Kebahagiaan

13.9K 905 22
                                    

Mohon maaf, handphone saya mulai dari kemarin bermasalah nih, jadi malah baru sempat untuk update sekarang, apalagi saya lebih suka update lewat HP...

Okay, happy reading, silakan berkomentar atau kasih bintang jika berkenan, atau mau lebih kenal dengan saya juga tidak apa-apa, apalagi kalau jomblo, hehe...

HAPPY READING!!!!!
######======== = =========


"Assalamualaikum... mas" suara dari luar rumah.

Fakhri refleks mencari sumber suara itu.

Perempuan yang Fakhri nikahi pertama kali. Ziyah Ainur Shafa.

Perempuan berjilbab lebar warna marun itu mendekat, mencium tangan Fakhri.

"Maaf mas ya, aku baru bisa pulang... assalammualaikum Ara...." lanjutnya mendekat pada sosok kecil di gendongan bu dhe Ria, kemudian lanjut mencium tangan sosok tua itu.

"Sini sama bunda" kata Ziyah sambil meraih sosok mungil itu.

'Keluarga bahagia hmm...' batin Anaya sambil mengintip kebahagian keluarga kecil itu.

Anaya melihat senyum Fakhri masih tersungging apik di sana sambil sesekali mengusap pipi kecil anaknya yang mengundang gelak tawa tiga orang dewasa di sana.

Senyum Anaya memudar, ia tersadar tak seharusnya ia memaksakan kehadiran Fakhri di sampingnya, tapi egonya memanggil akal sehatnya kembali, tak seharusnya Anaya berlaku lemah untuk apa yang ia pertahankan selama ini, termasuk perihal Fakhri.

Anaya kembali merapikan pakaiannya ke dalam lemari kecil itu. Memastikan kasurnya cukup rapi untuk ditempati serta menaruh koper besarnya di pojok kamar. Tanpa suara, tak ingin mengganggu reuni keluarga kecil Fakhri yang lain.

=====================

"Mbak Anaya" sapa sebuah suara lembut.

Anaya menoleh.

"iya?" Jawab Anaya.

"Saya Ziyah mbak, makasih banyak mbak sudah bantu biaya rumah sakit Ara" kata Ziyah sambil menyalami Anaya.

"Never mind" singkat Anaya.

"Ada yang bisa saya bantu mbak?" Tanya Ziyah basa-basi.

"Sudah selesai kok" kata Anaya lagi.

"Makan bareng ayo mbak" ajak Ziyah.

"oh tentu" jawab Anaya.

==================================

Sungguh tidak seperti biasa. Anaya duduk di samping Fakhri memang, tapi ada perempuan lain yang sedang duduk di sisi samping Fakhri yang lain, sedangkan sosok kecil Ara tertidur di kamar Fakhri dan Ziyah.

"Dinikmati ya Anaya, cuma ini..." kata bu dhe ramah.

"Sayur beningnya habisin mbak, soalnya mas Fakhri kan gak doyan.... masaknya khusus buat mbak" tutur Ziyah.

Ta-da. Fakhri memang dulu tidak suka sayur bening, tapi saat mulai menjadi suami dari Anaya, Anaya memaksa Fakhri untuk memakan masakan sayur bening yang ia masak hingga kemudian makanan itu menjadi salah satu makanan yang ia senangi kini.

"Mas Fakhri juga doyan kok" kata Anaya sambil menaruh sayur bening secukupnya di piring Fakhri.

"Lho? Benar mas?" Seakan Ziyah tak percaya lalu juga menaruh dua buah krupuk di piring Fakhri.

Anaya lebih memilih tidak menjawab dan menyuap sesendok makanannya.

"Mas?" Panggil Ziyah pada Fakhri seakan menuntut jawaban.

Kesempatan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang