Surat 18

86 17 0
                                    

Marlian menemukan Sagita duduk di ayunan halaman belakang. Wanita itu sedang memangku laptop. Setiap melihat Sagita, Marlian seperti merasakan hawa keberadaan Winata. Meski wajah lebih mirip sang ibu, untuk ukuran kepribadian dan watak, Sagita sangat mirip dengan sang ayah.

"Kamu enggak hangout, Git? Sabtu malam, loh." Marlian menghampiri wanita itu lantas memilih bersender di sisi ayunan.

"Banyak kerjaan yang harus Sagita selesaikan minggu ini, Mi." Sagita menoleh singkat kepada Marlian untuk memberi senyum tipis lalu kembali menekuri monitor.

"Sesekali, kamu perlu me-refresh diri dengan menyempatkan hangout bareng teman. Mami perhatikan, bahkan beberapa bulan terakhir, kamu lebih sering di rumah."

Sagita tersenyum samar. Semenjak Andam pergi, dirinya tak punya kawan yang asyik untuk hangout.

"Mbak Andam enggak ada. Sagita enggak punya kawan yang asyik untuk hangout, Mi."

Marlian sangat tahu seberapa dekat putri kandungnya dengan putri kandung sahabatnya. Meski tak terikat pertalian darah, kedua wanita ini bak kakak dan adik kandung yang bisa jalan berdua ke mana pun. Andam yang memang tak memiliki sejumput kebencian terhadap Sagita membuat putri semata wayang Winata merasa nyaman dengan keberadaan Andam di sana.

Perempuan paruh baya itu beranjak untuk ikut duduk di ayunan, di samping Sagita. "Dengan Mahespati?"

"Hah?" Seketika Sagita terperangah dan menoleh ke Marlian. Apa yang sedang dibicarakan maminya itu?

Marlian menahan senyum. "Kamu enggak sadar?"

"Mami bicara apa?"

Ya, ampun. Sagita memang sukses untuk urusan bisnis, tetapi tidak dengan hati. Sagita dan Andam, keduanya sama-sama abai dengan urusan romansa.

"Yang Mami perhatikan, sepertinya Mahespati punya rasa lebih ke kamu."

Sagita mengernyit sekarang. "Kenapa Mami tiba-tiba bahas hal beginian, sih?"

Marlian mengusap lembut bahu Sagita. "Usiamu sudah pas untuk memikirkan urusan romansa. Sesekali, lihatlah lebih dalam seseorang yang ingin melihatmu."

Kerutan di dahi Sagita makin dalam.

"Sudah malam. Jangan kelamaan di luar. Anginnya lagi enggak bagus." Sekali lagi, Marlian mengusap pelan bahu Sagita lalu beranjak.

Meninggalkan wanita itu dalam kebingungan.

"Apa, sih, yang Mami bicarakan?"

***

Anda
Hari Minggu nanti pada sibuk?

Andam mengirim chat di grup WA yang Kanala buat.

Kanala Arum
Enggak. Aku kosong jadwal.

Yodha Listrik
Enggak juga. Nganggur.

Gema Listrik
Dari pagi sampai sebelum kedai buka free.

Anda
Kalau gitu, pada mau bantuin enggak?

Kanala Arum
Bantu apa?

Yodha Listrik
Jangan yang aneh-aneh! 😒

Gema Listrik
🤔🤔

Anda
Pokoknya, dateng aja.
Nanti juga tau.

Kanala Arum
Bau-baunya sesuatu yang seru, nih🤣

Leaf LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang