan itu untuk kamu, kalau saya simpan terus bagaimana saya bisa move on dari kamu? Bantulah saya untuk melepas kamu Anaya, ini adalah salah satu cara saya, dibanding saya terus teringat istri orang?" Jelas Indra.
Anaya menatap pria di depannya, menimbang ia harus bagaimana, apakah menyimpan barang seperti ini dari orang lain sudah terhitung usaha perselingkuhan....
"Nay... ya? Simpan saja atau terserah kamu mau apakan benda itu. Terima kasih Nay" kata Indra memaksa.
"Baiklah pak, terima kasih.. terima kasih juga untuk kemurahan hati bapak memperbolehkan saya mengambil cuti selama itu" kata Anaya.
"Never mind, lagipula kamu tidak cuti seluruhnya.. baiklah, kamu silakan pulang, hati-hati, salam pada suamimu" tutup Indra sambil meninggalkan Anaya.
Anaya hanya menatap sosok Indra yang mulai menghilang dan melanjutkan langkahnya menuju tempat parkir mobilnya. Pernyataan cinta Indra pada Anaya bukan hal baru bagi Anaya, karena sudah sejak lama ia sudah mengetahui itu, sayang semesta tak berpihak pada Indra hingga menyebabkan Anaya tidak memilihnya. Anaya tersenyum detik itu juga ketika telah berada di dalam mobil dan membuka kotak kecil marun beisi cincin dengan beberapa butir berlian yang diberikan oleh Indra, "iya, aku memilih sesuatu yang mungkin salah" kata Anaya.
Bukan Anaya jika tidak menerima segala konsekuensi atas risiko yang ia pilih, maka detik itu juga Anaya sadar harus mempertahankan apa yang ia telah pilih dan miliki, termasuk Fakhri. "Hhh" Anaya lagi-lagi mendesah lelah. Perasaannya bimbang antara harus memberi Fakhri kesempatan atau tidak atas kecurangan laki-laki yang berstatus sebagai suaminya itu. Di sisi lain dia menyimpan ego untuk memiliki tapi di sisi lain ia tak terima atas kecurangan Fakhri padanya. Dia harus bagaimana?
'AH SUDAHLAH, IKUTI CERITA-NYA SAJA, TOH AIB SUAMIKU AIBKU JUGA' BATIN ANAYA.
Kotak itu tertutup, jilbabnya ia rapikan kembali dan ia mulai menyalakan mesin mobilnya. Menuju rumah.
==================================
Jam masih menunjukkan cukup pagi, menjelang siang, setengah sepuluh pagi. Fakhri masih wara -wiri menyiapkan perlengkapan dan kebutuhannya serta Anaya supaya Anaya tidak terlalu capek ketika harus mengemasi setelah ia pulang dari kerja.
"Assalamualaikum" Fakhri segera keluar kamar untuk kemudian membuka pintu.
"Waalaikumsalam, lho kok sudah pulang?" Tanya Fakhri sambil membiarkan tangannya dikecup Anaya, lalu bergantian kening Anaya yang ia kecup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesempatan?
RomansaSeorang laki-laki yang berusaha memperbaiki kesalahannya kepada perempuan yang pernah ia curangi