Meeting sudah berlangsung, Indra terlihat cukup puas dan mengapresiasi anak buahnya dalam kesepakatan kerja sama yang telah disepakati antar perusahaan. Kelimanya sedang menuju ke restoran terdekat dari tempat mereka meeting. Setelah sampai mereka dengan santai memasuki restoran.
"Pak, saya sama Ardi ke ATM dulu ya" kata Yudha.
"Dimana? Memangnya ada di sekitar sini?" tanya Indra santai.
"Ada kok kayaknya pak, di sebelah tuh" Kata Ardi.
"OK... Hati-hati,," kata Indra.
==================
Indra masih berkutat dengan menu sambil menunggu yang lain saat Anaya yang baru dari toilet mendekat.
"Selly mana?" tanya Indra basa-basi sambil menatap Anaya.
"Gak enak badan?" tanya Indra lagi pada Anaya, seperti mengkhawtirkan keadaan Anaya.
"Ke toilet sih pak.. ya biasa.. seperti wanita hamil pada umumnya pak" kata Anaya.
Entah mengapa saat Anaya mengatakan ia sedang hamil, meksipun tidak langsung, rasanya ada sedikit rasa sakit di dalam hatinya. Sesak.
"Oh ya pak" kata Anaya.
"Saya serius untuk berhenti bekerja. Kontrak saya akan segera berakhir dan saya berencana tidak memperpanjangnya" jelas Anaya.
"Kamu yakin? Aku pikir kamu tidak akan lagi memikirkan rencanamu itu" selidik Indra.
"Saya akan fokus untuk menjaga kandungan dan merintis usaha sendiri pak" kata Anaya.
"Perceraianmu?" tanya Indra sambil sedikit berharap.
"Saya rasa bukan urusan Bapak" tatap Anaya sambil tersenyum.
Indra tidak kaget dengan perkataan Anaya semacam itu sebab dia tahu bagaimana sikap Anaya yang memang tidak suka diusik.
"Oh, OK, sorry, jika mungkin aku sedikit lebih bersemangat dari biasanya" kata Indra sedikit lebih memberi ruang.
"Saya hanya akan coba fokus soal kandungan saya dulu pak, saya rasa itu lebih baik" kata Anaya.
"Ya.. OK. Terserah kamu, yang pasti selesaikan proyek ini sebelum kamu berencana untuk berhenti. Jika proyek ini belum benar-benar matang, sedangkan kontrak kamu tidak kamu perpanjang, saya dengan segala hak akan menuntut kamu jika kamu masih ngotot untuk keluar dari perusahaan, bagaimana?" kata Indra.
"Kenapa harus begitu pak? Itu hak saya lho" Anaya tidak terima seakan keinginannya hendak dihentikan oleh Indra.
"Profesionalitas?" Indra tersenyum.
"So, fokus saja" imbuh Indra.
"Okay" jawab Anaya.
"Good" kata Indra.
Anaya diam, kemudian meraih HP-nya sambil mengirim chat kepada Fakhri bahwa dia sedang di restoran bersama rekan lainnya dan akan segera pulang. Indra melihat wajah Anaya dengan sayu, dalam hatinya dia banyak memohon maaf pada Anaya karena bersikap keras terhadap Anaya. Anaya yang tegar inilah yang Indra kagumi, meskipun dalam tekanan apapun dia selalu ingin berusaha maksimal. Indra melihat HP-nya, ada e-mail masuk dari Roy. "That's yours" kata pesan itu. Ada file yang dikirim oleh Roy. Jika ada yang menebak itu informasi tentang Fakhri, maka ya, benar. Namun Indra tak langsung membukanya, hanya membalas, "Good. Sisanya gue kirim nanti" balas Indra.
"Thanks."
"Masih menginginkan wanita itu?" balas Roy lagi.
"No need to know" balas Indra lagi dan dibalas dengan omelan oleh sahabat kecilnya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kesempatan?
RomanceSeorang laki-laki yang berusaha memperbaiki kesalahannya kepada perempuan yang pernah ia curangi